"Anam." Ayyara menatap tidak percaya dengan apa yang ada didepannya.
Anam, cowok itu dengan rambut acak-acakan menghampiri Ayyara.
"Pulang!" Ayyara ditarik paksa, karena terlalu tiba-tiba Ayyara hanya bisa mengikuti kemauan Anam.
Tapi, didepan sana Jay berdiri dengan tatapan bingung.
"Kalian.....?" Jay menatap Ayyara lalu Anam kemudian pada tangan keduanya yang saling berpegangan.
"Bukan urusan lo, Jay. Pokoknya lo harus jauh-jauh dari cewek licik ini kalo lo gak mau masa depan lo hancur kayak gue." ucap Anam lalu menarik paksa Ayyara kembali melewati Jay yang masih kebingungan.
Jay menghentikan langkah Anam, cowok itu melepaskan tangan Anam yang menggenggam tangan Ayyara terlalu kencang.
"Kamu boleh bawa pergi Ayyara, tapi tolong secara baik-baik jangan menyakiti dia. Saya juga butuh kejelasan, Anam. Maksud perkataan kamu apa? Ayyara menghancurkan masa depan kamu, kok bisa?" tanya Jay beruntun.
Anam tampak muak, mungkin juga karena cowok itu lelah.
"Jay, nanti gue jelasin ya di sekolah. Gue pulang dulu sama Anam, gue gak apa-apa kok lo gak usah khawatir." ucap Ayyara yang dibalas anggukan kepala oleh Jay.
Jay membiarkan Anam pergi membawa Ayyara. Meskipun ia masih sedikit khawatir Anam akan menyakiti Ayyara.
Lagipula Jay baru tahu juga kalau ternyata hubungan Anam dan Ayyara bukan hanya sekedar musuh. Mana ada musuh yang menjemput musuhnya untuk pulang kan?
Setibanya di rumah lebih tepatnya kamar Anam, cowok itu menghempaskan tubuh Ayyara ke kasur dengan kasar.
"Pelan-pelan kek!" sewot Ayyara.
"Lo bisa gak sih gak bikin repot gue?! Dari jam delapan sampe jam segini gue nyariin lo tauk gak! kalo emang lo gak ada niat buat pulang bilang!" omel Anam dengan nada suara yang tinggi untungnya kamar cowok itu kedap suara.
"Ya lo lagian ngapain nyariin gue?!"
"Lo pikir kalo lo mati diluar sana siapa yang bakal disalahin? lo itu udah jadi istri gue, Ayyara. Lo harus nurut semua perkataan gue!"
"Lo tuh bikin pusing ya, Nam! lo bilang gue suruh bayar, ya gue kerjalah buat bayar sewa kamar lo ini! Lo maunya apa sih?!" sarkas Ayyara berdiri menantang Anam.
"Siapa yang bilang lo bayar pake uang, hah?" Anam mendekati wajahnya kedepan wajah Ayyara membuat Ayyara menahan nafasnya seketika.
"Te-terus lo ma-mau gue bayar pake apa?!" Ayyara masih berusaha galak meskipun ia gugup setengah mati.
Anam menatap tubuh Ayyara dari ujung kaki sampai ujung kepala gadis itu. Ayyara sudah siap-siap akan meninju wajah Anam kalau cowok itu berniat kurang ajar padanya.
"Menurut lo pake apa? biar kita sama-sama enak?" Anam tersenyum miring membuat jantung Ayyara semakin berdegup kencang.
"IHHHHHHHH ANAM LO MESUM BANGET SIH?!" teriak Ayyara mendorong tubuh Anam agar menjauh darinya.
Anam tertawa, kenapa Ayyara lucu ya kalau lagi panik gini? Jiwa jahilnya kan jadi meronta-ronta.
Anam tidak berhenti sampai disitu saja, cowok itu melepas kancing bajunya satu persatu lalu membukanya didepan Ayyara. Ia lupa mandi karena terlalu sibuk mencari gadis itu dari sore karena Sekar yang khawatir Ayyara tidak pulang-pulang, gawat kalau Sekar sampai tahu Ayyara bekerja untuk membayar sewa kepadanya. Sebab itu lebih baik Anam yang menemui Ayyara duluan dibandingkan Mamanya nanti.
