(❍ᴥ❍)
"awas itu ada orang Jeffrey!"
Ckiittt...
Hampir, hampir saja kepala Jeanna terbentur karena ulah pemuda di sebelahnya itu.
Jeffrey langsung merapikan rambut Jeanna yang berantakan karena ulahnya "lo gapapa? Ada yang sakit?"
Jeanna hanya menggelengkan kepalanya dengan dada yang naik turun karena shock.
Baru saja Jeffrey membelokkan mobilnya ke kiri namun disambut oleh seseorang pejalan kaki membuat Jeffrey menginjak rem mobil dengan mendadak.
Untung saja jalan nya memang jalan yang sepi, jika tidak maka Jeanna yakin mereka akan mendapati hal buruk.
"turun Jeff" titah Jeanna setelah membuka sabuk pengaman nya diikuti Jeffrey
"ck. Siapa sih, kok jalan kaki bukannya di pinggir?! Untung ga gue tabrak"
Pemuda itu mengeluarkan unek-unek nya karena tadi tiba-tiba ada seorang perempuan yang berjalan di tengah-tengah"mbaknya gapapa?" tanya Jeanna menatap perempuan berambut pendek yang menutup kedua telinganya dengan kepala menunduk di depan mobil Jeffrey
"lo??" Jeffrey dan Jeann tercengang setelah perempuan tadi mengangkat kepalanya dan ternyata itu adalah Naeun
"Jeffrey, hiks..." tanpa babibu Naeun memeluk tubuh Jeffrey membuat Jeanna bingung dengan situasi ini
Jeffrey berusaha melepaskan pelukan itu dengan hati-hati, tak mau melukai perempuan yang memeluk dirinya itu.
Tapi apa daya Jeffrey yang sudah kehilangan kesabaran karena Naeun semakin erat memeluk tubuhnya dengan isak tangis yang masih terdengar membuat pemuda itu dengan sedikit kasar mendorong tubuh Naeun menjauh.
"lo apa-apaan sih!?!" sentaknya
"Jeffrey hiks.. Mama sama papa aku cerai" curhatnya sedikit sambil menangis lalu kembali memeluk Jeffrey
Ya Tuhan... Drama macam apa ini?
Jeanna entah kenapa jadi gerah sendiri melihat pemandangan di depannya itu.Jeffrey kembali berusaha melepas pelukan Naeun yang semakin erat "lepasin gak?! Lagian itu bukan urusan gue" ujarnya dengan nada kesal
Naeun mendongak "aku cuma butuh kamu.. Please? Biarin aku peluk kamu sebentar aja"
Melihat air mata perempuan itu membuat rasa iba Jeanna muncul di tengah rasa panas pada hatinya.
"ga akan" untuk kedua kalinya Jeffrey mendorong tubuh Naeun lalu menjauh
Jeanna memegang lengan Jeffrey lalu berkata "jangan kasar, Jeff. Dia cewek, lo ngga kasian apa sama keadaan dia?"
Pemuda tinggi itu berdecih "lo kasian? Yaudah kenapa nggak lo aja yang peluk dia? Gue ngga peduli"
"Jeffrey, please.. Untuk kali ini aja" derai air mata masih saja membasahi pipi Naeun
"Jeff. Come on, lo ngga punya rasa kasian sedikitpun apa?"
"Jean? Seriously? Lo gila" ucap Jeffrey hendak pergi tapi tangan Jeanna menghentikannya
"sekali aja.."
"lo yakin?"
Jeanna menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan pemuda itu.
Jeffrey mendesah gusar dibuatnya. Yang benar saja!
๑๑๑
Hening.
Satu kata yang menggambarkan suasana di dalam mobil Jeffrey.
Sesekali mata Jeffrey melirik kaca untuk melihat wajah Jeanna yang duduk si kursi belakang.
Kenapa tidak di samping nya saja? Itu karena Naeun yang duduk disana.
Tadi setelah Jeanna sedikit bertanya permasalahan perempuan itu, Naeun mengatakan kalau orang tua nya memutuskan berpisah karena sang papa yang kata mama nya mempunyai wanita lain.
Jadilah Naeun meminta Jeffrey untuk mengantarkan dirinya ke rumah bibi nya saja dimana Jeffrey harus rela putar balik.
Dan parahnya perempuan berambut pendek itu meminta duduk di sebelah Jeffrey! Yang sebenarnya membuat Jeanna semakin dongkol, tapi kasihan juga mendengar ceritanya...
"udah deket apa belum sih rumahnya?!" tanya Jeffrey dengan nada frustrasi nya, sudah cukup lama ia berada di dekat Naeun, membuat dirinya tidak nyaman
"u-udah kok, tinggal belok kanan di depan sana" jawab Naeun sambil menatap wajah Jeffrey dari samping
Yang di belakang semakin panas saja suasana hati nya melihat itu.
Dengan kesal Jeanna membuka tutup botol minuman yang ia ambil dari salah satu kantong belanjaan mereka tadi.
Masa bodoh itu bukan minuman nya, dia bisa ganti rugi kok.
Setelah membelokkan mobil nya sesuai arahan Naeun, sekali lagi Jeffrey melirik wajah masam Jeanna dari kaca.
"makasih ya, Jeffrey udah mau nganterin aku ke sini" Naeun tersenyum ke arah Jeffrey setelah mobil putih itu berhenti
Diam-diam Jeanna memutar bola matanya malas melihat senyuman itu.
"juga buat pelukannya..." sambungnya dengan melirik ke belakang dimana Jeanna sedang memakai airpods sambil menatap ke arah luar kaca mobil
"cih, sifat aslinya mulai keluar deh" batin Jeanna
"turun" perintah Jeffrey yang sudah muak melihat wajah di sampingnya itu
Dengan rasa kecewa karena Jeffrey tidak membalas ucapan terima kasih nya lalu Naeun turun dari mobil.
Baru Jeffrey menghela nafas lega "ngga mau pindah di sini, Je?" tanya nya
Jeanna tidak menghiraukan ucapan Jeffrey, lebih tepatnya berpura-pura tidak mendengar. Gadis itu masih betah melihat ke luar kaca mobil.
Oke, Jeffrey paham mood Jeanna sedang tidak baik-baik saja.
Tbc.
Duhh makin gajelas aja nih cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Together [on going]
Teen FictionCuma kisah keseharian Jeffrey dan Jeanna yang udah bareng-bareng dari bayi. They said : "no matter what, we are best friend forever" +fakestagram ⚠️cerita ini hanya fiksi [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] SLOW UPDATE