Setelah pulang sekolah, Anam memutuskan untuk ke makam Anye terlebih dahulu. Saat akan mendekati makam kekasihnya itu, Anam menangkap keberadaan orang lain disana.
"Hana." panggil Anam pada gadis yang sedang menangis tersedu-sedu itu.
"Eh, Nam." Hana buru-buru menghapus air matanya.
"Sorry ganggu lo, lo mau jenguk Anye ya?" Tanya Hana tampak gugup.
"Gue kali yang ganggu lo." Anam menaruh bunga kesukaan Anye diatas makam.
"Kalo gitu gue pergi dulu ya." Hana melangkah pergi karena tidak mau mengganggu Anam, namun baru beberapa langkah gadis itu tiba-tiba saja jatuh pingsan.
Anam buru-buru menggendongnya dan membawanya ke rumah warga sekitar. Setelah dipanggilkan dokter puskesmas setempat akhirnya Hana sadar. Menurut dokter Hana terlalu stress dan kekurangan energi.
"Gue tau lo kehilangan sahabat lo, tapi lo juga harus pikirin kesehatan lo. Anye pasti sedih liat lo kayak gini, Na." Ucap Anam.
"Gue.... hiks....gue gak nyangka bakal kehilangan dia, Nam." Hana kembali nangis dan memeluk Anam. Awalnya Anam kaget, namun tidak enak juga kalau melepaskan begitu saja.
"Maaf maaf gue gak bermaksud." Hana melepaskan pelukannya.
"Gak apa-apa. Yaudah gue balik duluan ya." Anam hendak pergi, namun Hana langsung menghentikannya.
"Bisa anterin gue pulang gak? soalnya supir gue gak bisa jemput karena lagi pulang kampung. Gue juga terlalu takut pulang naik ojek atau taksi." ujar Hana mengigit bibir bawahnya takut-takut.
"Ayo." Anam menyetujuinya karena merasa kasian.
Hana tersenyum senang lalu mengambil tasnya dan mengikuti Anam dari belakang.
Tiba dirumah gadis itu, Anam dibawa paksa untuk masuk padahal ia tidak berminat untuk mampir.Rumah gadis itu lumayan besar dan mewah.
"Duduk dulu, Nam. Kamu mau minum apa?" Tanya Hana tampak antusias.
"Air putih aja."
Hana mengangguk lalu pergi ke dapur. Setelah kepergian Hana, Anam kepo-kepo melihat-lihat foto-foto keluarga gadis itu. Keluarganya tampak kaya-raya apalagi ada salah satu foto yang menunjukkan kalau Ayahnya seorang pemilik tambang emas terbesar.
"Itu Papa, dia pengusaha sukses di bidang pertambangan." ujar Hana sudah berdiri disebelah Anam.
"Keren dong." Puji Anam lalu kembali duduk di sofa diikuti oleh Hana.
"Cuma ya itu, aku jadi kesepian karena Papa sibuk. Mama juga sibuk mengurus toko-toko perhiasannya." cerita Hana.
Anam hanya bisa mengangguk karena tidak tahu harus merespon bagaimana.
"Ditambah kematian Anye, hidup aku jadi tambah sepi." Lanjut Hana menghembuskan nafas panjang.
Anam menengguk air putih yang disediakan oleh Hana lalu bangkit berdiri.
"Udah sore, gue balik ya." pamit Anam.
"Oh iya, hati-hati ya."
Anam mengangguk lalu pergi meninggalkan kediaman Hana.
***
Brawijaya tersenyum saat melihat seekor kucing jalanan menghampirinya yang sedang duduk di halte bus. Ia memberikan kucing tersebut makanan sambil mengelus bulu-bulu nya dengan lembut.
Orang-orang yang melihatnya merasa kagum dengan lelaki itu. Brawijaya itu memang terkenal sangat baik dan suka membantu orang banyak. Sudah tampan, tidak sombong, suka membantu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayyara
Mistério / SuspenseAnam dan Ayyara menikah dengan terpaksa. Anam tidak menyukai Ayyara, ia sangat membenci gadis jahat itu. Bagi Anam, Ayyara hanya gadis pembully, pembuat onar dan angkuh. Begitu pula Ayyara, gadis itu sangat membenci Anam yang selalu menilainya sebel...