bloqueado

254 23 12
                                    

Telepon itu berhenti bersambung. Mengapa? Tentu saja Chanyeol menyadari nya saat Baekhyun terus saja memegang erat ponselnya. Tanpa ijin Chanyeol merebut ponsel itu dari Baekhyun dan benar memastikan bahwa selama ini Baekhyun menelepon nomor yang tidak dikenal. Tombol merah itu langsung ditekan oleh Chanyeol agar sambungannya terputus.

Setelah itu Chanyeol membawa paksa Baekhyun ke dalam mobilnya, tentu saja dengan kunci mobil yang sudah ada di Tangannya. Kali ini Chanyeol benar benar dikuasai oleh emosinya, tak memperdulikan Baekhyun yang sesegukan gemetaran atau apalah itu. Yang ia pedulikan saat ini adalah Baekhun harus tetap bersamanya, menjadi miliknya seutuhnya.

Dengan kecepatan yang bisa dibilang melanggar ketetapan lalu lintas, Chanyeol membawa Baekhyun ke rumah nya kembali. Rumah yang sebenarnya keluarganya sendiri saja tidak mengetahuinya. Rumah yang berbeda dengan rumah yang dulunya ia tempati dengan Baekhyun. Kali ini rumah itu berlokasi jauh dari keramaian kota, terdapat di pedesaan dengan pepohonan di sekitarnya. Dalam perjalanan pun ia harus melewati hamparan sawah yang luas dan juga beberapa kebun di sekitarnya.

Seberapa banyak persiapan Chanyeol untuk menyiapkan tempat dirinya singgah dengan Baekhyun? Kekayaan Chanyeol berada di atas rata rata ekonomi Korea, jika dihitung rumah yang ia siapkan mungkin ada sekitar lima rumah besar di lokasi yang berbeda beda. Ia sudah menyiapkan rumah ini setelah mengetahui bahwa Baekhyun punya Changkyun yang selalu mendengarkan Baekhyun. Begitu matang persiapannya sehingga membuatnya begitu percaya diri dan sempat mengabaikan Changkyun dan Adelio.

Ah tidak lupa setelah menemukan fakta bahwa Baekhyun berani menelepon orang lain saat bersamanya, Chanyeol langsung membuang ponsel itu ke jalan berharap ponsel itu akan hancur berkeping keping. Tak lupa Chanyeol memakai masker dan memaksa Baekhyun untuk memakainya juga. Ia tak cukup bodoh untuk tak menyadari bahwa ia sekarang akan manjadi buronan.

Waktu perjalanan membutuhkan satu jam lamanya. Chanyeol tak segan segan menyeret Baekhyun untuk masuk ke rumah nya itu setelah memarkirkan mobilnya diluar halamannya. Karena tak umum rumah di pedesaan memiliki garasi sendiri, ia tak ingin mencolok tentu saja.

Rumah yang bagus dengan dekorasi dan pemandangan asri di luar jendela tak bisa membuat Baekhyun bahagia sekalipun. Wajahnya tertekan begitu pula dengan kondisi mental nya. Jika dilihat lihat, Tangannya saja sudah mendatkan bekas kebiru biruan akibat perlakuan Chanyeol. Kenapa tak melawan? ia cukup tau diri bahwa nantinya akan sia sia. Tenaga mereka jauh berbeda bahkan postur tubuh saja jauh berbeda.

"Duduk, aku akan membuatkanmu sarapan"

Baekhyun tak menjawab ia hanya duduk sambil memperhatikan pemandangan yang ada di luar jendela rumah itu. Matanya sembab, sesekali masih sesegukan sambil memeluk kakinya sendiri. Namun satu hal yang terlintas dipikirannya, ia harus memastikannya.

"Apa Changkyun sudah meninggal?"

"iya"

Perlahan lahan namun pasti air mata itu jatuh lagi. Berapa kali Baekhyun meneteskan air matanya hari ini? tidak terhitung. Seluruh tubuhnya gemetaran kembali.

"Kau yang membunuhnya?"

"iya"

"Kenapa?"

"Karena ia terlalu tahu banyak hal, terlalu ikut campur"

Chanyeol kemudian menyodorkan waffle yang sudah ia buat dan tambahkan dengan madu kepada Baekhyun. Emosi yang ada di awal tadi memudar kala melihat kesayangannya tak bergeming. Tangannya terulur untuk meraih pucuk kepala Baekhyun dan mengusap usapnya pelan.

"Aku mencintaimu Baekhyun, aku bersumpah"

Chanyeol mencium cium mi kepala Baekhyun dengan gemas. Merasakan aroma yang keluar dari tubuh Baekhyun mau seperti apapun baunya. Menikmati waktu berduanya dengan Baekhyun setelah insiden insiden yang terjadi selama ini. Tangannya pindah posisi untuk menyuapi Baekhyun yang masih terdiam saja sedari tadi.

"Makanlah"

Ketika Chanyeol memberikan suapan pertama, Baekhyun masih diam dan menatap ke arah luar jendela. Tak menghiraukan Chanyeol sama sekali, bahkan tatapannya kosong bagaikan mayat hidup. Mungkin inikah efek saat mendengar bahwa Changkyun sudah mati.

"Baekhyun, makanlah walaupun hanya sesuap"

Masih tak ada jawaban. Jengkel untuk sesaat, Chanyeol memaksa Baekhyun untuk menghadap ke arahnya. Tangan besarnya itu menuntun dagu Baekhyun.

"Baekhyun, jangan diam saja"

Tak bergeming, masih sama saja, Baekhyun hanya diam menatap Chanyeol. Kemudian kepalanya kembali bergerak melihat pemandangan di jandela rumah itu. Chanyeol frustasi tentu saja. Dimana Baekhyun yang malu malu dan bahkan kadang terlihat ceria? sudah hilang.

Chanyeol berteriak sebentar kemudian memutuskan untuk pergi keluar sebentar menghirup Udara segar. Tak khawatir Baekhyun akan kabur? Tentu saja tidak. Wilayah desa ini cukup jauh untuk kendaraan umum. Memangnya Baekhyun akan berjalan? ia yakin Baekhyun akan pingsan duluan sebelum mencapai tujuannya.

Setelah Chanyeol pergi, tanpa sadar Baekhyun mengucapkan sesuatu dengan nama pelannya.

"Aku ingin menyusulmu Changkyun"

_______

Acosador (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang