20 🐰

12 1 0
                                    

- JUNARA -

Happy Reading

🐰🐰🐰

“Kak” Nara mengalihkan tatapannya kearah Aji yang tengah berjalan menghampirinya di ranjang.

“Paan?” respon Nara kembali asik dengan novel di tangannya.

“Lo tau Clara?”

“Clara? Anak kelas sepuluh?” Aji mengangguk sebagai jawaban.

“Cuma tau nama sih, karna banyak anak kelas yang bahas dia gara gara cantik” kembali Aji mangut mangut. Nara menatap Aji. Curiga.

“Tumben nanyain cewek” Aji menatap Nara cepat.

"Hah? Ga kok, cuma nanya doang” senyuman menggoda terbit di bibir gadis itu.

“Lo naksir ya?”

“Apaan sih kagak”

“Alah bacot. MAH AJI UDAH GEDE, MAIN CIN_ pfftttt” Aji menyumpal mulut Nara dengan tangannya. Setelah itu membenamkan Kakak nya itu ke ketiaknya. Terlihat Nara meraup raup meminta di lepaskan.

“Ketek lo bau acem anjing!” umpat Nara ketika terbebas dari kekepan Aji.

“Enak aja ngatain bau acem. Pake parfum ya gue”

“Yaiyalah, ntar kalo bau acem kan Dedek Clara kagak mau deket deket ama lo lagi” goda Nara.

“Apaan sih lo”

“Ipiin sih li. Dari kapan naksir Clara?” Nara menyandarkan punggung nya di kepala ranjang.

“Siapa yang naksir coba!” Nara mencibir ketika melihat Aji masih mengelak.

“Perdana nanya cewek lo ke gue, siapapun pasti bakalan tau lah kalo lo lagi naksir seseorang” Aji meringis sambil menggaruk kepala belakangnya.

“Kentara banget?”

“Ya mana gue tau, gue aja baru tau sekarang gara gara lo nanya, gimana sih lo!” kesal Nara.

“Tapi Kak, dia lagi deket sama cowok lain”

“HAHAHAHANJIRRR NASIB LO JI” Nara tertawa ngakak setelah mendengar perkataan Aji.

“Jahat lo ah”

Brakk

“AKH AJI ANJING GA PUNYA OTAK”

“HEH PADA TIDUR UDAH MALAM”

“IYA MAH” sahut Aji, setelah itu ia membantu Nara berdiri sambil tertawa pelan. Gadis itu terjatuh dari ranjang ketika Aji mendorongnya kuat. Nara meringis ketika merasakan nyeri di sendi sendi nya.

“Sakit anjir, lo mah bercandanya kasar” wajah Nara berubah menjadi ditekuk.

“Ya maap. Lagian lo sih”

“Malah nyalahin orang!” Nara menggeplak kepala Aji membuat laki laki itu sedikit meringis.

“Trus lo mau gimana?” tanya Nara, kembali menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Menatap Aji sambil bersedekap dada.

“Ga tau”

“Emang mereka pacaran?” Aji menggeleng sebagai jawaban.

“Lah kalo ga pacaran ya gas ae”

“Gapapa?”

“Ya gapapa lah, selagi dia ga punya pacar” Aji terdiam.

“Gini” Nara menegakkan badannya, menatap sang Adik yang diam mendengarkan.

JunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang