26.Keluarga Acha

6.8K 665 38
                                    

Vero dan Bara berjalan menuju kerumah Keluarga Septian Ya, Keluarganya Acha Vero berjalan dengan emosi yang memuncak begitu juga dengan Bara.

Sesampainya di kediaman Septian Bara langsung mengamuk "Marlina keluar kau."Teriak Bara di rumah Keluarga Septian.

"Ada apa ini ??"Tanya Seorang pria yang berjalan bersama dengan seorang wanita.

dia adalah Henri Ardi septian dengan Marlina di sampingny, Marlina kebingungan karena adanya Bara yang mengamuk.

"Ada apa ??"Tanya Vero menaikan Alisnya.

"Apa kau tak berfikir sebelum bertindak Marlina."Ucap Bara Menunjuk Marlina.

"Hei kau mantan tak perlu menunjuk istriku."Ucap Henri.

"Cuih, Aku tak butuh Wanita busuk seperti dia."Ucap Bara.

Henri terpancing emosinya sampai menarik kerah baju Bara "Kau jangan macam macam."Ucap Henri.

"Lepaskan Tangan kotormu dari bajuku."Ucap Bara menyentak Tangan Henri.

Vero yang sedari tadi diam kemudian berdiri "Nyonya Septian, anda mencari masalah dengan orang yang salah."Ucap Vero dengan wajah dinginya.

"Apa yang saya lakukan sampai kalian marah."Ucap Marlina kebingungan.

Vero kemudian melempar ponsel milik kaisar yang ia bawa untuk menunjukan bukti berita yang beredar.

"Langsung saja, apa kau yang menyebarkan berita tidak bermutu itu ??"Ucap Vero dengan jelas.

"Kalo iya kenapa, lagian apa hubunganya sama kalian."Ucap Marlina.

braak

Vero menggeprak meja karena amarahnya "Kau tahu siapa dia ?" tanya Vero.

"Dia hanya seorang anak pungut."Ucap Marlina.

"Tanamkan ini baik baik, dia adalah anak kandung saya jadi jangan sekali-kali kau mengusiknya kalo tidak mau berurusan dengan keluarga Mahendra paham."Ucap Vero.

"Kalo begitu kami permisi, Dan saya peringatkan ini adalah peringatan terakhir dari kami."Ucap Bara.

Bara dan Vero keluar dari Rumah Kediaman Keluarga Septian meninggalkan marlina yang kesal karena ia merasa di hina.

"Berani sekali mereka."Gumam Marlina, kemudian ia tersenyum miring.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di sekolah kini Clarisa gak tenang "Argghh kenapa sih gue gak nisa tenang, Ayolah gue gak ada apa apa sama Rendi."Gumam Clarisa pelan.

Bel istirahat berbunyi menandakan semua murid memulai istrahat merek "Guys kekantin yuk."Ucap Sasha.

merekapun memutuskan untuk ke kantin, Di tengah perjalan mereka ke kantin mereka bertemu dengan Geng Alvaro dan temanya.

"Al, Si Rendi kemana."Celetuk Clarisa tiba-tiba.

Sedangkan Geng Alvaro tersenyum miring mendengar ucapan Clarisa "Kenapa ?? kangen lo sama Rendi."Ucap Kevin dengan cengiran mengejek.

"Dih Siapa juga yang kangen yang ada gue bersyukur kalo dia gak masuk."Ucap Clarisa yang di angguki temany.

"Affah iyah."Ledek Alvaro.

Pandu tersenyum mendapatkan ide "Hiks Rendi hiks Rendi sekarat hiks."Ucap Pandu terisak.

Temanya yang mengertipun mengikuti drama pandu "Hiks iya hiks dia terkena penyakit Kanker stadium akhir dan..dan dan hidupnya tak lama lagi hiks hiks."Ucap Bastian.

"Be-beneran ??"Ucap Clarisa bertanya.

"Hiks lo gak percaya hiks tanya sama kaisar hiks."Alvaro ikut menambahkan bumbu drama.

Mendengar ucapan Alvaro membuat Clarisa khawatir ia membekap mulutnya air matanya keluar secara otomatis.

Clarisa berlari untuk mencari Kaisar"Sa lo mau kemana."Teriak Selena.

"Dahlah, susul aja."Ucap Sasha kemudian mereka beruda menyusul Clarisa.

Alvaro dan temanya tak percaya melihat itu semua, Ternyata reaksi Clarisa melebihi harapan mereka "Sampai nangis anjir."Ucap Kevin.

"Gue juga Gak Ekspek kalo dia sampai nangis."Ucap Alvaro.

"Dahlah, sepertinya kita harus ke kantin, karena Clarisa pasti kesana."Ucap Pandu dan akhirnya mereka ke kantin.

Di kantin Kaisar sedang berada bersama teman-temanya "Kai Lo kok jadi berubah sama Acha."Ucap Damian.

"Berubah ?? Tidak kali."Ucap Kaisar.

"Lah, lo selama ini halus sama dia kok tadi pagi kasar banget sampai cekik Acha."Ucap Askala.

"Gue tuh sebenarnya masih Cinta sama Viona cuma yaa gitu Gengsilah masak Gue bilang duluan kan malu, terus soal Acha gue gak tahu tuh anak ngedeketin gue karena gue ingin membuat Viona Cemburu yaa gue jadiin Pelampiasan saja."Ucap Kaisar.

"Terus soal Kak Rendi ??" tanya Davian.

"Kak Rendi itu anak Angkat bokap tiri gue sebelum nikah sama Mama, Nah Yang lebih sadisnya lagi Ternyata Kak Rendi itu Kakak Sepupu gue ayah kandung kak Rendi itu Adiknya Mama."Ucap Kaisar semakin menbuat Bingung Temanya.

"Nah Sekarang kak Rendi berada di Rumah Sakit, Tepatnya Rumah Sakit Cahaya ilahi di ruang VVIP 2 Karena serangan jantuh tadi malah pas melihat gosib tentang dia yang tidak mengakui Acha, dan semua yakin ini pasti ulah dia."Ucap Kaisar.

"Lo akan tahu betapa marahnya paman, ayah dan kakeku."Ucap Kaisar.

disisi lain Clarisa mendengar ucapan Rendi, ia mendengar dimana Rendi di rawat "Kalian Izinin gue Gue mau bolos."Ucap Clarisa.

"Jangan ikuti gue."Ucap Clarisa lagi kemdian berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas dan pergi ke Rumah sakit yang kaisar bilang.

.
.
.
.
.

Sedangkan Di Rumah sakit Rendi terbaring "Eughh."Lenguh Rendi yang membuka matanya.

"Gue di mana nih."Gumam Rendi sambil memegang kepalanya yang pusing.

"Awshh."Rendi melirik tanganya.

"Infus."Gumam Rendi.

"Gue harus pulang."Monolog Rendi kemudian berusaha melepas infuanya namun karna ia masih lemas ia tidak bisa.

Ceklek.

Pintu di buka oleh Vero yang masuk untuk melihat keadaan Anaknya "Sudah sadar ??"Tanya Vero.

"Belum masih pingsan."Ucap Rendi

"Makan dulu, Kamu baru sadar harus pulihkan tenaga."Ucap Vero mengambil mangkok berisi bubur yang di buat dari dokter.

"Nih."Ucap Vero menyuapi Rendi.

"Paansih, gue bisa sendiri."Ucap Rendi berusaha untuk berdiri namun tidak bisa.

"Sini papa bantu."Ucap Vero.

"Gue bilanh gue bisa sendiri."Ucap Rendi membuat Vero berhenti.

"Bisa nurut gak ??"Gertak Vero yang jengan dengan Sikap Rendi yang keras kepala.

"Papah tahu kamu marah, kamu benci sama kita tapi bagaimanapun itu kami tetap keluarga kamu."Ucap Vero.

Rendi hanya terdiam menatap jendela di luar karena ke adaan saat ini ia benar benar tidak tahu haru berbuat apa disisi lain Rendi tidak kecewa Karena jelas ini bukan jiwa Rendi Asli tapi disisi lain hati Rendi merasakan sakit dan kecewa yang luar biasa.

"Gue harus apa." Batin Rendi.

Berputus ...Eh..Bersambung...

Petualangan Di dunia Novel (Tamat)HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang