18: CEMBURU

547 99 49
                                    

Dengan tergesa-gesa Gui turun dari taxi sembari menenteng dua kantong pelastik yang berisi belanjaan dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan tergesa-gesa Gui turun dari taxi sembari menenteng dua kantong pelastik yang berisi belanjaan dapur. Niat hati ingin mengejar motor Arini yang baru saja masuk ke dalam gang. Namun, seketika langkahnya terhenti tatkala mendengar suara seseorang yang tak asing di telinganya.

"GUIZELLYN?!" Teriak orang itu.

Gui menoleh. "Rey?" Perempuan itu membeo saat tahu siapa pelaku yang baru saja meneriaki namanya.

"Kok lo ada di sini? Lagi ngapain?" Tanya Rey sambil berjalan menghampiri Gui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok lo ada di sini? Lagi ngapain?" Tanya Rey sambil berjalan menghampiri Gui. Mata tajam pemuda itu seperkian detik melirik ke arah kantong plastik yang sedang di genggam oleh Gui. "Itu apaan?"

"Ini gua dari supermarket habis belanja kebutuhan dapur," ujar Gui sampil mengangkat kantong plastik itu. "Lo sendiri lagi ngapain di sini?" Tanya Gui balik.

"Oh ini, gua lagi di suruh Steven buat ambilin laptopnya di tempat servis."

"Laptop?" Beo Gui.

"Iya, katanya laptop dia baru selesai di benerin. Ini makanya gua mau ambilin."

Perempuan itu menyipitkan matanya lantaran bingung dengan ucapan Rey. Laptop apa yang Rey maksud? Bukan kah kemarin Steven baru saja membeli laptop bersama Gui. Lalu bagaimana bisa laptop yang baru saja di beli sudah berada di tempat servis? "Orang yang punya laptopnya ke mana? Kok, lo yang ngambilin?" Tanya Gui.

"Orangnya gak sempet buat ambilin, dia lagi sibuk balapan soalnya." Gui menggangguk paham tak ada niat untuk meneruskan perbincangan lagi.

Untuk sesaat keduannya terdiam hingga sampai suara Rey menyadarkan lamunan Gui. "By the way, habis ini lo mau ke mana?" Tanya Rey.

"Mau pulang." Singkat, perempuan itu menjawab apa adanya. Bener saja. Tidak ada niat lain lagi yang ingin perempuan itu lakukan selain pulang ke rumah, karena tujuannya hendak menemui Arini tadi telah gagal.

"Lo gak bawa motor?" Gui menggeleng. Rey menggigit bibir bawahnya sembari memutar bola matanya ragu. Entah apa yang sedang dipikirkan pemuda ini hingga terlihat seperti sedang gelisah.

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang