31. PENGORBANAN

308 10 1
                                    

"Al..." panggil Brawijaya didepan pintu kamar Ayyara yang sejak kepulangan gadis itu pintu ini tidak terbuka lagi.

"Kenapa?" tanya Brahmana menjalankan kursi rodanya sendiri.

"Ya ampun, kak Mana ngapain keluar kamar? kakak harusnya istirahat kan baru pulang dari rumah sakit." ujar Brawijaya khawatir.

"Lebay kamu. Kakak gak apa-apa. Alleia kenapa?" tanya Brahmana.

"Alleia gak keluar kam—"

Ceklek...

"Ini kenapa pada kumpul disini?" tanya Alleia berusaha untuk tetap santai.

"Kakak khawatir kamu gak keluar kamar. Kamu sakit?" tanya Brawijaya memegang kedua lengan Alleia.

"Alleia gak apa-apa, kak. Cuma ketiduran aja makanya gak denger kak Jay panggil." ujar Alleia tersenyum manis seperti biasa.

"Mata kamu kenapa merah gitu?" tanya Brahmana yang menyadarinya.

"Oh ini mungkin karena kelamaan tidurnya. Yaudah ya Alleia mau makan, laper hehehe. Kak Jay masak apa?" tanya Alleia merubah topik pembicaraan.

"Ayam goreng kesukaan Alleia dong!" 

"Oh ya? wah pasti enak!"

"Yaudah ayo makan biar selalu sehat dan tambah pinter." Brawijaya merangkul sang adik menuju meja makan.

Brawijaya menuangkan begitu banyak lauk pauk ke piring Alleia.

"Kamu itu masih dalam masa pertumbuhan jadi harus banyak makan." ujar Brawijaya saat Alleia komplain takut gemuk.

"Al." panggil Brahmana membuat Alleia menoleh dengan mulut penuh makanan. Sangat lucu.

"Kakak dengar-dengar biaya operasi kakak uang dari kamu. Kamu dapat darimana?" tanya Brahmana membuat Alleia seketika tersedak.

"Pelan-pelan makanya makanannya." Brawijaya mengambil segelas air dan memberikannya pada Alleia.

"Jadi gini kak, Alleia itu diam-diam kerja part time. Awal dia bicara sama aku, aku juga marah. Nasi sudah menjadi bubur. Kalau bukan karena Alleia mungkin aja rumah ini bakal kehilangan lagi." jelas Brawijaya karena melihat Alleia yang masih terbatuk-batuk.

"Alleia, Brawijaya." Brahmana menjeda ucapannya. "Kakak minta maaf karena sudah jadi beban untuk kalian." ujar Brahmana menatap adik-adiknya itu.

"Kak Mana ngomong apa sih. Gak jelas! beban gimana? Kakak itu keluarga bukan beban!" balas Brawijaya.

"Iya, kak. Alleia seneng kalau kakak bisa sembuh. Alleia bakal ngelakuin apapun untuk kak Mana dan Kak Jay yang udah ngerawat Alleia yang padahal cuma adik angkat kalian. Alleia bersyukur banget karena orang tua kalian bawa Alleia ke keluarga ini sehingga Alleia punya kakak-kakak yang sayang sama Alleia." ujar Alleia hingga menitikkan air matanya.

"Bahkan jika itu harus mengorbankan orang lain." lanjut Alleia didalam hatinya.

1 bulan yang lalu....

"Lo butuh uang kan?" tanya Regan menatap Alleia yang juga menatapnya dengan angkuh. Tatapan gadis itu benar-benar membuatnya merasa direndahkan.

"Bukan urusan—"

"Sepuluh juta!" Regan melempar amplop coklat tebal berisi uang tersebut ke tubuh Alleia yang untungnya dengan sigap Alleia tangkap.

"Akuin kalau akun ini punya lo." ucap Regan menunjukkan di ponselnya sebuah akun Twitter.

Ayyara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang