Seperti akhir percakapan lewat chat dengan Andra kemarin, keduanya akan pergi untuk jalan-jalan setelah menyelesaikan ujian terakhir. Setidaknya Andra berhasil meyakinkan Kinan kalau mereka harus menghabiskan waktu sebelum besok berangkat ke Jakarta.
"Have fun, ya, tapi pulangnya jangan malem-malem, Dra. Kalian besok berangkat ke stasiunnya pagi juga, kan?" kata Anna. Saat Kinan dan Andra tengah berjalan ke area parkir, mereka justru bertemu dengan Anna yang baru saja sampai di kampus.
"Iya, An. Tenang aja. Paling sore udah balik," balas Andra.
"Oke, deh," timpal Anna. Gadis itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah Kinan. Dia ingin membisikkan sesuatu. "Ditunggu kabar baiknya," ucap gadis itu pelan.
Kinan tidak memberi jawaban ketika melihat Anna tersenyum penuh arti. Setelah gadis itu melangkah pergi, dia baru tersadar oleh ucapan Andra. "Ayo, Kin."
"E-eh, iya."
Andra memberikan helm yang sudah biasa dipakai Kinan ketika berboncengan dengan laki-laki itu. Saat melihat Kinan hendak menaiki motornya, Andra tampak menegakkan posisi duduknya agar Kinan bisa berpegangan dengan bahunya.
"Udah siap?" tanya Andra.
"Siap, dong," balas Kinan. Balasan yang terdengar bersemangat dan berhasil membuat Andra tersenyum.
Semoga gue bisa mengakhiri hari ini dengan senyum indah yang terlukis di wajah lo, ya Kin, batin Andra sebelum akhirnya melajukan motornya keluar dari area parkir kampus.
***
Suasana Kota Semarang pada siang hari ini tidak begitu ramai. Laki-laki itu juga sadar kalau cuaca di luar sedang panas-panasnya sehingga tempat yang menjadi tujuan mereka tidak jauh dari gedung dengan segala hal menyenangkan di dalamnya.
Setelah dia memarkir motornya di area parkir, keduanya melangkah bersama ke dalam gedung itu. Andra tersenyum kecil saat melihat aura bahagia di diri Kinan. Bahkan, gadis itu terlihat sangat senang seperti anak kecil.
"Gue kira lo nggak bakal seseneng ini, tapi bagus deh," celetuk Andra, membuat Kinan menoleh ke arahnya. Gadis itu tiba-tiba salah tingkah karena berpikir kalau tingkahnya terlalu berlebihan.
"Haha, gue cuma nggak bisa ngilangin perasaan seneng gue, Dra. Yeay! Besok gue ke Jakarta," kata Kinan, yang benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan senang di dalam dirinya.
"Gue ngerti banget rasanya gimana. Jadi ... pas di Jakarta nanti, lo harus puas-puasin ngelakuin hal-hal yang selama di Semarang ini nggak bisa lo lakuin. Oke?"
"Ya pastilah, Dra."
"Termasuk hal-hal yang nggak lo rencanain."
Kinan kembali melihat Andra setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh laki-laki itu. "Apa, Dra?" tanyanya.
"A-ah, apa?" Andra terlihat menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ng—kayaknya gue salah denger," balas Kinan, terlihat bingung.
Andra juga tidak memperpanjang kebingungan Kinan hingga mereka akhirnya sampai di lantai atas. Awalnya Andra ingin mengajak Kinan menonton film, tapi mengingat waktunya tidak lama—dia merasa kalau waktu mereka akan habis begitu saja jika memilih kegiatan itu. Pada akhirnya mereka pergi ke game centre yang ada di mal itu.
"Gue ngisi saldo kartunya dulu, ya," kata Andra, sedangkan Kinan memberi anggukan sambil melangkah melihat-lihat permainan yang ada di sana.
Gadis itu tiba-tiba tersenyum karena teringat dengan sebuah kenangan. Sebenarnya dia bisa memilih untuk mengabaikannya. Namun, ingatannya semakin besar saat langkah kakinya berhenti di depan salah satu permainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epanliebe (TAMAT)
Teen FictionBlurb . "Kisah tentang kita yang dulu dan kita yang sekarang." . Waktu telah mengubah perjalanan gadis itu menjadi sosok perempuan yang kuat dan penuh rasa tanggung jawab dengan pilihannya. Sudah tidak ada lagi dia yang dulu. Dia tidak akan luluh de...