"ANAM!!! GUE BAKAL LAPOR POLISI KALO LO MACAM-MACAM!" Ayyara menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apaan sih ngeres banget otak lo! orang gue mau mandi juga." Anam melewati Ayyara begitu saja menuju kamar mandi, tapi sebelum masuk kedalam cowok itu membalikan tubuhnya terlebih dahulu.
"Mau mandi bareng gak?"
•••
"Anam ih lepasin!" seru Ayyara lagi-lagi ditarik paksa oleh Anam.
"Lo harus minta maaf sama Anye!"
"Salah gua apaan sama tuh cewek coba?!"
"Masih nanya salah lo apa?!"
"Ya kan itu gak sengaja! lu tau gak sengaja gak sih?!" kesal Ayyara menghempaskan tangan Anam yang menggenggam tangannya.
"Buat orang mimisan dan pingsan lo bilang gak sengaja? Gue tau lo ya, Ayyara. Gak usah bohong!" ketus Anam menatap tajam Ayyara.
Ayyara mendengus sebal lalu bersedekap dada menatap Anam tak kalah judes.
"Yaudah gak sampe mati ini kan pacar kesayangan lo itu!" sinis Ayyara lalu berbalik dan pergi meninggalkan Anam yang hanya bisa menghela nafas panjang.
Ayyara itu cewek Medusa!
Sepanjang koridor Ayyara terus menerus mendapatkan hinaan dari teman-teman angkatannya karena kejadian pagi tadi, dimana Ayyara tidak sengaja melempar bola basket dan mengenai wajah Anye lumayan kencang. Gadis lemah itu langsung pingsan dengan darah keluar dari hidungnya.
Ayyara sih masa bodoh, toh itu belum sebanding dengan apa yang dilakukan Anye kepadanya.
"Dasar cewek pembully!" seseorang hendak menimpuk Ayyara dengan telur, namun tiba-tiba saja seseorang melindunginya. Menjadikan punggungnya untuk melindungi Ayyara dari timpukan-timpukan tak berasalan itu.
"Kamu gak apa-apa, Ayyara?" tanya Jay bisa-bisanya masih tersenyum manis kepada Ayyara.
Ayyara dibuat bisu seketika, ia tidak tahu harus apa dan yang bisa ia lakukan hanya menatap Jay.
"BERHENTI SEMUANYA!" seru Anam membuat aksi itu terhenti seketika.
"Kalian ngotorin lingkungan sekolah tauk gak! bersihin semuanya gue gak mau tau, urusan Ayyara biar gue yang urus. Kalian gak berhak ngehakimi dia!" ujar Anam dengan tegas.
Anam menarik Ayyara kembali dan membawa gadis itu ke parkiran menuju mobil cowok itu yang terparkir.
"Gue gak suka lo deket sama Brawijaya!" ketus Anam menghadapkan wajahnya kepada Ayyara yang sedang membersihkan rambutnya yang terkena telur, ya walaupun sedikit tetap saja Ayyara tidak suka jika kotor.
"Ayyara lo denger gue gak?" Anam meraih tangan Ayyara membuat gadis itu kaget.
"Gue gak suka lo deket-deket sama Brawijaya, dia itu anak baik gara-gara lo dia jadi kena masalah. Setidaknya kalo itu masalah lo, lo jangan ngelibatin orang lain." omel Anam dengan sedikit kasar menghempaskan tangan Ayyara yang digenggamnya beberapa saat.
"Gue juga gak minta dia buat ngelindungin gue kok. Dia sendiri yang mau, lagian Jay aja gak keberatan tuh kayaknya kenapa jadi lo yang sensi?" balas Ayyara sinis.
"Ya karena gue-gak suka aja orang sebaik Brawijaya dimanfaatin cewek jahat kayak lo!"
"Yakin deck karena itu?"
"Ya....ya....iyalah." kenapa Anam malah jadi grogi gini ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayyara
Mystery / ThrillerAnam dan Ayyara menikah dengan terpaksa. Anam tidak menyukai Ayyara, ia sangat membenci gadis jahat itu. Bagi Anam, Ayyara hanya gadis pembully, pembuat onar dan angkuh. Begitu pula Ayyara, gadis itu sangat membenci Anam yang selalu menilainya sebel...