Raja tidak menyangka kalau dirinya akan berakhir seperti ini di umurnya yang ke delapan belas tahun. Maksudnya menunaikan tugas sebagai seorang kakak, ceilah. Berhubung sore ini ia tidak memiliki jadwal latihan, jadi Raja pikir tak ada salahnya mengiyakan permintaan Clara. Adik tirinya itu meminta padanya untuk menemani mencari sepatu balet baru di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya.
Dan entah angin dari mana, Raja menyetujuinya tanpa banyak berpikir. Saat laki-laki itu berniat pergi ke lapangan parkir di belakang sekolah, dirinya menemukan seorang gadis yang namanya akhir-akhir ini selalu memenuhi kepalanya sedang berbincang dengan seorang laki-laki.
"Mau bareng gue aja, Gi, ke tempat les nya?"
"Gak pa-pa emangnya, Yan? Duh, si Eli emang bener-bener. Bisa-bisanya gue ditinggalin, padahal dia yang ngajak les bareng."
Cowok bernama Ian itu terbahak, "gue tadi lihatnya sih dia bareng sama Dilan."
"Seriusan, Yan?!"
"Iyaaa."
Gia benar-benar tak habis pikir. "Wahhh bener-bener! Temennya ditinggalin demi nebeng gebetannya! Dasar gak setia kawan!"
Ian masih saja tertawa. "Ya udah, yuk? Bareng gue aja."
Di sisi lain, Raja masih membatu ditempatnya berdiri sembari menatap skeptis dua insan yang tengah berbincang itu.
"Kenapa, kak?"
Raja sontak terlonjak kaget. Di belakangnya, Clara malah nyengir tanpa merasa bersalah.
"Barusan jantung gue berhenti satu detik gara-gara elo! Ngagetin aja!"
Clara meringis, "lagian kakak diem aja disitu. Kalau penasaran, disamperin atuh kak Gia nya. Ngobrolin apa ya, kak kira-kira sama kak Ian? Wah jangan jangan..."
"Jangan-jangan apa?"
"Hayooo apa?"
Raja mencebik, "emang salah gue tanya sama lo. Gak usah dijawab! Gak pengen tau gue lagian!"
Clara tertawa saja, padahal gadis itu tau jelas kalau Raja sedang cemburu.
"Lo ngapain ikut ke parkiran? Perasaan tadi gue bilang tunggu aja di depan gerbang?"
"Kelas aku baru aja turun, makanya aku langsung ke parkiran. Nggak sengaja juga tadi lihat kak Raja, ya udah ku samperin."
Raja mengangguk mengerti, tapi ia kembali terkejut sampai nyaris terjungkal saat Clara meneriakkan nama Gia kencang-kencang.
"Kak Gia!" Sapa gadis itu sembari melambaikan tangannya. Yang disapa ikut melambai sembari melempar senyum.
Tanpa basa-basi Clara segera menghampiri kakak kelasnya itu seraya menarik paksa lengan Raja. Yang ditarik tangannya tak bisa melakukan apapun selain berpasrah.
"Kak Gia mau pulang?"
Gia menggeleng, "nggak, mau lanjut les. Bentar lagi kan anak-anak kelas 12 UTBK. Kamu mau kemana by the way?"
"Beli sepatu balet. Nih, dianter kak Raja."
Raja hanya melempar senyum tipis. Entahlah, mood laki-laki itu tiba-tiba jelek.
"Ohh sekarang lo sama adik kelas, Ja? Hahaha baru tau gue!" Kata cowok lainnya yang biasa dipanggil Ian oleh para warga sekolah.
Raja sewot dong, "sama Clara apaan? Dia adik gue."
Clara seketika membisu. Dia barusan tidak salah dengar kan? Yang tadi itu serius Raja mengakuinya sebagai adik?
Dahi Ian berkerut. "Adik lo? Sejak kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I WISH U | Huang Renjun
Ficțiune adolescențiTentang bagaimana mereka si para pemimpi belajar bahwa masa muda adalah masa yang paling layak untuk diingat. Tidak semua angan harus digapai dan semua harap dikabulkan. Ini tentang bagaimana mereka mengikhlaskan. "Kita itu seperti kupu-kupu. Tumbu...