borroso

190 20 1
                                    

"Maksudmu?"

Baekhyun terdiam. Ya katakan bahwa dia memang menyukai sosok Changkyun yang perhatian dengannya. Namun terkadang ia akan merasa tak berguna jika Changkyun tak pernah terbuka dengannya. Kapan ia bisa terbuka? Sudah lama Baekhyun menunggu.

"Kurasa memang kau tak mempercayaiku, tak pernah mau terbuka denganku, apapun itu kau tak pernah mau berbagi cerita. Aku lelah menunggu"

Selama ini Changkyun sudah berpikir akan ada masanya Baekhyun mempertanyakan nya. Tentang apakah ia akan terbuka? Apakah ia akan bercerita? Bukannya tak mau bercerita, namun memang ia tipikal orang yang menyimpan cerita hanya untuk dirinya sendiri. Resah dan gundah mengetahui bahwa Baekhyun selama ini mempertanyakan kepercayaannya.

"Bukan aku tak mau cerita, namun aku tak bisa"

Baekhyun tertawa miris. Tak bisa katanya. Alasan terbodoh yang ia dengar, kenapa tak bisa? Hanya bercerita apa yang terjadi kenapa harus tidak bisa? Ya Baekhyun tak mengerti perasaan Changkyun, bagaimana sulitnya untuk bercerita jika tidak terbiasa. Ia tak tau, maka dari itu perasaannya mengatakan bahwa memang Changkyun tak percaya dengannya.

Baekhyun tak menanggapi Changkyun. Ia keluar dari ruangan itu. Ruangan yang sudah 5 tahun menjadi kamar pribadi Changkyun, meninggalkan sang pemilik ruangan sendirian.

Changkyun? Hatinya tersayat dalam diam. Ia menunduk, perlahan lahan namun pasti air matanya keluar. Sialan batinnya, kapan kali terakhir ia meneteskan air mata seperti ini?

"Aku memang tak bisa"

-

Kejadian itu, pertengkaran, perdebatan itu berefek apa untuk diri Baekhyun? Rasa percaya terhadap sepupunya berkurang. Dan dengan adanya Chanyeol yang ada untuknya setiap saat membuatnya berpikir tidak sehat.

"Jika suatu saat aku kehilangan saudaraku, tak apa...
Aku masih mempunyai Chanyeol"

Kotor dan tetutupi kabut. Hati tertutupi nafsu dan amarah, tak mau mencoba mengerti sisi lain dari Changkyun. Begitulah gambaran suasana hati Baekhyun saat ini.

Ia berniat untuk mengeluarkan suasana hati itu dalam suatu tindakan. Baekhyun ingin meninggalkan rumah ini. Memangnya apa lagi alasan ia tetap tinggal disini? Orang tuanya yang bahkan ia tak suka dan sekarang sepupunya sendiri yang sedari awal mendukungnya sudah kehilangan kepercayaan darinya. Tidak ada alasan untuk menetap.

Dan disinilah ia sekarang, di depan hotel dimana ia dan Chanyeol pernah melakukan sesuatu. Setelah percakapannya dengan Changkyun, Baekhyun semakin yakin untuk meninggalkan rumah dan meminta Chanyeol untuk tinggal bersamanya. Kekanak kanakan? Apakah kalian tidak sadar memang sedari awal Baekhyun masih kekanak kanakan? Inilah buktinya.

Ia tak memikirkan perjuangan Changkyun selama ini. Changkyun rela untuk tak kuliah di universitas idamannya demi Baekhyun yang ingin ke luar negeri. Bahkan Changkyun mau mengawasi Taeyong demi Baekhyun. Dan inilah balasannya, Baekhyun meninggalkannya....

Baekhyun beberapa kali melihat ke kanan dan kiri menelisiki jalan jikalau Chanyeol sudah tiba. Tak lama kemudian sosok yang ditunggunya datang dengan mobil mewahnya berhenti di jalan raya depan hotel. Tangan pemilik mobil itu melambai di jendela mobil yang terbuka.

Keduanya tersenyum disusul dengan Baekhyun yang memasuki mobil itu. Tentu saja dengan perlakuan manis Chanyeol yang membawakan koper super besar milik Baekhyun.

"Apa aku merepotkanmu?"

Chanyeol tersenyum kemudian mengecup dahi Baekhyun beberapa detik. Ia mengusak usak lembut rambut Baekhyun setelah itu.
"Tentu saja tidak. Justru aku senang"

"Aku tak tau apakah tindakanku ini benar atau tidak"
Kata Baekhyun sambil menunduk.

Dengan kedua telapak tangannya yang besar, Chanyeol menampung kedua pipi Baekhyun dan menghadapkan wajah Baekhyun untuk berhadapan dengannya.
"Hei hei dengarkan aku. Tindakanmu ini benar okay? Lebih baik kau denganku daripada kau disana dan terus menderita. Tidak seperti sepupumu itu, aku akan terus mendengarkanmu, okay?"

Baekhyun mengangguk kemudian memeluk Chanyeol dengan hangat. Melupakan sejenak masalahnya di rumah dan membiarkan kehangatan dari pelukan ini menjalari tubuhnya.

Chanyeol akan membawa Baekhyun ke rumahnya pribadi. Tidak ada orang tua nya atau siapapun. Siapa yang percaya jika aku mengatakan bahwa Chanyeol sudah menyiapkan rumah itu untuk moment ini? Mengawasi Baehkhyun dari kejauhan bukanlah hal yang sulit baginya. Mengawasinya dari Spanyol saja ia bisa apalagi dari jarak sedekat ini.
Di dalam perjalanan saja ia sudah bisa membayangkan moment moment manisnya bersama dengan Baekhyun nantinya. Ah menggemaskan sekali batinnya.

Sekitar setengah jam kemudian ia sampai di rumah sederhana bagi Chanyeol namun bisa dibilang termasuk mewah untuk kalangan menengah. Dilihatnya Baekhyun yang tertidur di sampingnya dengan mulut yang sedikit terbuka dan kepalanya yang miring, sangat menggemaskan. Chanyeol tersenyum dan membopongnya untuk membawanya ke dalam kamar mereka berdua. Ya, mereka berdua. Tentu saja Chanyeol tak akan mengijinkan Baekhyun berada di kamar yang berbeda dengannya.

Setelah meletakkan tubuh Baekhyun di kamar, ia mengambil koper di bagasi mobilnya itu. Tanpa ijin dan berpikir Panjang, Chanyeol dengan sengaja membuka koper itu dan memeriksa setiap isinya. Tak ada barang yang mencurigakan menurutnya kemudian Chanyeol meletakkan setiap barang Baekhyun di lemari kosong yang ada di ruangan sebelah kamar itu. Ruangan yang ia buat khusus untuk pakaian ganti atau aksesoris bagi dirinya dan Baekhyun. Seperti sepasang suami bukan?

Pekerjaannya menata pakaian pakaian itu bahkan sudah selesai namun Baekhyun belum kunjung bangun dari tidurnya. Mungkin ia sangat Lelah setelah bertengkar denan Changkyun. Ngomong ngomong soal Changkyun, anak itu hanya mengurung dirinya di kamar dan melamun setelah pertengkaran itu bahkan sampai malam ini.

Air matanya menetes namun hanya sebatas itu. Tak menangis namun sakit hati yang ia rasakan benar benar berat melebihi apa yang terlihat. Melamunkan kemungkinan kemungkinan yang terjadi setelah ini. Semester depan ia akan segera lulus kuliah. Antara hubungannya dengan Baekhyun tetap hancur dan ia akan memutuskan untuk pulang ke rumah aslinya atau keajaiban terjadi dan akhirnya ia akan berbaikan dengan Baekhyun. Entahlah

Lama ia melamun, suara notifikasi dari ponselnya menyadarkannya. Suara itu menandakan adanya pesan yang masuk, Changkyun sangat berharap itu adalah pesan dari Baekhyun andai saja.. namun harapanya tak terjadi.

"hi im Adelio. About something I will say, I will say it now"

Ah Changkyun ingat itu, Adelio bilang akan menceritakan tentang Baekhyun ketika urusannya dengan adiknya selesai. Artinya saat ini Adelio sudah menyelesaikan urusannya dengan adiknya itu.

"I want you to believe me because I want Baekhyun to be fine there"

Changkyun berpikir sejenak. Artinya selama ini firasatnya benar bahwa ada yang tak beres selama ini. Mulai dari telepon iseng itu kemudian cerita cerita Baekhyun yang terasa ada yang janggal baginya.

"So far someone has been stalking Baekhyun but he is not aware of it. You know who I mean, right? You must know who it is Im sure Baekhyun has been telling you about who he was close to recently. Im saying this so you can take care of Baekhyun and not be a coward like me"

"Bajingan itu!"

_______

Maaf minasan jarak saya upload agak lama. Sedikit cerita baru baru ini saya sedang setress entah kenapa dan sering halusinasi jadi saya berhenti menulis untuk beberapa saat.
Enjoy it minasan!

Acosador (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang