27.Jiwa yang hampa

6.5K 678 54
                                    

Rendi menoleh kesamping mengabaikan Vero yang mau menyuapinya "Ayolah Ren, mau sampai kapan kamu begini yang ada kamu gak sembuh sembuh."Ucap Vero namun tak ada jawaban dari Rendi.

"Terus papah harus gimana Rendi, tolong bilang papah harus apa supaya kamu bisa maafin papah."Vero sudah frustasi ia tahu kesalahanya sangat Fatal dan mungkin tak bisa di maafkan tapi apakah tak ada kesempatan untuk itu.

"Gak tahu akungak tahu."Ucap Rendi.

"Aku gak tahu, aku bingung aku juga mau memaafkan papah, tapi apa yang papah buat itu terlelalu fatal dan tidak gampang untuk di maafkan."Ucap Rendi dengan tatapan kosong.

"Dulupun aku pernah merasakan bagaimana sebuah keluarga, Sampai di mana Ke egoisan menghancurkan semuanya."Lirih Rendi.

"Aku menyerah pah, aku sudah menyerah mengharapkan sebuah keluarga yang utuh."Ucap Rendi.

"Sekarang Terserah papah, papah maunya apa papah mau Rendi tinggal bareng papah kan ?? Oke Rendi mau tapi untuk memaafkan papah Rendi belum bisa."Ucap Rendi menatap Dalam Vero.

"Terserah kamu, sekarang makan dulu ya biar kamu ada tenaga buat marah nanti."Ucap Vero menyuapi Rendi, entah dorongan dari mana Rendi menerima Suapan itu membuat Vero tersenyum.

"nah, sudah habis sekarang kamu tidur aja."Ucap Vero yang di angguki oleh Rendi.

melihat Rendi yang sudah memulai Tidurnya Vero keluar dari Ruang rawat rendi membiarkan Rendi untuk beristirahat.

.
.
.
.
.
.

Clarisa memakirkan Mobilnya di parkiran Rumah sakit dan berlari ke arah Lobby "Mbak Pasien atas nama Rendy sky di rawat di ruang apa ya."Tanya Clarisa pada Resepsionis Rumah sakit.

Setelah di beritahu ruangan Rendi Clarisa langsung bergegas menuju ke ruangan Rendi dengan berlari.

Disisi lain Rendi tidaklah tidur ia hanya memejamkan matanya "Gimana ini, apa gue harus menerima Semuanya, tapi kenapa ada Rasa tidak terima di dalam hati gue."Ucap Rendi, namun beberapa menit kemudian Rendi mendengar langkah kaki dengan cepat Rendi memejamkan matanya kembali.

Ceklek..

Clarisa membuka pintu ruangan terlihat Rendi terbaring lemas "Rendi."Lirih Clarisa menutup mulutnya.

Rendi mendengar sebuah suara perempuan sedikit membuka matanya "Clarisa, ngapain dia kesini." Batin Rendi.

Clarisa berjalan mendekati Rendi "Kok bisa sampai begini sih Ren hiks."Ucap Clarisa.

"Lah ngapa nih bocah malah nangis."

"Lo tahu, lo gak masuk rasanya sepi gak ada yang bisa di ajak berantem."Ucap Clarisa.

"Oh gue tahu, jangan- jangan nih Kunyuk suka lagi sama gue."

Rendi terus menyimak apa yang Clarisa ucapkan "Gue kangen sama lo Ren."Ucap Clarisa membuat mata Rendi otomatis terbuka

"Oh jadi kangen nih."Celetuk Rendi membuat Clarisa terkaget.

"Eng..Engak siapa bilang."Ucap Clarisa gugup.

"Dih, gue denger semuanya kali."Ucap Rendi.

Clarisa menjadu salah tinggah "A-apaan sih."Ucap Clarisa.

"Terus ngapain lo disini ??"Tanya Rendi.

"Gu-Gue di tunjuk sebagai perwakilan sekolah buat jenguk lo iya, setara lokan murid kesayangan."Ucap Clarisa.

"Ya-Ya udah berhubung lo sudah sadar gue balik dulu."Ucap Clarisa kemudian secepat mungkin meninggalkan ruangan Rendi.

Sepeninggalan Clarisa Rendi tertawa karena melihat muka merah Calrisa karena menahan malu dan salah tinggkah.

"haah, menghibur sejenak."Gumam Rendi.

.
.
.
.
.
.

Di sekolah kini sudah pulang "Kai, lo mau ngumpul dulu ??"Tanya Davian.

"enggak, gue mau Ke Rs buat jenguk Kakak Gue dulu."Ucap Kaisar menekan kata kakak pada ucapanyan.

"Iya dah iya yang punya kakak."Ucap Damian.

Kaisar hanya cuek saja kemudian menaiki motornya "Kak kaisar, aku boleh ikut gak buat jenguk Kak Rendi."Ucap Acha yang tiba tiba saja datang.

"Gak, Yang ada nanti lo malah bikin kak Rendi tambah parah paham, dan satu lagi Kakek melarang siapapun dari keluarga Septian untuk menemui Kak Rendi dan lo termasuk di dalamnya."Ucap Kaisar.

Kaisar mengendarai motornya dengan cepat untuk menuju Rumah sakit "Tapi, aku juga adeknya."Lirih Acha.

"Kenapa sih si kaisar Kayak gak mau berbagi kakak sama lo, toh Kak Rendi juga kakak lo."Ucap Tari.

"Mamah, harus dapatkan hak asuh dari Kak Rendi agar kak Rendi menjadi kakaku."  Batin Acha.

Bersambung...

SEMAKIN DEWASA AKU SEMAKIN SADAR KALO AKU SEBENARNYA GAK TAHU APA CITA-CITA AKU SEBENARNYA.

Petualangan Di dunia Novel (Tamat)HETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang