Still Moment Auriga and Reenaya
Pt . 1"Ckkk ah Riga siniin sandal aku?." Ujar Naya sambil menarik ujung lengan baju Auriga.
"Kan aku bilang tukeran."
"Gak mau!! Tadi kamu bilang nyobain doang ya. sandal kamu gede banget tuh liat aku kayak bapak-bapak."
"Yaudah sekarang bilang nih. Tukeran dulu ya, lagian suruh siapa sandalnya lucu."
"Nanti aku beliin size yang pas buat kamu, tapi sekarang siniin dulu sandalnya."
Auriga seperti tuli, ia menghiraukan Naya dan terus berjalan.
Bisa kalian tebak mereka sedang berada di taman bermain yang mana didalam sana tidak begitu ramai pengunjung. Auriga dengan tampilan yang memakai celana setengah lutut dan juga kemaja lengan panjang tak lupa sandal kodok berwarna pink milik Naya yang dipakai olehnya membuat siapa saja ingin tertawa. Ini sangat gemash.
Sedangkan Naya memakai celena jeans, tshirt putih tak lupa mangset hitam dan juga memakai bucket dengan rambut yang terurai. Meskipun berdandan seperti itu Naya tetap terlihat cantik, dimata Auriga.
"Aishhhh nyebelin!!!! Bisa gak si sekali gak iseng, nanti sandal aku jadi gede Riga."
Auriga terus berjalan.
"Oh mau ninggalin aku, yaudah sana. Aku bisa pulang sendiri."
Detik berikutnya Auriga perlahan berjalan mundur untuk mengimbangi posisinya agar sejajar dengan Naya.
"Nanti aku beliin lagi. Jangan gemesh gitu ah tar ku gigit mau."
Bugh . .
"Shhhhh, sakit sayang. Kamu ini kdrt mulu."
"Tau ah males." Naya jalan mendahului.
"Haha pacar gue ngambek. SAYAAAAAAANG TUNGGUIN AKU."
***
Pt. 2
Mereka sekarang sedang berada di unit apartment milik Auriga. Naya yang sedang menonton drakor dan Auriga memainkan ponselnya sambil sesekali matanya melirik ke arah Naya.
"Buseh serius banget sampe gue dianggurin begini. Gue jailin ah." Ucapnya dalam hati.
cup . .
Setelah mencium pipi Naya seperti tak ada dosa ia lari menuju kamar lalu mengunci pintu. Ia takut jika Naya akan berubah menjadi reog.
"RIGAAAAAAAAAA."
Naya berlari menuju kamar, nihil pintunya terkunci.
"BUKA GAAAAA."
Didalam sana terpingkal-pingkal. Sungguh ini sangat menghibur dirinya.
"Nah kan bener cewe gue jadi reog." Sambil tertawa.
"BUKA." Teriak Naya dari arah luar.
"Hahahaha ,, I-iya aku buka. Hahahaha ,, perut gue sakit. Cape ketawa."
"CEPETAAAAAAN!!!."
Pintu pun terbuka menampilkan seornag Naya yang tengah membawa senjata yaitu bantal untuk membalas Auriga.
"Aduh iya ampun. Aku minta maaf ,, Ampoooon!."
Padahal Auriga bisa saja melawan tapi ia tak ingin karena bagaiamana pun juga ini memang pantas ia dapatkan.
Auriga pura-pura kesakitan dan tersungkur.
"Ihhh sakit ya?? Aku pukulnya kekencengan ya. Yang mana yang sakit. Maaf aku gak tau. Ihhhh Riga jangan pingsan." Naya panik, apakah pukulan nya tadi terlalu kencang sehingga membuat kekasihnya itu kesakitan.
"Aku gpp. Wleeee."
"Huaaaaah ,, Gak lucu bercandanya. Aku pikir kamu kesakitan gr gr aku. Hiksss."
Auriga panik bukan main ketika mendengar suara tangis Naya dan langsung membawa tubuh perempuan itu kedalam dekapannya.
"E-ehh sayang aku gpp kok, jangan nangis. Maaf ya bercandanya berlebihan. Maaf buat kamu khawatir. Aku tadi cuman bercanda. Seriussss."
Naya menggeleng "Maafin aku juga ,, hiksss ,, aku moodnya lagi jelek ,, hiksss ,, soalnya lagi red day terus perut aku sedikit linu ,, Hikssss." Naya berbicara didalam dekapan Auriga sambil terus menangis.
Kini Auriga merasa bersalah telah menjaili kekasihnya. Pantas saja ia tak mau diganggu ketika nonton drakor ternyata sedang datang bulan.
"Ini tanggalnya ya. Maaf ya aku lupa." Dielus surai milik kekasihnya tersebut. "Ssssttttt udah yuk nonton drakornya sambil boboan aja pake laptop soalnya dikamar gak ada tv kan. Nanti pesen cemilan juga sama kiranti ya. Aku yang kebawah ambil go*eknya." Naya pun menjawab dengan anggukan, lalu Auriga melepaskan pelukannya. "Duh ingusnya noh kemana-mana." Sambil mengelap ingus Naya.
"Ishhhh. Tau ah."
"Iyaa enggak. Udah ayo." Auriga pun membawa Naya ke tempat tidur. Posisinya punggung Auriga bersandar laptop nya bearada di paha dan Naya tepat di bawah ketek Auriga sambil memeluk badan kekarnya.
"Tadi kamu nonton Big Mouth kan, sampe mana nontonnya."
"Episode 8 tapi gak tau menit keberapa."
"Mau nonton dari awal lagi?."
"Yaudah. Tapi kamu janji gak gangguin aku."
"Iya janji. Aku juga ikut nonton nih."
Semakin lama bersama, mereka semakin mengenal satu sama lain. Ternyata Auriga sangat jail dan Naya sangat cerewet dan juga tukang ngambek, tapi bagi keduanya tak apa itu adalah hal yang akan saling melengkapi satu sama lain. Auriga sangat suka ketika Naya bertingkah seperti balita baginya itu sangat menggemaskan begitupun Naya meskipun Auriga jail tapi ia suka dan itu sangat menghibur dirinya, bahkan keduanya.
Bersambung . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
AU-riga; || HAECHAN
Storie d'amoreDalam gelapnya kehidupan, kamu seperti Capella bintang yang paling terang yang berada di rasi Auriga selalu menjadi penerang disepanjang gelap yang tak berujung. Ya benar kamu adalah Capella ku.