CHAPTER 16 - CERITA

576 105 6
                                    

jam 2 pagi naura terbangun dari tidurnya, masih dalam dekapan andra yang membuatnya tersenyum. Ia mengambil sedikit jarak agar bisa melihat wajah andra, "gemesin banget sih kamu kalo lagi tidur" ucap naura menyentuh pipi andra lembut. Naura memperhatikan andra yg tertidur dihadapannya, matanya menjelajahi bagian tubuh andra yang tak tertutup oleh selimut, wajahnya, tangannya, dadanya ia baru menyadari begitu banyak bekas luka di badan andra selain ditangan sang kekasih. Naura menyentuh bagian dada andra dibawah tulang selangkanya, mengelusnya perlahan "what scars is this di" tanya naura yang merasakan sakit dihatinya melihat banyaknya bekas luka di badan andra, naura mencium bekas luka yg ia sentuh tadi. Ciuman naura itu membuat andra terbangun.

"kamu ngapain sayang?" tanya andra masih dengan mata terpejam dan suara serak khas bangun tidur

"ngeliatin kamu" jawab naura suaranya gemetar

"kok ngeliatin aku sayang?" tanya andra mulai membuka matanya dan melihat naura, andra kaget ternyata naura menahan tanngis, "lohh kenapa yang? kok kamu nangis?" tanya andra

"jangan pernah lukain diri kamu sendiri lagi ya sayang" naura tak kuasa menahan air matanya

Andra pun menyadari bahwa naura melihat banyaknya bekas luka di tubuhnya, "jangan nangis ra, ini semua cuman masa lalu, udah ga sakit juga kok" jawab andra berusaha menenangkan naura

"even itu luka lama di, tapi aku yakin kamu masih bisa ngerasain sakitnya walaupun sekarang udah ga terasa, tapi bekas itu akan selalu ngingetin kamu sama rasa sakitnya"

Andra meraih wajah naura, menatap mata naura "sayang dengerin aku, aku udah ga lagi ngerasain sakitnya, yang aku rasain sekarang cuman bahagia karena aku punya kamu, jangan nangis lagi ya, ngeliat kamu nangis bikin hati aku sakit" ucap andra

Naura menyeka air matanya, ia tak menjawab ucapan andra, ia mengelus pipi andra dan mencium bibir andra lembut, ia kembali menjelajahi tubuh andra, mencium setiap bekas luka yang terlihat olehnya, dr tangan, tulang selangka, dada, perut hingga punggung andra. Andra membiarkan naura menciumi bekas lukanya, melihat banyaknya bekas luka yg selama ini tak terlihat oleh semua orang. Usai menciumi andra, naura kembali kepelukan andra ia tak sanggu lagi menahan rasa ingin tahunya "what happened dii, what makes you hurting yourself?" tanya naura

"cinta" jawab andra singkat "atau rasa tidak terima karena ditinggalkan" lanjut andra

"kalo kamu blm bisa cerita gpp di" ucap naura

"hmm aku bingung harus cerita dr mana sayang" jawab andra, tak lama ia melanjutkan ucapannya "semua bermula waktu SMA ketika aku kenal Gia, perempuan yang dengan cepat masuk kehidupku dan mengambil hatiku dengan segala perhatian yang dia berikan. Kami menjadi dekat bahkan sangat dekat, awalnya aku kira dia juga ngerasain hal yang sama seperti aku, aku pikir dia suka sama aku karena kedekatan kita udah ga wajar kalo dibilang dekat sebagai sahabat"

Naura mendengarkan andra bercerita sambil mengelus tulang selangka andra, "sampai akhirnya gia cerita bahwa ia sudah punya pacar, tapi karena aku terlau bucin sepertinya aku ga peduli akan hal itu ra, aku tetap suka sama dia bahkan setelah dia punya pacarpun ga ada yang berubah di hubungan aku sama dia, kami tetap dekat, kami tetap kissing, having sex, kami tetap butuh satu sama lain. Akupun sudah mengenalkan gia ke keluarga ku, pada papa dan mama juga gio, aku memperkenalkan gia sebagai orang yang kusayang saat itu dan aku serius bersama dia, walaupun pada saat yang bersamaan gia juga bersama dengan orang lain." Andra menarik nafas panjang dan melanjutkan kembali "aku ga pernah nanya sama gia kita itu apa, hubungan antara kita itu apa, kami selalu memperkenalkan satu sama lain sebagai sahabat tapi hati aku sebenarnya ingin lebih. Satu hari gia datang kerumah dg kondisi kacau, dia nangis ga berhenti, sampai saat dia udah tenang akhirnya dia cerita bahwa dia hamil dan yg parahnya dia gatau siapa bapak dari anak yang di kandung saat itu."

Eppur si MuoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang