11: MABUK

1.9K 132 99
                                    

🔒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔒

Setalah mendapat kabar dari sang kakak sepupu jika kekasihnya dalam keadaan mabuk berat. Dengan segera Steven meninggalkan arena balap demi menjemput gadisnya.

Saat telah sampai di bar sang kakak, Steven pun mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan sang kekasih. "STEVEN?" Teriak lelaki tinggi yang di yakini adalah kakak sepupunya.

"Gui di mana?" Tanya Steven tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

"Ada di ruangan lu. Kayaknya tuh anak habis berantem lagi, deh." ucap Heeza.

Ruangan yang di maksud Heeza itu adalah kamar khusus untuk Steven apabila lelaki itu ingin menginap dan menghabiskan malamnya di bar Heeza. contohnya seperti malam ini. Namun maksud Heeza bukan menghabiskan waktu dengan wanita penghibur, tetapi untuk bersenang-senang dan melepaskan penatnya sejenak.

"Dia gak di apa-apain 'kan? Sama om-om yang lo maksud tadi?" tanya Steven terdengar menyelidik.

Heeza tertawa kecil. Lucu sekali wajah adek sepupunya ini kala bertanya seperti itu. "Lo tanya aja sendiri sama dia, di apa-apain gak dia sama om-om tadi. " tentu Heeza tidak ingin memberi tahu kepada Steven apa yang sebenarnya terjadi. Biar saja dia penasaran dan bertanya sendiri pada Gui. Heeza tak ingin ikut campur dalam hubungan mereka.

"Ck! Get out of my way!" Steven mendorong bahu Heeza kemudian berjalan melewati sang kakak sepupu. Steven kesal dengan jawaban Heeza hingga memutuskan untuk pergi dari hadapan lelaki itu.

🔒

Saat dirinya memasuki kamar itu, bau alkohol yang menyengat masuk ke dalam indra menciumnya. Di tatapnya gadis yang terbaring di atas ranjang dengan keadaan yang terlihat berantakan sekali. "Berantem sama siapa lagi... Nih anak," lirih Steven kala berdiri di pinggir kasur.

Steven bergerak melepaskan sepatu Gui, kemudian beralih untuk melepaskan jaket yang gadis itu kenakan. Namun, saat dirinya ingin melepaskan jaket itu, Gui membuka matanya sembari hendak bangkit dari tidur dan tersenyum ke arah Steven.

Steven membalas senyuman itu lalu membantu Gui bangkit. "Steven...?" Tanya Gui dengan sempoyongan.

Steven mengangguk. "Iya, sayang, ini aku steven."

"Aaa... Beneran Steven." Gui mangut-mangut mengerti seakan telah bener-benar percaya jika orang yang bersamanya ini adalah kekasihnya.

"Aku bantu buka jaketnya dulu, ya?"

Gui mengangguk pun mengangkat kedua tangannya ke atas agar Steven mudah untuk menbuka jaketnya. "Tadi aku minum banyak bang- huek..." Gui tak menyudahi ucapannya kala ia hampir saja muntah di atas baju Steven.

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang