02

1.1K 68 17
                                    


 
 
"Kau apa kabar?" tanya lelaki yang sedang duduk di depanku, sambil tersenyum. Tangannya sibuk mengaduk black coffe yang dipesannya. Sementara aku hanya bisa terdiam seraya menunduk menatap hot chocolate yang kupesan.

"Aku baik-baik saja, Daniel-ssi," ucapku mencoba terdengar sedikit ramah, mengingat pertemuan terakhir kami-kalau bisa dianggap sebagai pertemuan, karena pada kenyataannya aku datang dan meninggalkan apartment-nya begitu saja tanpa diketahui olehnya—sekitar tiga tahun yang lalu, tidak bisa dibilang menyenangkan. Wajar kalau saat ini, aku merasa canggung saat bertemu dengannya lagi. Apalagi saat ini ia duduk dengan tenang di hadapanku, seakan tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami sebelumnya. Aish.

Dia menyesap kopi di cangkirnya sambil terus menatapku, membuatku bingung harus bagaimana menghadapinya. Saat ini kami sedang berada di sebuah coffe shop tak jauh dari kantorku, yang buka selama dua-puluh-empat-jam.

Sesaat kami berdua terdiam. Sampai televisi yang ada di coffe shop itu tiba-tiba menayangkan promo salah satu acara musik yang dipandu oleh Kyuhyun dan menampilkan aksinya saat memandu acara tersebut.

Entah kenapa melihat promo acara itu tiba-tiba membuatku merasa merindukannya, karena sudah beberapa hari ini kami belum bertemu. Dan seketika aku merasa bersalah padanya, karena saat ini aku tengah duduk berdua dengan laki-laki lain tanpa seijinnya dan juga tanpa sepengetahuannya.

"Kudengar kau sudah mendapatkan penggantiku?" tanya Daniel tiba-tiba, memecah keheningan yang tercipta di antara kami. "Cho Kyuhyun—aktor, penyanyi dan pembawa acara yang sedang banyak dibicarakan di media itu kekasihmu, bukan?" lanjutnya sambil menunjuk ke layar televisi yang masih menampilkan promo acara itu.

Aku melebarkan mataku. Bagaimana dia bisa mengetahuinya?

Selama dua tahun terakhir ini, aku dan Kyuhyun sepakat menyembunyikan hubungan kami dari publik. Alasan utamanya adalah karena saat itu Kyuhyun sedang dalam promosi album terbarunya. Aku tidak ingin kabar hubungan kami akan mempengaruhi penjualan albumnya. Apalagi kalau mengingat Kyuhyun yang merupakan seorang idola yang pastinya memiliki banyak sekali penggemar fanatik di luar sana yang tentu saja siap membunuhku, kalau sampai mereka mengetahui hubungan kami yang sebenarnya.

Tidak ada yang mengetahui hubunganku dengan Kyuhyun selain pihak management-nya, teman-teman terdekatku dan juga Kyuhyun, keluarga Kyuhyun dan tentu saja keluargaku. Aah, bagaimana aku bisa lupa. Adik sepupuku, Park SangHyun adalah hoobae—junior—nya Daniel ketika berada di universitas dulu, tentu saja ia bisa mendapatkan kabar tentangku dari SangHyun dengan mudah.

Daniel tertawa pelan. "Benar-benar tidak bisa dipercaya. Kau tidak sedang bercanda kan, Yuna-ya??" tanyanya lagi.

Aku mengangkat kepalaku dan menautkan kedua alisku dengan pandangan bertanya. "Apa maksudmu?"

"Kau," ia menunjukku menggunakan dagunya. "Tidak benar-benar berkencan dengan orang sesibuk dirinya kan?" tanyanya sambil tersenyum lalu kembali menyesap kopinya.

Aaah. Jadi ia sedang mencoba mengungkit masalah kami yang dulu rupanya. Salah satu masalah yang selalu menjadi alasan disetiap pertengkaran kami—yang entah kenapa tidak pernah berlangsung lama, karena selalu saja ada hal yang membuatku akhirnya memaafkannya dengan mudah-dan hal yang sama yang aku jadikan sebagai alasan saat orang-orang di sekitarku mulai bertanya-tanya padaku apa yang menyebabkan hubunganku dan dirinya harus berakhir.

For your information, Daniel Wu adalah salah seorang dari sekian banyak pengusaha sukses dari Korea Selatan, yang setiap harinya selalu disibukan oleh urusan pekerjaan-yang kemudian membuatnya harus sering berpergian keluar Korea Selatan selama berbulan-bulan tanpa mengirimkan secuil kabarpun padaku.

