Sudah 2 bulan sejak gia dan samudra kembali, sudah 2 bulan juga hidup andra terasa lebih berwarna karena datangnya samudra, anak lelaki yg sangat ia sayangi itu. Andra tak pernah absen menemui samudra dalam 2 bulan terakhir ini, setiap pulang kerja andra selalu singgah ke rumah gia untuk menemui samudra, kadang sekedar menemani samudra belajar, main dan makan malam bersama.
Gia merasa senang dengan hal itu, karena tanpa harus diminta andra selalu meluangkan waktunya untuk samudra, memenuhi semua kebutuhan samudra dari a samapi z yang sebenarnya gia rasa tak perlu karena ia masih sanggup, namun andra berkeras, andra merasa ia juga wajib memberikan itu pada samudra.
Tak dipungkiri 2 bulan terakhir ini karena seringnya bertemu, komunikasi gia dan andra terbilang membaik, andra yang tak lg terlalu dingin dan diam pada gia, dan gia yg tak pernah berhenti berusaha mendapatkan kembali hati andra. Perlahan tapi pasti gia merasa andranya mulai kembali, andra yg perhatian akan hal hal kecil yg ia lakukan, namun gia juga masih merasa andra tetap membatasi hal hal yg ia rasa sudah kelewat batas. Andra mungkin memang tak lg begitu dingin pd gia, tapi ia selalu berusaha menjaga jarak dan selalu mengingatkan gia bahwa ia sudah bersama naura.
Sedangkan tanpa andra sadari hubungannya dengan naura sedikit merenggang karena waktu keduanya yg sangat sulit untuk bisa bertemu dan mengobrol seperti biasanya, naura yang semakin sibuk dg pekerjaan nya dan andra yang juga lbh sering bersama samudra. Naura sendiri tak pernah melarang andra untuk menemui samudra setiap hari, tapi belakangan naura merasa andra terlalu sibuk dan fokus pada samudra, tapi naura tak ingin membahasnya, ia tak mau merusak kebahagian yg sedang andra rasakan, kebahagian yg belum bisa ia berikan, karenanya naura memilih diam, bersabar menahan rasa cemburunya atas waktu andra yg ia habiskan bersama samudra, dan andra yg mau tidak mau bertemu gia setiap hari.
Hari itu saat andra bangun, naura sudah bersiap untuk berangkat shooting, naura sengaja tak membangunkan andra karena ia tahu andra baru pulang dini hari dr rumah gia, jika naura tak salah ingat andra baru pulang pukul 2 pagi, belakangan memang andra selalu pulang larut bahkan dini hari, alasannya selalu sama menemani samudra hingga sang anak tertidur lelap.
Tak ada lagi andra yg menyambut naura saat ia kembali ke apart, selalu hanya apart kosong yg naura temui belakangan, tak ada lagi andra yng bertanya tentang harinya dan tak ada peluk dan cium mesra andra untuk naura, tak ada andra yg duduk di sofa menonton televisi menunggu naura pulang, yang ada kini naura yg kdang pulang lebih dulu dan memilih menunggu andra dg berpura pura tidur. Pernah sekali naura menunggu hingga andra pulang, saat itu andra pulang di pukul setengah 3 dini hari, andra hanya memeluk naura dan mencium keningnya lalu andra mandi dan langsung tidur karena lelah, Naura sebenarnya ingin mengobrol dengan andra karena ia sadar akan sulit mengobrol dg andra di pagi hari karena kesibukan masing masing, satu satu nya waktu yg naura rasa ia miliki hanya saat andra pulang kerja, namun karena sdh terlalu larut hari itu naura mengurungkan niatnya dan membiarkan andra beristirahat bahkan sampai hari ini naura lbh memilih diam dan membiarkan andra sesuka hatinya.
"pagi sayang, udh mau berangkat ya?" sapa andra dr tmpt tidur
"iya ada jadwal pagi dii" ucap naura sambil bersiap siap
"sampe malam?"
"maybe dii, kamu buruan gih siap siap, biar ga telat ngntornya" ucap naura sambil menyiapkan baju untuk andra "baju kamu udh aku siapin ya sayang" ucap naura sambil menaruh baju andra di kursi meja riasnya.
"makasihh sayanggg udah selaluu nyiapin baju aku hehehe" andra bangun dr tempat tidur dan memeluk naura dr belakang "kangenn bangett sama kamu" ucap andra mencium pundak naura
"hmm bilang kangen tp kamu pulangnya pagi trs, udah gt langsung tidur" ucap naura
"maaf ya ra, habisnya sam minta ditemenin trs, aku ga bsa nolak drpd dia ngambek ga tidur tidur" ucap andra
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppur si Muove
FanfictionKehilangan memang mampu mengubah seseorang sebegitunya, itulah yang terjadi pada Andra, semenjak kepergian Gia sang kekasih 10 tahun lalu secara tiba tiba membuat andra terpukul, terpuruk dan kehilangan arah akan hidupnya. Gia tak pergi sendiri, ia...