33. PEMBUNUHAN

351 11 0
                                    

Ayyara itu sosok yang mudah lupa. Sudah seminggu ia bersekolah di sekolah lain dan saat dirinya akan dikembalikan tiba-tiba saja seorang gadis datang menghampirinya dengan membawakan sebuah kotak makan.

"Kamu gak inget saya?" tanya gadis itu.

"Gak."

"Saya Alleia, siswi yang waktu itu kamu tolongin. Saya dengar kamu teman kakak saya, jadi saya merasa tidak enak karena bersikap tidak menyenangkan wak-"

"Iya iya yaudah. Terus lo mau apa? gue buru-buru nih."

"Ini. Saya tahu kamu pasti bisa beli makanan lebih mahal dan lebih baik dari ini, tapi saya harap kamu suka dan mau menerimanya." ujar Alleia sedikit kikuk.

"Oke deh thanks ya." Ayyara menerima pemberian Alleia lalu bergegas pergi karena supirnya sudah menunggu.

Hanya satu Minggu ini hidup Alleia terasa nyaman berkat Ayyara. Walaupun Ayyara tidak bermain dengannya, tapi Ayyara adalah sosok gadis kuat yang memberantas pembullyan di sekolah ini. Entah keberanian darimana yang dimiliki gadis itu.

Tapi, setelah kepergian Ayyara. Alleia yakin kehidupannya akan kembali seperti diawal.

Selama satu Minggu ini juga Anam tidak masuk sekolah. Tidak ada keterangan apapun, para guru juga tidak tahu kemana perginya anak itu.

"Nanti malam Anam bilang mau ngomong sesuatu sama lo." ujar Regan menghampiri Alleia yang sedang membaca buku.

"Kenapa gak di sekolah?"

"Ya mana gue tau. Kalo lo mau nemuin dia, katanya dateng aja ke club CAROLINA." sahut Regan acuh tak acuh lalu pergi begitu saja.

Alleia penasaran, apa yang ingin dibicarakan dengannya? apakah Anam akan memaafkannya? Ini sebenarnya kesempatan bagus untuk Alleia, karena ia ingin bicara empat mata dengan Anam.

Malamnya tanpa pikir panjang, Alleia pergi seorang diri ke tempat yang disebutkan oleh Regan. Bagai anak yang tersesat, Alleia celingukan mencari keberadaan Anam diantara ratusan orang yang sedang mabuk, dansa dan lain-lain.

"Alleia!" seru Victor menghampiri Alleia yang membuat gadis itu terkejut.

"Anam udah nunggu." ucap Victor.

Alleia mengangguk lalu mengikuti perginya Victor.

Sampai didepan sebuah ruangan, Victor membuka pintu tersebut.

"Ayo. Malah bengong, lo gak mau buat Anam nunggu kan?" seru Victor yang melihat Alleia tampak ragu.

"Hm." Alleia melangkah memasuki ruangan itu dan berapa terkejutnya ia saat Victor mendorongnya hingga jatuh tepat di pelukkan seorang om-om.

"LEPASIN!" Alleia berusaha berontak, namun tenaganya kalah jauh. Semua orang di ruangan itu menertawakannya seolah-olah dirinya adalah lelucon konyol.

"Oke deh bang gue cabut dulu ya. Enjoy your night~" ucap Victor mengedipkan sebelah matanya pada Alleia yang menangis meminta belas kasihan.

"Oh ya btw ini rencana Anam." sebelum pergi, Victor mengatakan hal tersebut membuat hati Alleia kian remuk.

Malam itu adalah malam terburuk Alleia.

***

Brawijaya begitu excited menyambut hari ulangtahun Alleia. Ia bahkan pergi berbelanja dari hasil uang tabungannya untuk membuat kue ulangtahun spesial untuk adiknya itu.

Ayyara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang