bar

158 22 2
                                    

Belum lewat satu hari sejak kejadian tewasnya Changkyun. Polisi sedang menyelidiki identitas Sehun karena Hyungwon, yang memanggil polisi saat kejadian mengatakan jika ia yakin tidak hanya Sehun saja yang melakukannya. Mau tak mau Hyungwon menceritakan semuanya kepada polisi. Tentang Chanyeol yang mengancam Changkyun dan Chanyeol lah yang mengajak Changkyun bertemu. Polisi butuh barang bukti untuk membuat surat perintah penangkapan maupun penetapan tersangka, tentu saja butuh lebih dari satu hari.

Young Ae ditemani suaminya sedang melihat proses penyelidikan tkp. Benar saja tidak ada media, lebih tepatnya belum. Sesuai perkataan polisi, kasus ini tak akan terendus media untuk beberapa saat. Dimana orang tua Changkyun? Young Ae sengaja tak mengabari kerabatnya itu dulu karena ia harus memastikan semuanya dulu. Ini tanggung jawabnya. Rencananya jika hasil forensik sudah keluar ia akan menghubungi kerabatnya.

Tak hanya Young Ae dan Nam Gil yang ada di gudang ini, Hyungwon juga berasa di sana. Menangis dalam diamnya, rindu, menyesali dirinya sendiri yang tak bisa melindungi Changkyun.

"Apa kau teman Changkyun?"

Hyungwon mengangguk mendengar pertanyaan Young Ae yang matanya sudah sembab serta tak karuan kondisi tubuhnya.
"Maafkan saya tak bisa menjaga Changkyun"

"Tidak. Kau tak bersalah. Justru aku senang sekali Changkyun ternyata mempunyai teman sebaik dirimu"

"Terima kasih"

"Jadi apa kau tau siapa yang membenci Changkyun? Kenapa ia tega melakukannya kepada kesayanganku?"

Hyungwon diam sejenak. Memang ia menceritakan semuanya kepada polisi, namun tidak untuk keluarga Changkyun. Nam Gil menatap intens kepada Hyungwon di belakang Young Ae. Ia juga berharap bisa memukul pria biadab itu. Nyatanya yang ia tau pria biadab itu telah tewas tertembak oleh polisi. Jika diijinkan mungkin ia tak akan membiarkan jasad Sehun dalam keadaan utuh dan layak dimaafkan bahkan di kremasi.

"Ah kami menemukan sesuatu!"

Suara salah satu tim forensik itu membuat semua perhatian tertuju padanya. Serbuk biru itu menunjukan sebuah sidik jari, yang semua yakini sidik jari itu bukan dari Changkyun maupun sehun, namun orang lain....

-

"Kau ingin ke bar?"

Baekhyun mengangguk. Ia mendekatkan diri dan memeluk Chanyeol untuk menggoda pria itu. Berharap jika keinginannya akan dikabulkan oleh Chanyeol. Tentu saja Chanyeol tak tinggal diam. Ia mengusap dan membalas pelukan yang diberikan Baekhyun.

Merasa tak curiga, lagipula alasannya untuk mengenang pertama mereka bertemu di korea kan? Bukankah itu sangat romantis batin Channyeol. Ia menganggukan kepalanya kemudian bangkit dan mengambil kunci mobilnya.

Pernah mendengar istilah cinta akan membuatmu menjadi bodoh? Chanyeol tampaknya sedang berada di posisi itu. Ia sama sekali tak memastikan dulu bagaimana keadaan Sehun atau apa yang terjadi diluaran sana atau kemungkinan kemungkinan yang terjadi nanti. Pikirannya saat ini hanya harus membuat Baekhyun bahagia dan tersenyum. Bodoh dan terbutakan cinta.

Ia dengan senang hati pergi bersama dengan Baekhyun membawa mobilnya menuju ke Bar. Dan tak sadar atau lebih tepatnya lupa bahwa Bar itu berdekatam dengan rumah milik Baekhyun. Bahkan Chanyeol saja tak tau mengapa ia tergila gila kepada Baekhyun. Jika dipikir pikir lagi masa lalunya tak kelam. Ia mempunya orang tua yang kaya dan baik hati, seorang kakak yang selalu peduli dan mau membantunya. Jadi kenapa Chanyeol bisa mempunyai sifat seperti ini? Image nya memang baik tapi kita tak tau di dalamnya seperti apa bukan?

Di bar itu Chanyeol dan Baekhyun memesan bir. Chanyeol tau jika Baekhyun tak akan bisa minum minuman dengan kadar alkohol tinggi. Jadi ia memutuskan untuk menemani Baekhyun memesan bir. Perhatian sekali...

Beberapa saat berlalu sampai Baekhyun menemukan moment yang pas.

"Apa kita bisa memesan makanan di tempat lain?"

"Tentu saja"

Chanyeol saat ini berada di depan kasir bertujuan untuk membayar minuman mereka. Bahkan minuman itu belum habis, namun Chanyeol tak curiga. Ia berpikir jika Baekhyun hanya bosan berada di bar ini. Tak menyia nyiakan kesempatan, Baekhyun menghampiri Chanyeol dan menepuk pundaknya.

"Aku akan ke mobil lebih dulu. Ponselku ada di mobil, jadi mana kuncinya"

Karena fokus Chanyeol masih ada di kasir untuk mengurus pembayaran minuman itu maka ia memberikan kunci mobil itu kepada Baekhyun tanpa pikir panjang.

Tanpa pikir panjang pula Baekhyun mengambil langkah menuju mobil milik Chanyeol dan pergi kabur. Ponsel nya? Siapa peduli. Saat ini ia harus berada di rumahnya dan memastikan bahwa Changkyun baik baik saja. Mengambil flash disk nya dan melihat kebenaran yang Changkyun coba tunjukan kepadanya.

Kecepatan mobil itu tinggi, seperti harapannya untuk bertemu dengan Changkyun. Tinggi, seperti perasaan lega nya yang bisa kabur dari Chanyeol....

Lupakan rasa cinta itu... ia tertipu....

_______

Acosador (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang