He Trying

108 20 1
                                    

Bau aroma kopi terasa semerbak sampai kesudut penjuru ruangan, perempuan cantik dengan memakai apron tak lupa rambut yang dikuncir kuda sedang sibuk meracik segelas kopi pesanan pembeli.

"Nay tambahan matcha latte-nya satu ya." Teriak seorang perempuan yang berada didepan kasir dengan tampilan rambut yang diurai, tinggi semampai bak model, sangat cantik dan baik hati, perempuan itu bernama Keyla Anna, ia adalah sang owner pemilik caffe yang memperkerjakan Naya atas rekomendasi Nakula.

Ingat kan jika Naya bekerja dibar milik Saga lagi, Rexa tak segan-segan untuk memporak-porandakannya menjadi kacau balau, alhasil Rexa mencari cara agar Naya bisa bekerja tetapi tetap aman, dengan cara meminta bantuan sang sahabat yaitu Nakula dan pastinya Naya tidak mengetahui bahwa semua ini adalah ulah Rexa.

"Kak key makasih ya." Ucap Naya sambil membawa minuman, itu membuat Keyla tersenyum manis dan mengangguk.

Setelah itu Naya kembali melanjutkan pekerjaan nya dan bersiap untuk pulang.

Sambil menunggu teman yang bergantian shif dengannya datang, tak lupa Naya membersihkan meja-meja yang kotor, kitchen bar dan membuang sampah.

Di Indonesia bagian barat lain nya ada 4 orang yang tengah berbincang-bincang didalam studio yang katanya bagi mereka tempat ini seperti surga, ia surga bagi para musisi.

Meskipun sedang hiatus mereka tetap latihan bahkan Auriga sedang menulis lagu namun belum selesai baru beberapa bait saja dan masih perlu banyak direvisi.

Ketika sedang break mereka berempat seperti biasa main ps, keren kan didalam studio ada PS. Sebelumnya bang daren tidak menginjinkan tapi atas permintaan Rexa entah kenapa selalu di iyakan. Tenang saja mereka tidak iri kok, mereka tau porsi disayang sama bang Daren tuh seperti apa.

"Riga lo gak main, masa bertiga doang tar gue lawan nya siapa." Ucap Akmal sambil menguyah kripik singkong yang selalu menjadi makanan favorite ketika berkumpul.

"Udah lo main sendiri aja, jangan ganggu gue dulu." Jawab Auriga sambil sibuk memainkan ponsel dan tak lupa senyum semuringah.

Ketiga temannya itu merasa belakangan ini tingkah Auriga agak sedikit aneh, sering tertawa sendiri dan lebih ceria dari sebelumnya.

"Serem anjer, besok nih studio bersihin deh kasian noh temen lo ketawa sendiri takut kesurupan doang." Ucapan Akmal membuat Rexa dan Nakula melemparkan tutup botol yang artinya, manusia satu ini diharuskan diam dan jangan mengada-ngada.

Ruangan itu dipenuhi teriakan ketiga manusia yang sedang ribut dan berteriak, tidak hanya tangan yang main, mulut juga main, ah tidak sepertinya semua anggota tubuhnya tidak bisa jika tak diam, padahal hanya memainkan permainan Tekken tapi suaranya riuh sampai mengganggu Auriga yang sedang rebahan memainkan ponselnya sambil tertawa seperti orang tak waras.

"Lo pada bisa diem gak sih main nya?." Teriak Auriga, nihil mereka tak menghiraukannya.

"Emng anjing." Protes Auriga

"Dah lah gue cabut dulu." Auriga pun beranjak dari singgahsananya.

"Ambekan banget kayak perawan, gtu aja langsung cabut. Mau kemana, gue nitip martabak satu dong." Teriak Akmal.

"Beli sendiri, lo hidup bukan di jaman batu, klo lo mager tinggal beli lewat aplikasi abang ijo." Jawab Auriga.

"Lo mau kemana emng Ga?? Hati-hati jangan sampe kena skandal kayak temen lo yang ogeb ini." Kata Rexa sambil menunjuk Nakula, yang ditunjuk malah pura-pura tuli.

"Santuy, ini tugas negara yang gak bisa ditinggalin, ngawal presiden aja kalah. Dah yak gue cabut." Sambil merambat kunci mobil yang berada di atas meja.

AU-riga; || HAECHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang