End

112 9 0
                                    

*sambil dengerin lagunya

Memutar kenangan yang telah Auriga lalui bersama Reenaya. Ia ingat saat Naya merengek meminta dibelikan gulali, ia ingat senyum yang cantik bak bidadari yang tak bisa lepas dari otaknya. Sosok Naya yang membuat Auriga berubah.

Setiap melewati jalanan yang dulu dilewati dan penuh kenangan, apalagi ketika melewati tempat makan padang yang mana ada kenangan lucu, membuat Auriga tersenyum namun juga ada rasa sesak yang mendalam.

Kini ia hanya sendirian melewati jalan yang penuh kenangan bersama Naya.

Ketika dahulu ia sudah membuat planning menata masa depan bersama dengan Reenaya, yang ada sekarang hanya menjadi angan-angan saja.

Angin malam itu menghunus seluruh tubuh Auriga yang sedang mengendarai motor nya tanpa memakai jacket. Biasa nya jika ia tak pakai jacket wanitanya itu akan mengomelinya bahkan bisa-bisa sampe besok. Auriga terkekeh tanpa alasan. "Lucu juga ya gue dulu bucin banget ternyata. Enggak deh kita berdua saling bucin." Gumamnya.

Menyusuri jembatan yang mana tempat ini lah yang menjadi kisah awal dari hubungan mereka berdua, tak pernah menyangka bahwa wanitanya itu ternyata memiliki nasib yang sama dengan Auriga, ditinggalkan oleh pahlawan dunia yang tak bisa digantikan oleh siapapun. Auriga menatap hamparan langit lepas, disana ia tersenyum dan mendongakan kepalanya, kedua tangannya ia masukan kekantong celana diatas lutut.

"Ibun diatas sana apa kabar? Riga kangen tau. Ibun sekarang Riga sudah besar, sudah bisa ngelola perusahaan ayah. Ibun maaf ya Riga gak bisa jaga bidadari yang waktu itu Riga kenalin ke ibun." Ia menghela nafasnya tak terasa satu bulir air mata jatuh dipelupuk pipinya. Ia merasakan sesak yang luar biasa, harus menata kembali hati yang rapuh itu, harus berdamai lagi dan lagi untuk melanjutkan hidup.

Dari apa yang sudah dilalui oleh dirinya ia belajar satu hal, bahwa jangan menempatkan rumah mu di orang lain tetapi tempatkam rumah mu pada dirimu sendiri. Dirimu tak akan pernah meninggalkan mu, walaupun rusak dan tak kokoh dia tetap ada dan tak pergi.

Sekarang Auriga sudah memegang perusahaan ayah nya dan keluarga dari agensi, Auriga menepati janji tapi Naya tidak.

Setelah Auriga keluar dari agensi dan 1 tahun lebih Auriga bergulat dengan pikiran nya dan belajar mati-matian bagaimana mengelola perusahaan tapi disana Naya malah berhubungan dengan seseorang yang bahkan sekarang mereka sudah bertunangan. Kabar itu ia dengar dari Rexa.

Ingin sekali Auriga mencoba memperbaiki semuanya tapi tak bisa. Kini wanitanya yang dulu membuat hari-harinya berwarna kini sudah milik orang lain.

Naya yang pindah ke singapore ternyata dia menemukan seseorang yang lebih dari diri Auriga. Ia tak mau menyalahkan Naya, lagi pula dia dan Naya tak punya hubungan apapun hanya sebuah janji, yang mana janji itu bisa saja tak ditepati tergantung situasi dan keadaan, bukan.

"Nay aku izin lepasin kamu ya. Bahagia selalu"

Kini ia melepaskan Reenaya nya sang Capella yang membuat dirinya terang, sang Capella yang membuat dirinya jatuh. Disini ditempat pertama kali ia menyukai Capella nya dan disini ditempat ini ia melepaskan sang Capella nya.

"Terimakasih sudah menjadi terang dalam hidup aku yang gelap. Selamat atas pertunangan kamu Nay. I'm happy for you and than it's oke, sesuatu dalam hidup yang kita mau tak bisa semuanya terjadi."

Terkadang seseorang itu datang hanya untuk memberi pelajaran hidup bukan menetap dan juga people come and go. Kita harus siap dengan itu semua, karena pada dasarnya kodrat manusia hanya berlalu-lalang.

Melepaskan genggaman yang selama ini ia ikat tapi hanya sendiri, melepaskan sesuatu yang memang bukan miliknya.

Auriga menghapus jejak air mata yang membanjiri pipinya. Untuk terakhir kalinya ia merelakan orang lain dan life must go on, right. Sekarang yang ia miliki hanya dirinya sendiri.

"Kalau anak-anak tau gue nangis, pasti diledekin nih." Sambil terkekeh

Dari samping tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Auriga "Mas jangan nangis gak ada balon, jangan loncat ya mas putus cinta gak bikin semua nya berhenti kok. Semangat." Sambil memakaikan jacket boomber ketubuh Auriga. Perempuan berambut hitam dan panjang yang tingginya hampir sama dengan nya itu berlalu pergi begitu saja, perempuan itu berjalan mundur "Jacket nya buat mas aja, nama saya Zella. Kalau kita ketemu lagi berarti jodoh." Perempuan itu terkekeh melambaikan tangan lalu pergi.

Disana Auriga masih mencerna apa yang terjadi. Bisa-bisanya ia menangis dan perempuan itu tau jika dirinya menangis. "Cewe Aneh. Eh tapi Jacket nya wangi vanilla, hehe. Gue harus bilang makasih."

Auriga pun pergi meninggalkan tempat yang banyak kenangan ini.

Sampai bertemu di lain waktu yang entah menjadi takdir atau menjadi nasib. Berbahagialah dengan sesuatu yang kau miliki saat ini. Jalani hidupmu, bahagiakan dirimu. Sendiri atau pun berdua yang utama adalah dirimu sendiri. Kamu berhak bahagia dan kamu berharga.
















Selamat tinggal . . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AU-riga; || HAECHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang