20: SAHABAT

763 93 26
                                    

"Habis ini anterin bubur kacang hijau ke rumah Ellyn ya, Ki?" Ucap Mila, sang ibu dari lelaki bertubuh tinggi itu berkata sembari sibuk menyiapkan bubur kacang ke dalam wadah tupperware kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Habis ini anterin bubur kacang hijau ke rumah Ellyn ya, Ki?" Ucap Mila, sang ibu dari lelaki bertubuh tinggi itu berkata sembari sibuk menyiapkan bubur kacang ke dalam wadah tupperware kesayangannya. "Anak itu suka banget sama bubur kacang hijau buatan ibuk." Lanjutnya.

Riki yang tengah berada di ruang tamu pun menoleh ke arah sang ibu. "Iya Bu, tapi tunggu Iki siap bikin skripsi sebentar ya, Bu," jelasnya dengan lembut. Jarak dapur dengan ruang tamu di rumah pemuda itu cukup dekat, sehingga saat Mila berbicara kepadanya, Riki bisa mendengarkannya dengan jelas.

"Iya, selesain dulu pekerjaan kamu, gak usah buru-buru, ini juga baru jam tujuh malam, kok." Riki mengangguk paham pun, melanjutkan tugasnya. "Ohiya, sekalian bawain buat Ola juga, ya."

"Gak usah, Buk."

"Loh, kenapa? Ibu udah siapin juga buat___"

"Tuh dia," Ucapan Mila terpotong oleh Riki. "Anaknya udah dateng." Tunjuk Riki ke arah pintu depan.

Gadis berjaket kulit dengan corak hitam pekat itu memasuki rumah Riki sembari menyapa salam dengan sangat ramah. "Assalamu'alaikum, ibu..." Ucap Ola sembari menyalami tangan Mila.

"Wa'alaikumussalam," Mila menerima salam itu dengan sangat baik seraya melemparkan senyuman indahnya. "Ibu baru aja mau nyuruh Riki anterin bubur kacang hijau ke rumah kamu," lanjutnya.

Ola tertawa kikuk. "Iya, Buk. Tadi Riki udah nelpon Ola ngasih tahu kalau ibu bikin bubur malam ini, makanya Ola ke sini," Ola berucap malu-malu sambil menggaruk kepadanya yang tak gatal.

Mila tertawa mendengar menuturan Ola. Jujur sekali gadis ini. "Kamu lucu banget sih, Ola. Gemesin," celetuk Mila sambil mengelus surai panjang sang gadis yang bermata bulat itu.

"Udah Riki bilang 'kan, Buk. Kalau buat Ola gak usah di anterin, tuh anak pasti jemput sendiri." Riki berkata seraya mengemasi buka-buka dan juga laptopnya yang berantakan di atas meja. Ada benarnya ucapan Riki, setiap Mila hendak memasak bubur kacang hijau, Riki pasti akan menghubungi Ola terlebih dahulu agar sang sahabat menjemputnya sendiri.

"Bilang aja lu males nganterin ke rumah gua."

"Emang, rumah lu kejauhan. Makanya punya rumah itu deketan aja, biar gampang kalau mak gua bikin bubur gua tinggal manggil doang."

"Yaudah, nikahin gua biar kita serumah," ucap gadis bermata bulat itu sambil menaiki satu alisnya.

Tangan Riki yang awalnya hendak membuka kenop pintu kamar seketika terhenti saat mendapatkan pernyataan mendadak dari Ola. Lantas ia pun membalikan tubuhnya untuk menghadap ke arah sang ibu dan Ola berada. "Ogah! Nikah noh, sama pak Reyhan." Reyhan yang Riki maksud ada orang gila yang sering mondar-mandir di komplek mereka.

"Jahat banget lo!"

"Jahatnya gua di mana, cobak? Bener 'kan saran gua? Kalau lu mau nikah, Ya udah. Nikah aja sama pak Reyhan, kalian berdua itu 'kan serasi. Gua sih, ogah nikah sama mak Lampir kek lu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang