1. hah

15.5K 190 0
                                    

⚠ Ini cerita LGBT
↩ Sorry for typo

.
.
.
.

Shhh mhh nghh ahh yes daddy nghh

Desahan yang begitu kencang terdengar di kedua telinga bocah laki-laki yang sudah tidak lagi bocah, Devian namanya. Dev sudah menginjak usia 19 tahun beberapa bulan yang lalu, Ia meyakini bahwa dirinya sudah menjadi dewasa sejak ulang tahunnya saat itu.

Tangannya begitu lihai mengocok penisnya yang terbilang cukup besar jika digenggam oleh jari-jari mungil miliknya. Kedua earphone terpasang di telinganya, dan matanya menatap layar laptopnya yang menampilkan dua orang laki-laki dewasa sedang bersetubuh.

Ohh yyaahh oouuhh nnghhhh. I want cumming...!

"A-aku juga... Uuhh ahhhh.."

Croot

Croot

"Hahhh...."

Terdengar helaan nafas lega dari Dev setelah mengeluarkan calon anak-anaknya dari penisnya. Setelah selesai dengan aktivitas sebelum tidurnya, Dev pun segera membersihkan kekacauannya dan mengelapnya dengan tisu, tak lupa untuk mencuci tangan dan penisnya dengan air.

"Sial,, sepertinya ini tidak cukup.. Aku butuh sesuatu yang hot.." gumamnya merasakan lubang pantatnya berdenyut.

Ia melirik kearah jam wekernya yang berada di meja nakas samping tempat tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia pun segera bergegas mengambil jaket dan kunci motornya untuk keluar mencari udara segar.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" interupsi sang kepala keluarga yang tak lain dan tak bukan yaitu Papa dari Dev, Carl namanya.

"Ah, hanya mencari udara segar pa.." jawab Dev dan segera pergi sebelum diamuk oleh papanya yang sangat kolot itu.

"Yakkk! Anak nakal! Kembali kau! Papa belum memberi ijin!! Awas yaa saat pulang nanti!!" teriak Carl saat melihat Dev menyelonong dan pergi dengan motor merahnya.

Carl hanya dapat mengurut dahinya yang pening melihat kelakukan anak semata wayangnya yang makin sulit diatur, semenjak istrinya meninggalkan mereka selama-lamanya. Ya, Carl adalah papa tunggal untuk Dev.

Carl sangat menyayangi Dev, walaupun anak itu sangat sulit diatur. Namun, Carl bukanlah seorang papa yang lembek dengan tingkah kurang ajar anaknya itu. Tak segan-segan Carl memukul Dev dengan rotan saat anak itu tak mendengarkan perintahnya.

.
.
.

Dev sudah berputar-putar mencari sebuah klub malam gay namun tak Ia temui satupun di wilayah tempatnya tinggal. Ia pun mencari cukup jauh keluar dari wilayahnya dan menemukan beberapa klub malam gay. Ia memasuki salah satu klub malam yang paling besar dan ramai sekali pengunjung pada malam ini.

"Tunjukkan kartu identitasmu nak." seorang sekuriti menahan dirinya dan meminta kartu identitas miliknya.

"Ah sial.. Aku tidak membawanya paman. Rumahku jauh sekali, apa tidak bisa biarkan aku masuk saja?" ujar Dev dengan nada yang sangat pelan.

"Yak! Bocah kecil sepertimu mau masuk klub malam seperti ini!" Salah seorang sekuriti menoyor kepala Dev dan menunjuk-nunjuk wajahnya sambil mengatakan bahwa Dev anak kecil.

"Grtk.." Gemelatuk gigi Dev terdengar saking kesalnya mendengar penuturan kedua sekuriti dihadapannya ini. "Yak! Paman botak dan gendut! Umurku sudah 19 tahun dan sudah legal! Aku bukan anak kecil lagi sialan!" desis Dev dengan kesal.

"B-botak dan gendut kau bilang. Kurang aj- aaaakh!" teriak sekuriti botak saat tulang keringnya Dev tendang dan Ia pun segera masuk ke klub tersebut dan berkerumun dengan banyak orang mempersulit sekuriti untuk menangkapnya.

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang