EPILOG

1.1K 47 0
                                    

 
 
  
"Kyuhyun-ssi."

Kyuhyun mengangkat kepalanya. Ia mengalihkan pandangannya yang semula hanya tertuju pada secangkir kopi yang dipegangnya, ke arah seorang lelaki tinggi yang ia kenali sebagai mantan kekasih dari kekasihnya—tidak, tapi wanita yang paling dicintainya setelah ibu dan kakaknya, tentu saja.

Akhirnya setelah hampir sepuluh menit mereka berdua habiskan untuk berdiam diri dan duduk berhadapan di salah satu kursi di dalam cafe yang masih berada dalam satu gedung dengan apartment Kyuhyun, Daniel mengeluarkan suaranya juga.

"Sebenarnya, apa yang ingin kau bicarakan denganku, Daniel-ssi?" tanya Kyuhyun to the point, karena pria di hadapannya memilih untuk kembali terdiam setelah memanggilnya tadi.

Daniel mengembangkan senyumnya saat mendengar nada sinis dalam ucapan Kyuhyun. "Baiklah. Sebenarnya tujuanku menemuimu, adalah aku hanya ingin meminta satu hal padamu, Kyuhyun-ssi," ucapnya tenang.

"Apa itu?"

Daniel kembali tersenyum. "Tolong, kembalikan Yuna padaku jika kau memang tidak dapat membahagiakannya."

Kyuhyun mengeratkan genggaman tangannya pada gelas kopi di tangannya untuk menahan emosinya yang hampir memuncak saat mendengar ucapan lelaki di hadapannya. "Apa maksudmu?" tanyanya berpura-pura tenang.

"Kurasa maksudku sudah jelas, Kyuhyun-ssi. Aku meminta gadisku kembali."

"Mengembalikan gadismu kau bilang?" Kyuhyun tersenyum mengejek seraya melepaskan gelas kopi dari tangannya ke atas meja. "Yuna bukan lagi gadismu saat ini. Dan aku juga tidak pernah merebutnya darimu. Justru kau yang telah mencampakannya demi seorang gadis yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Apa kau lupa, Daniel-ssi?"

Lelaki yang duduk di hadapan Kyuhyun terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku mengingatnya dengan jelas, Kyuhyun-ssi. Dan aku benar-benar menyesal telah melakukan itu. Untuk itulah aku—"

"Dia bukan barang yang bisa kau buang saat kau sedang bosan dan mengambilnya kembali saat kau membutuhkannya," ucap Kyuhyun tegas.

"Aku tahu itu," ucap Daniel seraya kembali menyesap kopinya masih dengan sikap tenangnya. “Tapi saat itu aku benar-benar terpaksa.”

"Apa maksudmu?"

"Aku sakit, Kyuhyun-ssi!  Sehingga saat itu aku terpaksa harus meninggalkannya dan berpura-pura berhubungan dengan sahabatnya yang sebenarnya adalah saudara sepupuku. Tapi—"

Kyuhyun melebarkan matanya saat mendengar penjelasan Daniel. Tapi kemudian ia merubah kembali ekspresi wajahnya. "Jangan bermimpi, Tuan Wu," serunya. "Aku tidak peduli apapun alasanmu. Yang pasti saat itu kau telah meninggalkannya dan menyakitinya. Dan walaupun saat ini kau sudah sembuh sekalipun, sampai kapanpun tidak akan kubiarkan ia kembali padamu. Karena saat ini, ia adalah gadisku."

Daniel memandang Kyuhyun dalam diam, sebelum akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan. "Apa kau mencintainya, Kyuhyun-ssi?"

Kyuhyun mengangguk cepat. "Tentu saja. Aku sangat mencintainya."

Daniel menghela nafas. "Kalau kau memang begitu mencintainya, bahagiakan dia. Jangan pernah membuatnya menangis. Lakukan sesuatu untuk membuatnya aman di sisimu, sehingga aku bisa tenang meninggalkan dia denganmu."

"Kau—"

"Sudah kubilang kalau aku sedang sakit, Kyuhyun-ssi. Dan asal kau tahu saja, saat ini sebenarnya aku sedang menunggu saat kematian untuk datang menjemputku," jelas Daniel. "Dan untuk itulah aku datang ke sini. Sebelum aku pergi, aku hanya ingin memastikan bahwa Yuna berada di tangan orang yang tepat.  Orang yang akan selalu melindunginya apapun yang terjadi, orang yang selalu merengkuhnya dalam kehangatan, bukan malah meninggalkannya sendirian seperti saat ini."

"Aku tidak meninggalkannya," seru Kyuhyun. "Aku hanya memberi kesempatan untuknya agar ia bisa—" Kyuhyun kembali membelalakan matanya saat menyadari sesuatu. "Jangan bilang kalau kau sempat menemuinya dan kau yang memintanya untuk berpisah dariku?"

Daniel terkekeh pelan.  “Aku memang menemuinya.  Tapi aku bersumpah, Kyuhyun-ssi, ide berpisah itu bukan datang dariku.”

“Lalu dari mana ia bisa berpikiran sesempit itu dan meminta untuk berpisah dariku kalau bukan kau yang mempengaruhinya?”

Daniel mengangkat bahunya. “Jujur aku juga tidak tahu dari mana ia bisa berpikir seperti itu.  Karena saat itu, aku hanya menemuinya dan mengajukan satu pertanyaan padanya.”

“Apa itu?”
 
 
"...Apa kau yakin, kalau selama ini Kyuhyun bahagia bersamamu?"
 
 
Kyuhyun melebarkan matanya sekali lagi.  Pantas saja saat itu, Yuna berkata yang bukan-bukan mengenai kebahagiaannya.  Jadi ternyata...

“Kau gila, Daniel-ssi.

Daniel terkekeh kembali. “Sejujurnya, Kyuhyun-ssi.  Kedatanganku kembali ke dalam kehidupan kalian adalah untuk menguji seberapa besar rasa cinta kalian berdua. Tapi ternyata, pendirian Yuna langsung goyah saat aku mengajukan satu pertanyaan itu.”

“Itu karena kau mengajukan pertanyaan yang bodoh," gerutu Kyuhyun.

“Untuk itulah, menurutku dalam hal ini kau yang harus bertindak.  Kau yang harus berusaha meyakinkannya kalau kau bahagia bersamanya. Dan kau memilihnya untuk ada di sampingmu, bukan orang lain.”

Kyuhyun mengangguk. "Kau tenang saja.  Aku berjanji akan selalu membahagiakannya dan membuatnya selalu berada di sisiku selamanya."

“Bagus,” ucap Daniel cukup puas. “Ah, Kyuhyun-ssi," panggil nya lagi sesaat kemudian.

“Ne?” [Ya?]

“Boleh kuminta satu hal?”

Kyuhyun mengangguk.

“Jangan beritahu Yuna, jika aku sedang sakit.  Aku tidak ingin ia merasa bersalah.  Biarkan nanti aku sendiri yang memberitahunya kalau saatnya sudah tiba," pesan Daniel.

Ne.  Kalau begitu.  Aku permisi, Daniel-ssi,” pamit Kyuhyun lalu mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh setelah menundukkan kepalanya sedikit pada Daniel. [Ya.]

"Tuan Cho!" seru Daniel saat melihat Kyuhyun hendak mencapai pintu cafe. "Akan aku pegang janjimu! Bahagiakan dia!"

Kyuhyun mengangguk sebelum akhirnya membuka pintu dan kemudian menghilang di balik pintu cafe.

Sementara pria bernama Daniel itu hanya bisa tersenyum miris di tempatnya, memandang kepergian Kyuhyun yang sedikit terlihat tergesa-gesa memasuki mobilnya.
 

Aku menyerahkan Yuna ke tanganmu, Tuan Cho.  Tolong, selalu bahagiakan dia.
 
 
 
 
 
_____________________

Edited. 02.06.2017

My Happiness Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang