contenido

162 23 1
                                    

Ponsel Young Ae terjatuh. Matanya berair tak kala mendengar kabar bahwa keponakan tersayangnya itu meninggal dunia. Polisi memberi tahunya saat ini melalui ponsel. Yong Ae memegang ujung meja yang ada di sebelahnya untuk menopang tubuhnya yang seketika itu lemas.

Siapa yang tidak lemas mendengar keponakannya mati di bunuh oleh seseorang. Apalagi Changkyun sudah menemani nya saat Baekhyun tidak ada, bahkan membantu mengurus Baekhyun yang membencinya. Air matanya deras, terus mengalir. Bahkan kakinya saat ini rasanya sangat dingin sampai gemetaran. Perlahan lahan ia sesegukan sampai bernapas pun sulit.

Terlintas di benaknya dimana Baekhyun saat ini? Tak mungkin jika berita seperti ini masuk ke telinga Baekhyun namun ia tak pulang. Langsung perasaannya merasa ia adalah ibu yang buruk. Membiarkan anaknya kabur, keponakannya tewas mengenaskan bahkan saat ini keluarnya berasa pecah berkeping keping.

Nam Gil yang akan mengambil secangkir kopi melihat istrinya seperti itu membuatnya khawatir. Langsung saja ia menghampiri sang istri dan memeluknya.

"Ada apa? Cerita padaku"

Young Ae memeluk erat suaminya. Tangannya meremas kemeja yang suaminya pakai dengan erat. Terus sesegukan dan air matanya terus saja jatuh.

"C-Cha-Chang-Kyun"

Nam Gil mengusap rambut Young Ae. Menunjukan rasa empatinya dan kasih sayangnya kepada istrinya itu.

"Kenapa dengan Changkyun?"

Young Ae menunjuk ponselnya yang terjatuh itu. Segera saja Nam Gil mengambilnya dan ternyata ponsel itu masih tersambung kepada nomor yang tentu saja bukan nomor pribadi. Nam Gil hapal betul nomor ini karena ia pernah berurusan dengan polisi saat menangani kasus Baekhyun dengan Taeyong dulu.

"Hallo?"

"Ah, apa bu Byun Young Ae baik baik saja?"

"Kenapa menelepon istriku?"

"Saya memberitahukan bu Byun Young Ae bahwa saudara Im Changkyun telah ditemukan tewas. Kami akan meminta validasi dan juga melakukan autopsi atas ijin bapak dan ibu wali"

Sama dengan istrinya, Nam Gil juga tertegun. Ia mematikan telepon itu dan memeluk Young Ae kembali. Bohong jika ia tak sedih. Sebenarnya Nam Gil lebih menyukai Changkyun daripada anak nya sendiri. Ia melihat Changkyun yang memperlakukan istrinya dengan lembut layaknya seorang ibu, berbeda dengan Baekhyun. Tanpa sadar air kata Nam Gil mengalir, tak dapat menyembunyikan kesedihannya.

"Kenapa dia bisa mati?"

Young Ae menggelengkan kepalanya.

"C-Chang-Kyun d-di bu-nuh"

"Apa maksudmu?"

Langsung saja Nam Gil mengambil ponsel itu kembali dan memanggil seseorang. Siapa lagi jika bukan 'anaknya' . Sangat keterlaluan saat ada berita duka seperti ini justru Baekhyun pergi entah kemana, memang anak yang tak berguna batinnya. Berdering.... namun tak ada jawaban. Nam Gil mengumpat dalam hatinya, gemas, kesal, sedih, berduka, semua nya tercampur aduk.

Tanpa sadar dan emosi, Nam Gil melempar ponsel itu dengan tenaga nya yang kuat.

"Maafkan aku"

-

Kenapa baekhyun tak menjawab telepon dari ibunya sendiri? Apa Baekhyun se benci itu kepada ibunya? Tidak...

Dengan adanya kebenaran yang ia dapatkan, rasa benci terhadap ibunya sudah terlupakan. Bahkan jika bisa ia berharap bisa melihat ibu nya saat ini dan meminta bantuan. Ponsel nya di bawa oleh Chanyeol yang untungnya pesan dari orang misterius tadi sudah ia hapus. Saat Baekhyun mendapatkan panggilan itu, Chanyeol dengan seenak hati nya mematikan nya.

"Ibumu hanya ingin memarahimu. Jangan dipedulikan"

Baekhyun tak bisa membantah. Ia yakin akan dicurigai jika membantah. Dan ia tak mau dicurigai karena ia yakin bisa terluka. Hanya bisa tersenyum dan berpura pura tak terjadi apa apa. Padahal dalam hati sangat menghawatirkan Changkyun.

Pelan pelan, Baekhyun ingin sekali membujuk Chanyeol agar ia diijinkan pulang.

"Apa aku benar benar tak boleh pulang? Benda yang akan aku ambil sangat penting"

Chanyeol melirik kemudian memfokuskan perhatiannya kembali kepada ponsel milik Baekhyun dan memeriksanya.

"Kau tak perlu mengantarku"

"Kenapa kau sangat ingin pergi? Apa ada sesuatu?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya. Bisa gawat jika ia terus meminta pulang. Namun terlintas pikirannya saat ini. Bar, Bar yang dulu ia kunjungi dengan Changkyun dekat dengan rumahnya.

"Apa aku boleh meminta sesuatu?"

"Apa?"

"Aku ingin ke Bar dulu kita bertemu. Ingin ber nostalgia"

_______

Acosador (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang