Nineteenth note

37 4 5
                                    

p.s
Semoga masih ada yang baca 😭
Happy reading!

"Guys ayo dong, kan kita mau belajar bukan main game." Eli menegur para teman lelakinya yang bukannya kerja kelompok, tapi malah sibuk memainkan game di ponselnya.

"Wait wait, bentar lagi menang, El."

Eli menghela napas lelah, begitu juga dengan gadis lain yang duduk di sampingnya. Mereka tidak tau saja kalau Gia sedari tadi sedang menahan amarahnya. Tidak seperti sahabatnya, kesabaran gadis itu lebih mirip tisu dibelah dua.

"Lo pada keluar aja deh dari rumah gue kalau malah main game. Lo kira rumah gue warnet apa?"

Skak mat. Dilan, Alex, dan Willy segera mematikan permainannya dan meletakkan ponselnya.

"Iya, Gi, berhenti ini. Maap deh."

"Jangan dimaafin, Gi, usir aja udah mereka." Raja malah kompor.

"Gak usah kompor lo setan. Kayak udah bener aja kerjaan lo," semprot Dilan.

"Seenggaknya Raja bantu. Kalian ngapain?" Dilan langsung kicep waktu Gia membalas ucapannya tanpa basa-basi.

Waduh! Raja auto salting brutal saat Gia terang-terangan sedang membelanya. Terbukti dari bagaimana laki-laki itu mulai senyum-senyum sendiri.

"Udah-udah jangan ribut," Eli sebagai ketua kelompok segera menengahi. "Gini aja, Dilan sama Willy sini gue kasih kerjaan. Gi, Alex kasih kerjaan ya?"

"Oke. Lo mau kerja ga, Lex?"

"Iya, mau! Jangan galak-galak dong, neng." Alex meninju pelan lengan Gia. Gadis itu sih biasa saja, tapi cowok di sampingnya yang langsung siaga satu. Raja seketika melotot pada Alex.

Alex? Jelas tidak peduli.

"Lo tau kan cara bikin diagram batang?"

"Hehe.." Alex meringis lalu menggeleng.

"Hadeh. Ya udah sini gue ajarin dulu."

Cowok itu menurut. Hanya saja laki-laki bernama Raja menjadi satu-satunya hambatannya.

"Ja, geseran dikit anjir. Gue mau minta ajarin Gia."

"Ogah. Duduk aja sebelah gue," sahut cowok itu malas.

"Terus cara Gia ngajarin gue gimana monyet? Geser ah!"

"Males. Udah pw gue."

"Ja, lo jangan bikin niat belajar gue ilang deh! Geser bentar anjing!"

Raja masih tetap keras kepala dengan pendiriannya. "Ya udah di sebelah gue aja bisa. Alay lo."

"Sumpah nih orang bener-bener.."

Lagi-lagi Gia cuma bisa menghela napas menyaksikan tingkah Raja yang kekanak-kanakan. "Ya udah gue aja yang geser." Gadis itu menggeser tubuhnya agar Alex bisa duduk di sampingnya.

Wajah Raja langsung berubah masam waktu Alex mengambil posisi duduk di samping Gia. Cowok itu bahkan tidak segan-segan menunjukkan ketidaksukaannya. Akhir-akhir ini Raja memang semakin terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Gia. Dan satu-satunya hal yang bisa gadis itu lakukan adalah bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi di antara mereka. Bukannya tidak senang, Gua hanya tidak ingin menaruh harapan lebih pada sesuatu yang sebenarnya hampir mustahil. Ia tau benar kalau bukan hal yang mudah menyukai laki-laki seperti Raja.

"Kalian laper?" Tanya gadis itu ketika ia menyadari mereka sudah terlalu sibuk dengan tugas-tugas mereka selama kurang lebih tiga jam.

"Lumayan sih, Gi."

I WISH U | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang