2. hah

11K 149 0
                                    

⚠ ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

.
.
.
.

Pagi telah tiba, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, namun Dev masih bergelung di kasurnya menahan luka di pantatnya akibat hukuman semalam.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan Carl yang sudah tampan dan wangi dengan setelah kaus casualnya. Ia menghampiri kasur putranya dan menggoyangkan pelan badan Dev.

"Dev, ayo bangun. Hari ini pamanmu akan tiba dibandara. Kita harus menjemputnya karena sudah lama tidak bertemu." ujarnya dengan nada lembut.

"Eung... Shh.." desis Dev pelan merasakan sakit di sekujur pantatnya. "Ah- sepertinya aku tidak bisa ikut paa. Pantatku nyeri sekali, ini semua karena papa! Ish." decaknya menyalahkan papanya.

Carl hanya menghela nafasnya memaklumi keadaan Dev, Ia pun bangun dari duduknya. "Ya sudah kalau begitu, tapi sepertinya pamanmu tidak mampir kerumah, Ia akan segera kerumahnya. Jika kamu lapar, papa sudah siapkan sarapan di meja makan ya." ucap papanya lagi penuh hangat.

"Hmm..." jawab Dev dengan gumaman dan mata yang masih terpejam.

Carl pun keluar dari kamar Dev dan mengambil kunci mobilnya untuk menemui kakak laki-lakinya itu di bandara.

.
.
.
.

Beberapa menit kemudian, Dev pun membuka matanya karena merasa lapar. Ia menguap lebar dan berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan menggosok giginya. Perutnya semakin berbunyi nyaring tak sabar untuk memakan sarapannya.

Ia pun segera turun dari kamarnya dan menuju meja makan. Tudung saji Ia buka dan menampilkan makanan yang wah menurutnya. Ia membating tudung saji itu dan berdecak kesal.

"Sarapan apaan ini! Kenapa hanya sehelai roti? Papa jahat bangeett! Kalau begitu aku ikut dengannya! Aaaaaaaa!!" teriaknya kesal namun tetap memakan roti tersebut, ia juga mengambil kembali tudung saji yang Ia lempar barusan dan meletakkannya pada tempat semula.

.
.
.
.

Karena luka di pantatnya, Ia pun mengambil cuti kuliah hingga dua minggu lamanya, sampai pantatnya benar-benar tidak merasa sakit minimal. Ia juga tidak bisa mengunjungi klub malam yang terakhir kali Ia kunjungi malam itu.

"Hah.. Bosan sekali.." ujarnya.

Ia mengambil ponselnya dan menelpon papanya yang belum lama meninggalkan dirinya.

Halo?

"Pa.. Kapan pulang?" tanyanya manja.

Hahaha, belum 2 jam papa ninggalin kamu, ada apa?

"Aku lapar! Katanya papa bikin sarapan buatku! Tapi apa-apaan itu hanya selembar roti, ckck!" decaknya kesal.

Hahahahaha

Terdengar tawa yang menggema di sebrang sana.

"Pa pesankan aku makanan online, aku lapaaar." rengeknya.

Iya iya papa pesankan.

"Yeay! Thank you paa! I love youuuu" ucapnya dan langsung mematikan panggilan sepihak.

.
.
.
.

Terdengar helaan nafas pria berumur setelah menerima panggilan dari putra semata wayangnya, ya itu Carl. Ia belum selesai dengan ucapannya namun anak itu malah mematikan panggilan tersebut. Dasar anak kurang ajar.

"Begitulah bro, anakku makin besar namun tidak bersikap dewasa." ujar Carl pada seseorang.

"Sepertinya Devian sudah banyak berubah ya. Ah sayang sekali dia tidak ikut denganmu hari ini, padahal saya rindu pada anak itu." ujar pria itu yang tak lain adalah kakak dari Carl, Jason namanya. "Kau punya fotonya?" tanya Jason lagi.

Helaan nafas terdengar lagi, Carl menggelengkan kepalanya. "Anak itu tidak pernah mau di foto oleh kamera ponselku. Ckck. Ah, atau nanti saat tiba dirumahmu, Aku akan lakukan panggilan video dengannya." jawab Carl dan diangguki oleh Jason.

.
.
.
.
.

Dev baru kelar dengan mandinya, ponselnya sedari tadi berdering bahwa seseorang menelponnya. Ia segera memasang earphone bluetoothnya dan menekan menerima panggilan.

"Ya halo?" sapa Dev pada orang disebrang sana.

ASTAGA DEVIAN!

Teriakan papanya menggema di telinganya.

"Yaaak papa! Jangan berteriak! Aku sedang pakai earphone!" jawab Dev tanpa sadar berteriak juga.

Papa sedang melakukan panggilan video dan kau memamerkan pantat lukamu itu tepat kearah kamera heh?

"Oh ya kah?" monolognya dan menengokkan kepalanya dan ternyata ponselnya dalam posisi berdiri sambil di charge dan hanya menampilkan tubuhnya di kamera itu.

HEI BODOH, CEPAT KENAKAN PAKAIANMU, PAMANMU MELIHAT DIRIMU TELANJANG! APA KAU TAK PUNYA MALU?

"Oh?? Yaaak! Papa yang harus matikan videonya kalau paman melihatnyaa eoh!" teriak Dev panik dan mengambil handuknya untuk menutupi penisnya dan berlari ke arah ponselnya dan mematikannya lagi sepihak.

.
.
.
.
.

"Astagaa!! Anak itu benar-benar!" ujar Carl mengurut keningnya yang semakin sakit.

"Ada apa dengan pantat anak itu, Carl?" tanya Jason saat melihat luka-luka di area pantat Dev.

"Ah- aku habis memukulinya karena semalam Ia pergi tanpa ijin dariku dan pulang dini hari. Astaga, aku bisa berumur pendek jika menghadapi kelakuan Devian." keluhnya.

Jason hanya terkekeh mendengar keluhan dari adik laki-lakinya itu. Jason juga memiliki dua orang anak laki-laki, mereka kembar. Ia telah menceraikan istrinya karena wanita itu berselingkuh dibelakang nya saat mengetahui bahwa Jason adalah seorang Gay.

Carl tidak mengetahui seksualitas kakak laki-lakinya ini, Ia hanya mengetahui, bahwa Jason bercerai karena istrinya yang berselingkuh.

"Sepertinya memang belum berjodoh untuk kamu bertemu dengan Devian bro! Hahaha. Kapan-kapan mainlah kerumah, Ia pasti senang melihat pamannya datang." ujar Carl.

"Hahaha, saya rasa tidak begitu." jawab Jason mengingat kejadian beberapa tahun lalu, bahwa keponakannya yaitu Dev selalu bersembunyi kabur saat dirinya datang mengunjungi rumah mereka. Dev selalu takut melihat Jason yang memiliki tubuh berotot dan besar.  "Mungkin... Dulu anakmu berpikir aku monster kali ya? Kkkk" kekeh Jason dan hanya dijawab tawa kecil dari Carl.

.
.
.

tbc
Jangan lupa Vote + Coment

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang