adelio sabe

536 82 0
                                    

Tulisan bergaris bawah menandakan percakapan dalam bahasa Spanyol. Dikarenakan alasan kenyamanan. Selamat membaca

_______


"Kau menguntitnya?"

"Tentu saja"

Tanpa sadar Adelio meninju rahang Chanyeol dengan keras. Dengan tatapan tak biasanya menatap Chanyeol dengan kemarahan. Sedangkan Chanyeol sudah terkapar di tanah sambil memegang rahangnya yang bahkan mengeluarkan darah di ujung bibirnya.

"Apa yang kau lakukan?"
Ucap Chanyeol dengan raut wajah tak terima. Tentu saja tiba tiba sahabatnya itu meninju rahangnya.

"Apa kau tak sadar apa kesalahanmu?"
Balas Adelio dengan tatapan tak percaya. Sungguh sahabatnya ini mengatakan 'tentu' dengan sangat santai.
"Jika dia tau... tamat riwayatmu Chanyeol"

Chanyeol bangkit. Ia memperhatikan keadaan sekitanya dimana banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan mereka. Ia memejamkan sejenak merasakan rasa malu.
"Lihat Adelio perbuatanmu membuat kita menjadi pusat perhatian"

Adelio berdecih. Menatap remeh ke arah Chanyeol.
"Menguntit orang itu tidak baik Chanyeol. Hentikan itu"

"Itu urusanku bukan urusanmu. Jika kau bukan sahabatku, aku pasti sudah menghajarmu habis habisan"
Ucap Chanyeol kemudian meninggalkan Adelio disana dan menghampiri Baekhyun.

Baekhyun sedikit melihat kejadian itu, namun ia tak mendengar apa yang di obrolkan mereka berdua. Saat ia melihat Chanyeol mendekat, ia menyunggingkan senyumnya. Namun seketika ia tersadarkan oleh sesuatu.
"Bibirmu berdarah?"

Chanyeol tersadar. Ia mengusap darah yang ada di sudut bibirnya. Kemudian menyunggingkan senyumnya lagi.
"Tidak apa apa, Adelio agak sentimen tadi. Mungkin ia ada masalah"

"Kenapa ia justru memukulmu?"

Chanyeol tertawa canggung. Melihat sekilas Adelio yang masih setia menatapnya tajam di kejauhan.
"Adelio sering begitu saat ia kesal. Jangan dekat dekat dengannya untuk sementara. Lagipula bagaimana kau bisa kenal dengan Adelio"

"Ah kebetulan saat pulang kuliah aku bertemu dengannya dan ya akhirnya kita menjadi teman"

Chanyeol mengangguk mengerti. Keheningan sempat menghampiri mereka berdua. Namun Chanyeol teringat dengan pikirannya saat di bus tadi.
"Apa lusa kau ada acara? Eum aku ingin mengajakmu jalan jalan"

Baekhyun tersenyum kemudian mengangguk.
"Tentu saja, hubungi aku saja"

Chanyeol bahkan tak bisa mengekspresikan rasa senangnya. Ia membeku ditempat. Baekhyun? Tentu saja sudah terkikik melihat tingkah laku Chanyeol yang ia akui memang menggemaskan untuk seukuran pria sebesar Chanyeol.

Tentu saja Chanyeol mengantar Baekhyun menuju ke kelas nya kemudian. Dengan senyum yang masih merekah membayangkan perjalanan manis yang akan ia lalui bersama Baekhyun.

Bahkan Chanyeol tak menghiraukan Adelio yang masih menatapnya tajam di kejauhan sana. Berpikir bertapa bejatnya sahabatnya itu.
"Bajingan tengik. Tetap saja kau itu sahabatku"

-

Hari ini Baekhyun sedang menyelesaikan lukisannya di ruang seni. Menyelesaikan sebuah lukisan beraliran ekspresionisme itu. Terkadang ia memejamkan mata kemudian melanjutkannya lagi dan lagi sampai lukisan itu selesai. Di dalam lukisan terdapat anak kecil menatap ke arah bunga mawar berduri yang melambangkan perasaan Baekhyun saat ini. Dimana ia merasa senang mendapatkan teman namun juga takut dikarenakan akhir akhir ini merasa ada yang membututinya. Ia lupa menambahkan darah di tangan anak itu, namun mengurungkan niatnya menambahkannya. Entahlah apakah lukisan itu benar benar sudah selesai.

Acosador (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang