15

500 42 7
                                    

Seoul, South Korean
2012
 
 
 
"Noona, Saranghae. Maukah kau menjadi kekasihku?" [Aku mencintaimu]

Kyuhyun berlutut di hadapan Yuna yang saat ini sedang duduk bersama dengan kedua orang tuanya, Ahra dan juga kedua orang tua Kyuhyun di halaman belakang rumah keluarga Cho di tengah-tengah acara makan malam bersama Keluarga Park dan Keluarga Cho.

Seperti biasanya, sejak kedua keluarga ini bertemu kembali sekitar setahun yang lalu saat Kyuhyun untuk pertama kalinya membawa Yuna kembali ke rumah keluarga Cho—setelah menangis di taman waktu itu—hampir setiap satu bulan sekali, kedua keluarga itu selalu mengadakan pertemuan seperti ini.

Ya, bisa dibilang ini sebagai pertemuan rutin untuk menyambung tali persaudaraan di antara kedua keluarga yang hampir terlupakan sejak keluarga Park pindah rumah beberapa tahun yang lalu.

Yuna menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat mendengar ucapan Kyuhyun. "Kyu," ucapnya tertahan.

Kyuhyun memandangnya dengan tatapan memohon andalannya. "Please?"

"Tapi, Kyu..." Yuna menggelengkan kepalanya pelan.

"Kumohon."

Yuna menatap Ahra sejenak untuk meminta bantuan, tapi di luar dugaan gadis yang berusia dua tahun lebih muda dari padanya itu malah mengangguk—meminta Yuna untuk ikut mengangguk—di sertai dengan senyuman manisnya.

Ya, beberapa bulan belakangan ini,  Kyuhyun memang sedang berusaha untuk semakin mendekati Yuna. Apalagi sejak ia menemukan gadis itu menangis sendirian di taman hampir setahun yang lalu karena kekasihnya, semakin ingin ia melindungi gadis yang sudah ia cintai sejak kecil itu.

Ia ingin selalu berada di sampingnya dan menjadi orang yang bisa membuat gadis itu tersenyum. Kyuhyun juga selalu memastikan kalau Yuna baik-baik saja makanya ia akan selalu menghubunginya di manapun dan kapanpun hanya untuk sekedar menanyakan kabar dan bertukar cerita. Bahkan Kyuhyun juga akan selalu menjemputnya setiap kali ia memiliki waktu luang di antara padatnya jadwal pekerjaannya.

Dan semakin hari rasa sayangnya terhadap Yuna semakin dalam, untuk itulah akhirnya malam ini ia memutuskan untuk meminta gadis itu menjadi kekasihnya agar ia selalu bisa melindungi gadis itu. Dan satu-satunya cara untuk bisa membuat gadis itu berada di sisinya tentu saja adalah dengan menjadikan Yuna miliknya.

Yuna menghela nafasnya. "Kyu," panggilnya.

"Ne?" [Ya?]

"Maaf, aku tidak bisa," bisik Yuna lirih.

Kyuhyun mendesah kecewa mendengar ucapan Yuna. "Waeyo?" tanyanya. "Apa kau belum bisa melupakan mantan kekasihmu?" [Kenapa?]

"Bukan seperti itu, Kyu," ucap Yuna. "Kau tahu kan, aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi sejak hari itu. Dan aku sudah berjanji akan melupakannya setelahbapa yang ia lakukan padaku."

"Lalu?" kejar Kyuhyun. "Apa kau tidak menyukaiku?"

Yuna menggelengkan kepalanya perlahan. "Ya Tuhan. Mana ada gadis yang tidak menyukaimu, Kyu."

"Jadi kau menyukaiku, ehm?" tanya Kyuhyun yang seketika membuat wajah cantik Yuna merona. "Kalau begitu, apa kau mencintaiku?"

Yuna berdeham sebelum menjawab pertanyaan Kyuhyun. "Alasan aku tidak bisa bersamamu bukan karena itu, Kyu. Tapi karena banyak sekali perbedaan di antara kita. Pekerjaan kita, usia kita, dan juga—"

"Aku tidak peduli," potong Kyuhyun.

"Kariermu sedang berada di atas. Aku tidak yakin bisa mengimbangimu."

"Aku yakin kita bisa melaluinya jika kita bersama-sama."

"Tapi Kyu. Orang tuamu—" Yuna melirik ke arah Nyonya dan Tuan Cho yang duduk di hadapannya dan juga tengah menunggu jawaban darinya.

"Kami merestui kalian, Nak! Kau jangan khawatir. Terima saja dia, kau tidak kasihan melihat seorang penyanyi tampan yang baru saja mengeluarkan album terbarunya itu harus berlutut selama itu?" goda Nyonya Cho kemudian.

Kyuhyun tersenyum evil, mendengar jawaban Nyonya Cho. "Sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mengatakan iya, Noona," ucapnya.

Yuna mendesah, kemudian kembali menatap ke arah Kyuhyun. "Lalu penggemarmu?"

"Aku yakin suatu saat nanti kalau mereka tahu tentang hubungan kita,  mereka akan mengerti."

"Yoora?"

Kyuhyun menautkan kedua alisnya dan menatap Yuna dengan tatapan heran. "Ada apa dengan dia?" tanyanya polos. Tidak mengerti arah pertanyaan Yuna.

"Ada apa? Kyu, bukankah dia itu kekasihmu?"

Kyuhyun membulatkan matanya. "Apa? Yoora? Dia bukan—"

"Benarkah?" tanya Yuna dengan tatapan mata menyelidik. "Bukankah dipertemuan kita waktu itu kau sedang berkencan dengan Yoora?"

Kyuhyun mengelus belakang kepalanya. Lalu tersenyum. "Maksudku—kami sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Dan dia sudah bersama dengan Donghae hyung sekarang."

"Benarkah?"

Kyuhyun mengangguk pasti. "Jadi bagaimana?"

Yuna terdiam cukup lama, menatap dalam diam setiap wajah yang ada di hadapannya—kedua orang tuanya, Ahra, Tuan dan Nyonya Cho dan terakhir wajah Kyuhyun—sebelum akhirnya mengangguk pelan lalu tersenyum. Ia kembali menatap semua orang yang ada di sana sebelum akhirnya menjawab seraya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Baiklah."

"Apa?" seru mereka semua saat mendengar jawaban Yuna.

"Iya. Aku mau menjadi kekasihmu, Kyu," ulang Yuna, membuat kedua orang tuanya, Tuan dan Nyonya Cho dan juga Ahra mendesah lega.

Kyuhyun bersorak gembira. "Ya Tuhan. Syukurlah. Ku kira kau tidak akan pernah menjawab pertanyaanku yang satu itu," ujarnya lalu menarik Yuna ke dalam pelukannya. "Jadi?"

"Apa?"

"Kita sepasang kekasih sekarang?"

Yuna mengangguk. Lalu menyembunyikan wajahnya yang memerah di dalam pelukan lelaki itu, sementara Ahra, kedua orang tua Yuna dan juga kedua orang tua Kyuhyun ikut berbahagia untuk pasangan baru itu.
 
 
 
 
_____________________

Edited. 28.05.2017
 
  

My Happiness Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang