13: ORANG TUA STEVEN

782 114 21
                                    

"Zellyn?" Steven terus memanggil Gui di sepanjang perjalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Zellyn?" Steven terus memanggil Gui di sepanjang perjalanan. Hari ini, mereka berdua akan pergi untuk menemui bunda Steven.

"Sayang? Ayo dong ngomong jangan diem aja..." benar sekali. Setelah insiden Steven yang mengatakan jika Elga itu cantik, sampai saat ini pun, Gui enggan untuk berbicara kepadanya. Biasanya wanita itu akan selalu menceritakan hal konyol dan membuat suasana menjadi cair, tapi kali ini, jangan kan untuk berbicara, menjawab panggilan Steven saja ia enggan untuk menoleh.

Steven menghembuskan napas berat sebelum kembali memanggil sang kekasih. "Gui? Sayang? Jawab dong kalau aku manggil."

"Hmm?" Yap. Berhasil, Gui sudah menjawab panggilannya meski hanya dengan berdehem saja, tak masalah asalkan ia sudah mau mengeluarkan suaranya.

"Kamu mau beli sesuatu dulu buat di bawa ke rumah bunda?" Tanya Steven.

"Enggak."

"Mau ke gramed dulu?"

"Enggak."

Oh ayolah, Steven harus lebih sabar menghadapi Gui untuk saat ini. Sepertinya tebakannya benar jika kekasihnya ini sedang di masa priode.

Gui menoleh ke arah Steven saat mobil lelaki itu berhenti di depan salah satu toko kue. "Aku gak mau beli kue, ngapain kita berhenti di sini?" Tanya Gui tiba-tiba.

"Ha?" Steven melongo heran tatkala Gui melontarkan pertanyaa mengenai kue. "A-aku mau beli pesanan bunda," ujar Steven masih dengan wajah kebingungan dan takut jika jawabannya salah lagi

Ups, sepertinya Gui juga merasa malu, ia terpelongo sebab terlalu percaya diri karena telah mengatakan jika ia tidak berniat untuk membeli kue. "Ekhm," Gui bergerak membenarkan posisi duduknya, sebenarnya tidak ada yang salah dengan duduknya. Tapi karena dia merasa malu yang membuat pergerakan dengan sengaja. "O-oh, y-yaudah, turun sana," ujar nya tergagap.

Steven tersenyum, ia tahu jika kekasihnya ini sedang merasa malu. "Kamu mau beli juga?"

"Emm? Enggak kok."

"Beneran gak mau?"

"Iya, aku lagi diet." cicit Gui, lalu ia pun kembali menoleh ke arah kaca mobil untuk melihat-lihat suasana di luar.

Steven manggut-manggut mengerti sembari terus tersenyum karena melihat ekspresi wajah Gui yang terlihat lucu. "Iya udah, aku turun dulu, ya?" Steven melepaskan safety belt-nya kemudian keluar dari mobil.

Tidak butuh waktu lama, Steven pun kembali dari toko dengan menjinjing dua paper box di kedua belah tangannya.

Gui menyerngitkan dahinya. Apa Steven juga membeli untuknya? Haruskah ia bertanya? Ah tidak, ia tidak ingin malu untuk yang kedua kalinya. Tapi ... Bau kue yang lezat ini sukses membuat ia menelan ludahnya.

"Kamu suka rasa coklat 'kan?" tanya Steven dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

Gui mengangguk.

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang