BAB 27

21 3 2
                                    

Fero menghampiri putrinya yang sudah ada di kamar. Saat dia berpapasan dengan sang istri di lantai bawah, wanita itu juga tampak bingung karena melihat Kinan yang terburu-buru pergi ke kamarnya.

"Kin. Kinan. Buka pintunya," ucap Fero sembari mengetuk pintu kamar putrinya.

Selang beberapa detik, pintu akhirnya terbuka. Fero kemudian melihat putrinya dengan wajah kusut. Tanpa bertanya, pria itu memilih untuk masuk terlebih dahulu.

"Papa tau kalo tadi kamu boong. Dia pacar kamu beneran, kan?"

Kinan hanya diam ketika mendengar ucapan papanya. Gadis itu kemudian berjalan ke arah kasur dan duduk di sana. Masih diam, Kinan terlihat menundukkan wajahnya. Fero yang bingung memutuskan untuk duduk di sebelah putrinya.

"Sebenernya ada apa, Kinan? Kalo emang Evan pacar kamu, Papa gak pa-pa kok."

"T-tapi, Pa ...."

"Tapi apa, Sayang?" tanya Fero sembari mengusap puncak kepala Kinan.

"Dia anaknya om Randy," kata Kinan, "Randy Indrawan."

Gerakan tangan Fero terhenti di atas kepala Kinan. Setelah mendengar nama yang baru disebutkan putrinya, Fero hanya bisa diam. "Randy Indrawan? Kamu nggak salah, Sayang?"

"Iya, Pa, tapi om Randy ngelarang aku buat berhubungan sama Evan. Sebenernya ada apa di antara Papa sama om Randy?" tanya Kinan, "aku sama Evan udah saling sayang, Pa."

Randy. Bisa-bisanya dia mempertaruhkan kebahagiaan Kinan dan Evan, batin Fero.

"Pa ... aku nggak mau pisah sama Evan."

Fero kembali disadarkan setelah mendengar ucapan Kinan. Dia melihat mata putrinya yang sudah berkaca. Pria itu langsung memeluknya. "Iya, Sayang. Papa akan coba bicara sama Randy. Biar kamu sama Evan bisa bareng-bareng. Oke?" balasnya.

"Sekarang kamu bersih-bersih. Abis itu istirahat," kata Fero sembari mengusap puncak kepala putrinya, kemudian dia beranjak bangun.

"Makasih, Pa," ucap Kinan.

Setelah itu, Fero keluar dari kamar Kinan. Dia berjalan ke lantai bawah untuk langsung menemui Maura. "Ada apa, Fer?" tanya Maura ketika suaminya meminta wanita itu ke kamar.

"Kinan, Ra."

"Kinan kenapa?"

"Ternyata Kinan diem-diem udah punya pacar," kata Fero.

Namun, seperti dugaan pria itu, istrinya akan terlihat sangat senang setelah mendengar perkataannya. Pada akhirnya, Fero segera memberi tahu Maura tentang Randy.

"Tapi, Ra. Ada tapinya."

Maura melihat Fero dengan alis sedikit terangkat. "Tapi? Kok ada tapinya?"

"Laki-laki yang jadi pacarnya Kinan," kata pria itu sedikit menggantung, "dia baik, sih, tapi—"

"Tapi-tapi terus, sih. Kasih tau aku, Fer ...."

Fero memandang Maura, lalu berucap, "Dia anaknya Randy."

Maura terdiam. Dia tidak pernah membayangkan akan mendengar nama itu, apalagi dia mendengarnya dari Fero. Sekarang perasaan Maura tidak sesenang beberapa detik menit lalu. Wanita itu tengah merasa bingung.

"Kamu kenapa, Ra?" tanya Fero sembari memegang tangan istrinya.

"Kamu masih nanya, Fer?" balas Maura, "kita berusaha keras untuk menjauh dan nggak berurusan lagi sama Randy, tapi sekarang? Anak perempuan kita justru pacaran sama anaknya? Nggak. Nggak bisa, Fer."

"Ra, tapi ini demi kebahagiaan Kinan. Kamu tau sendiri kalo dia perempuan yang sulit membuka hati," kata Fero, "dan sekarang? Ada laki-laki yang berhasil masuk ke sana. Dia pasti orang yang spesial buat Kinan."

Epanliebe (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang