11

546 44 0
                                    

Seoul, South Korea
2006
 
 
  

"Kau serius?"

Ahra menatap tajam adik laki-lakinya yang sekarang sedang duduk di hadapannya bersama dengan sahabat tercintanya sepanjang masa, Lee Hyuk Jae, yang lebih memilih menikmati susu strawberry kesukaannya dari pada mendengarkan obrolan—yang mungkin akan berubah menjadi pertengkaran—antara kakak beradik Cho itu.

Kyuhyun mengangguk pelan lalu tersenyum polos.  Membuat Ahra memberengut.

"Kyunie, menjadi trainee itu tidak gampang, apa kau sudah mempersiapkan segala sesuatunya?"

Kyuhyun kembali mengangguk. "Aku sudah siap Noona. Lagipula Appa dan Eomma saja sudah mengijinkanku untuk pergi, tapi kenapa sekarang kau yang marah-marah mendengar keputusanku untuk menjadi trainee, huh?" [Kakak; Ayah ; Ibu]

"Bukan begitu, Kyu. Aku hanya mengkhawatirkanmu, bodoh! Kau itu kan gampang sekali terserang sakit, kalau kau jauh dari keluargamu, bagaimana kalau..."

"Aku akan baik-baik saja, Noona. Kau tenang saja. Lagipula ada Hyuk Jae Hyung yang juga berhasil menjadi trainee bersamaku. Hyuk Jae Hyung akan menjagaku selama disana. Benarkan hyung?"

"Eh?" Hyuk Jae yang mendengar namanya di bawa-bawa menoleh.

Kyuhyun tersenyum polos pada sahabatnya yang satu itu. Yang sudah dengan senang hati menemaninya menjadi trainee di sebuah agensi ternama. Ya, mereka berdua lolos dalam sebuah audisi pencarian bakat yang di selenggarakan oleh sebuah agensi ternama beberapa waktu yang lalu.

Ahra mendesah. Sepertinya kali ini ia menyerah kalah. Bagaimanapun ini memang sudah merupakan keputusan adiknya. Mau tidak mau ia harus mendukung usaha adik tercintanya. "Baiklah-baiklah, anggap saja aku juga mengijinkanmu pergi. Lalu bagaimana dengan Yuna?"

Kyuhyun menoleh ke arah Ahra. "Yuna Noona?"

Ahra mengangguk. "Kalau kau pergi, siapa yang akan menjaganya secara diam-diam seperti yang selama ini sudah kau lakukan, eo? Siapa yang akan mengirimkan sebuket bunga setiap sore ke depan rumahnya? Siapa yang akan diam-diam menyelipkan selembar kartu ucapan di depan pintu rumahnya setiap pagi?" goda Ahra.
 

Eh?
 

Kyuhyun memandang Ahra dan Hyuk Jae bergantian. "Bagaimana kau tahu kalau aku..."

Ya. Selama beberapa bulan terakhir ini, Kyuhyun memang sedang berusaha mendekati Yuna dengan cara yang Ahra sebutkan tadi. Setelah mendengar ocehan Hyuk Jae yang menyuruhnya untuk mendekati Yuna, akhirnya ia memutuskan untuk menempuh cara yang satu itu. Walaupun ia tahu Yuna tidak akan mengetahui siapa orang yang telah mengirimkan bunga dan kartu ucapan itu, tapi bisa melihat senyuman yang terbit di wajah gadis itu setelah menemukan bunga dan kartu ucapan itu, ia sudah cukup bahagia.

Benar juga kata Ahra, siapa yang akan melakukan hal itu untuknya. Tapi tak lama kemudian sebuah senyuman terbit di wajah pucatnya. "Dengan aku pergi mungkin aku sudah tidak bisa mengirimkan bunga dan kartu ucapan itu lagi untuknya, Noona. Tapi dengan aku pergi setidaknya, aku sudah berhasil mewujudkan salah satu mimpinya."

Ahra membulatkan matanya. "Jangan bilang kalau kau ikut semua ini untuk..."

Kyuhyun tersenyum pedih. "Dan masalah menjaganya, sepertinya aku harus meminta bantuanmu, Noona. Aku minta kau menjaganya selama aku mengikuti training."

"Heh? Apa katamu? Aku menjaganya? Yang benar saja, kau pikir aku baby sitter?" tolak Ahra.

"Ayolah, Noona. Aku hanya bisa mengandalkanmu kali ini. Tidak ada yang bisa menolongku selain dirimu. Bukankah kau satu tempat satu tempat kuliah dengannya? Jadi itu bukan tugas yang sulit kan? Apa gunanya aku memiliki Noona yang kuliah di tempat yang sama dengannya kalau itu saja tidak bisa kau lakukan," ucap Kyuhyun seraya tersenyum lebar yang membuat Ahra terdiam.

"Ne. Baiklah. Aku melakukannya demi dirimu, bocah!" [Iya]

"Gomawo, Noona! Saranghae." Kyuhyun segera meloncat dari posisi duduknya untuk memeluk kakak perempuan satu-satunya dengan erat, membuat Hyuk Jae—yang sedari tadi hanya bisa memandangi keduanya—menggeleng-gelengkan kepalanya. [Terima kasih, Kak! Aku mencintaimu]
 
   
 
  
  
_____________________

Visual : Cho Ahra
Edited : 30.04.2017

My Happiness Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang