03. PERNIKAHAN?

308 18 2
                                    

Keesokan paginya, Anam dan Ayyara kaget bukan main saat warga berbondong-bondong masuk kedalam gubuk yang menjadi tepat saksi bisu adegan panas mereka berdua semalam.

Awalnya Anam bingung karena warga memaki-maki nya dan juga Ayyara. Mereka bahkan melemparkan keduanya dengan tomat busuk dan telur.

Anam berusaha melindungi Ayyara dari amukan massa.

Ayyara sudah menangis sejadi-jadinya karena ketakutan.

"KALIAN SEMUA BISA KELUAR DULU GAK?!" bentak Anam membuat para warga terdiam.

"Biarin setidaknya kita jelasin dan kita pakai pakaian dulu." ucap Anam kesal karena baru bangun sudah dihakimi.

"Kalian berbuat dosa dikampung kami! kalian harus ikut kamu ke kepala desa!"

"Ayo bawa aja! bawa!"

"Anam gue takut...." lirih Ayyara.

"Ada gue." bisik Anam memeluk dan mengelus punggung telanjang Ayyara dengan lembut.

"Kita bakal ikut kalian, tapi biarkan setidaknya dia pakai baju dulu." ucap Anam berusaha menutupi tubuh Ayyara dengan selimut.

"Ayo keluar dulu yang laki-laki!" seru seorang warga yang sepertinya mengerti kondisi Ayyara.

Para warga laki-laki keluar dan warga perempuan membantu Ayyara memakai pakaiannya.

Anam menatap Ayyara prihatin, ia merusak seorang gadis yang sangat ia benci. Anam memang membenci Ayyara, tapi bukan ini yang Anam mau!

Ayyara tampak kosong, gadis itu berjalan dengan linglung keluar dari gubuk. Anam setia berdiri disampingnya untuk menjaga gadis itu dari amukan massa.

"Mereka sepertinya minum ramuan kita deh, mas."

"Untung saja semalam hujan dan kita gak ke gubuk itu ya, dek."

"Iyaa, tapi aku kasihan sama perempuan itu."

"Biarlah mungkin mereka apes."

Tiba di rumah kepala desa, Ayyara dan Anam dipaksa duduk dihadapan pak kades.

"Jadi, kalian pelaku zina?" tanya pak Kades sambil memainkan kumis lelenya.

"Saya bisa jelasin, pak." ucap Anam karena tahu Ayyara masih terpukul, terlihat dari wajah gadis itu yang tampak muram.

"Opo?"

"Jadi, kita itu gak tau apa-apa."

"Gimana biso kalian gak tau apa-apa skidipapap di gubuk tua itu?!"

"Saya juga bingung kenapa saya lakukan itu!"

"Loh kok kamu bingung, yo saya juga bingung jadinya."

"Yowes lah pak Kades nikah kan saja!" seru seorang warga.

"Benar, pak Kades!"

"Setujuuuuu!"

"Nikahkan!"

"Nikahkan!"

"NGGAK!" teriak Ayyara membuat semuanya yang tadinya rusuh langsung terdiam.

"Kalian semua gak tau apa-apa! saya juga gak mau ini semua terjadi! minuman itu yang buat kita gak sadarkan diri, pak. Tolong pak jangan nikahin kita!" mohon Ayyara.

"Iya, pak. Kita masih anak sekolah." tambah Anam.

"TIDAK ADA PELAKU ZINA YANG BEBAS DARI HUKUMAN!" seru warga memprovokasi.

Warga semakin ricuh dan membuat pak Kades bingung.

"WES DIAM DULU TOH! AKU KADES NYA KENAPA KALIAN YANG MEMUTUSKAN!" teriak pak Kades membuat para warga diam kembali.

Ayyara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang