26 🐰

11 2 0
                                    

- JUNARA -

Happy Reading

🐰🐰🐰

"Ga!"

"Nar, Mama mohon, itu satu satunya pengobatan untuk kanker kamu"

"Ga Mah, itu bukan pengobatan, itu cuma menunda kematian Nara, dan itu bikin Nara ngerasain sakit lebih lama lagi. Nara udah ga kuat Mah"

"Kamu ngomong apa sih?! Kamu bisa sembuh" gelengan menjadi jawaban Nara.

"Kesembuhan Nara sebuah kemustahilan Mah"

"NARA!"

"UNTUK SEMBUH HANYA MIMPI YANG GA BAKAL BISA TERWUJUD!" Linda diam membisu mendengar perkataan Nara.

"Mah, penyakit Nara bukan penyakit biasa. Satu dari seribu orang yang bisa sembuh dari sakit ini, dan Nara bukan termasuk dari satu orang itu Mah"

"Gimana kamu bisa sembuh sementara kamu udah nyerah duluan!"

"NARA CAPEK! NARA CAPEK NANGGUNG SEMUANYA MAH! NARA CAPEK SAKIT FISIK DAN HATI!"

"Nar..."

"Nara capek Mah, Nara capek hidup" Nara berlalu keluar rumah, meninggalkan Linda yang menangis terisak. Nara butuh angin untuk menjernihkan pikirannya. Semua masalah datang berturut turut membuat kepalanya ingin pecah saat ini juga.

"AARRGHHHH KENAPA HARUS GUE TUHAN, KENAPA?!" saat ini Nara berada di taman komplek. Terduduk sambil menangis terisak.

"Nara ga sekuat itu untuk menanggung semuanya..."

"Nara lemah tuhan... Nara bukan orang yang kuat..."

"Nara capek dengan semua permasalahan yang datang silih berganti..."

"Bisa jemput Nara lebih cepat?"

"Nar?" Nara mengalihkan tatapannya kearah orang yang memanggil nya tadi.

"Rayyan?"

°°°

"Jadi... lo sakit Nar?" anggukan menjadi jawaban dari pertanyaan Rayyan. Dadanya bergemuruh ketika mengetahui bahwa sahabatnya kini tengah mengidap penyakit mematikan.

"Udah stadium berapa?"

"Empat" sedetik kemudian, pelukan hangat di dapat oleh Nara. Kembali air matanya tumpah ketika merasakan pelukan erat Rayyan.

"Kenapa ga cerita?"

"Gue ga mau jadi beban pikiran orang orang"

"Gue sahabat lo Nar, gue berhak tau tentang masalah besar ini" Rayyan melepaskan pelukannya.

"Trus sekarang mereka salah paham tentang lo sama pacar Juna?" kembali Nara mengangguk.

"Gue udah jelasin ke mereka, tapi ya gitu, mereka ga ada yang percaya. Bahkan sahabat yang paling gue percaya, ga menaruh kepercayaan sedikitpun ke gue" Nara tertawa hambar.

"Gue bakalan bicara sama Maureen"

"Ga perlu, biarin mereka dengan kepercayaan mereka sekarang"

"Lo harus cari bukti buat nunjukin kebenaran itu Nar"

"Apa? Bukti apa yang mau gue kasih untuk pembelaan Ray? Bahkan saksi mata aja ga ada disana"

"Gue bakalan bantu"

"Ga usah, gue ga mau bikin beban lo bertambah"

"Nar" 

"Ga perlu Ray, biar kebenaran datang dengan sendirinya"

JunaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang