Kecanggungan terjadi begitu saja saat Gui memasuki mobil sang kekasih dan melontarkan kalian tanpa mendapati respons apa pun dari Steven. "Aku baru aja sampe udah di suruh pulang. Nyebelin banget, sih." Seperti itulah kalimat yang Gui lontarkan kepada Steven sampai membuat suasana menjadi hening tak bersuara.
Alih-alih untuk membuka suara karena telah membawa Gui pulang secara tiba-tiba. Steven malah mengacuhkan sang kekasih dan berfokus menyetir. Melihat Steven mendiaminya dan tidak menghiraukannya. Gui pun tak ambil pusing lantas memainkan ponselnya.
Waktu terus berjalan, baik Steven mau pun Gui, tidak ada di antara mereka yang mau memecahkan keheningan. Merasa seperti sedang menumpangi Grab, Gui terus melirik sesekali ke arah sang supir dan kembali lagi pada ponselnya.
"Aku mau beli seblak dulu sebelum pulang." Gui terpaksa mengucapkan kalimat itu sebab tak mau hanya karena diam-diaman dengan Steven perutnya menjadi lapar. Tentu saja itu tak akan dia biarkan terjadi. Bagi Gui, tak ada yang dapat menghalangi waktu makannya kecuali sedang sakit.
Meski sudah Gui titahkan untuk membeli makanan. Sang adam pun masih dengan pendiriannya tetap diam sampai mobil mereka berhenti di depan warung seblak. Biasanya saat Gui meminta untuk membeli sesuatu, tanpa di suruh Steven yang akan turun untuk membelikannya. Namun kali ini, meski sudah tiga menit mobil mereka berhenti, pemuda itu masih diam di tempat lantas memainkan ponselnya.
"Kamu mau seblak juga?" Tawar Gui. Namun, tak di jawab oleh Steven.
Gui mengangguk dan menghala napas berat lantas berucap. "Susah ngomong sama es di dalam freezer. Bukanya mencair malah jadi beku." kemudian Gui keluar dari mobil lantas menghampas pintu mobil dengan kencang.
🔒
Lagi-lagi Gui menghela napas berat lalu meletakkan barang belanjaannya di atas meja makan. Saat keluar dari mobil, Steven mendahului sang kekasih memasuki rumah tanpa membantu Gui untuk membawa belanjaannya.
"Dasar ga peka! Ambil kek nih barang, ini enggak. Nyelonong aja masuk rumah orang. Itu anak kenapa sih, ga jelas banget!" Gui terus mengomel sembari mengeluari sayuran dari kantong plastik untuk di tata di dalam lemari pendingin.
Namun, saat ia hendak membuka kulkas, lelaki berkulit putih pucat itu turun dari lantai dua dengan menjinjing satu tas laptop ditangan kirinya. "Kamu mau ke mana?" Tanya Gui. Tidak ada sahutan dari pemuda itu lantas ia terus berjalan mengacuhkan sang dara yang bertanya.
"Gak makan dulu sebelum pulang? Tadi aku beli seblak dua porsi, loh. Kita makan dulu, yuk?" Tak putus asa. Gui kembali mengajak sang kekasih untuk makan bersamanya meski tak menerima balasan.
Gui mengepalkan tangan dengan kuat saat Steven mendiaminya tanpa tahu letak salahnya. "Kalau kamu ga mau makan, setidaknya ngomong, Steven. Jangan diam aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LOVE
Romance𝙎𝙩𝙚𝙫𝙚𝙣 𝘿𝙖'𝙚𝙡𝙜𝙖𝙯𝙖 𝙈𝙖𝙞𝙙𝙚𝙡 Lelaki berparas tampan dengan tatapan dingin itu begitu menjaga privasi kekasihnya dari sang musuh. Sehingga tidak ada yang tahu persis, gadis mana yang kini sedang ia kencani. "Kalo gua menang, serahin c...