Aku menatapnya, kemudian menghela nafasku sebelum akhirnya menjawab pertanyaannya. "Setidaknya, ia masih ingat untuk memberiku kabar tentang keadaannya dan ingat kemana harus pulang dan siapa yang ia harus cari saat pertama kali menginjakkan kakinya di Korea, Daniel-ssi," ucapku, berusaha menyindirnya.

Selain sering berpergian ke luar negeri tanpa memberikanku sedikit kabar pun, ia juga selalu pulang tanpa kabar. Saat tiba di Korea Selatan, hal pertama yang akan dilakukannya adalah menghubungi teman-temannya, kemudian mengajak mereka mengadakan pesta semalam suntuk di salah satu klub malam ternama di Seoul, untuk merayakan keberhasilannya memenangkan sebuah proyek besar.

Sementara aku?

Ia baru akan menghubungiku ketika ia membutuhkan bantuanku untuk membawanya pulang ke apartment-nya setelah terlalu mabuk untuk menyetir. Itupun bukan ia langsung yang menghubungiku, melainkan salah satu pegawai klub tempat ia dan teman-temannya berpesta.

Dan entah kenapa, mungkin karena dulu aku mencintainya, sehingga saat itu aku tidak bisa marah ataupun protes sedikitpun atas semua sikapnya padaku. Aku hanya bisa terdiam dan menerima semua perlakuannya, sampai suatu hari aku menemukannya sedang tidur berdua di atas tempat tidur yang ada di apartment-nya bersama dengan Song Rin Ah, asisten pribadinya yang juga merupakan sahabat baikku saat itu.

"Kau yakin?" tanya nya kembali.

"Apa maksudmu?"

Daniel menunjukan senyumnya lagi, sebelum menjawab pertanyaanku. Senyum yang dulu sangat aku suka, yang ternyata lebih terlihat sangat angkuh dan menakutkan. Berbeda dengan senyum Kyuhyun, walaupun lebih terlihat seperti seringaian iblis, tapi bisa membuatku merasa tenang dan nyaman.

"Maksudku, apa kau yakin dengan perasaannya padamu?" tanyanya lalu kembali menyesap kopi di cangkirnya. "Usianya masih sangat muda, Yuna-ya. Apa kau yakin ia mempunyai perasaan yang tulus terhadapmu dan bukan menganggapmu hanya sebagai pengisi kekosongan semata?" tanya pria di hadapanku itu seraya menaruh kembali cangkir kopinya di atas meja sebelum melanjutkan ucapnya. "Terlebih, karena saat ini kekasihmu itu merupakan salah satu bintang muda multitalenta. Dimana pekerjaannya mengharuskannya untuk berinteraksi dengan banyak orang. Terutama para gadis cantik yang dengan senang hati menemani kekasihmu menjalankan tugasnya. Dan sudah pasti, akan ada banyak gadis-gadis muda yang lebih cantik dan lebih menarik di sekelilingnya yang tanpa dimintapun bersedia menjadi kekasihnya-karena yang mereka tahu, kekasihmu belum memiliki pasangan. Lalu apa kau yakin, kalau suatu saat nanti ia masih akan bertahan di sisimu?"

Dan tiba-tiba aku terdiam setelah mendengar perkataan Daniel. Karena tidak bisa dipungkiri, semua yang diucapkannya tadi adalah benar adanya. Kyuhyun adalah salah satu bintang muda multitalenta yang saat ini kariernya tengah bersinar terang seperti bintang di langit.

Dan sudah dipastikan akan ada banyak perempuan cantik yang berada di sekelilingnya. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika suatu saat nanti Kyuhyun akan jatuh cinta pada salah satu dari mereka yang tentu saja lebih segala-galanya daripada aku. Belum lagi, jika mengingat perbedaan usia kami yang terpaut cukup jauh—lima tahun, tepatnya, aku yang lebih tua lima tahun daripada Kyuhyun.

Dan aku semakin terdiam saat mendengar pertanyaan Daniel yang selanjutnya.

"Apa kau yakin, kalau selama ini Kyuhyun bahagia bersamamu?"

_______________
(*)
Aish: seruan kekesalan.
-ya : partikel sapaan yang ditambahkan di belakang nama orang dengan huruf akhir vocal, untuk menunjukkan keakraban (tidak formal) dan biasanya digunakan untuk memanggil teman sebaya yang atau lebih muda.)
 
 
Visual : Daniel Wu
Edited. 13.02.2017

My Happiness Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang