4. Hah

7.7K 131 0
                                    

⚠ ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

Yg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠

.
.
.
.

Sinar matahari memasuki celah-celah kelabu dan mengenai wajah Dev yang masih tertidur pulas. Namun sinar matahari itu tidak sedikitpun menganggu tidur nyenyaknya sampai seseorang menyerbak hordeng tersebut dan terbuka lebar jendela itu.

"Ugh-" suara Dev seakan terganggu tidurnya. Ia membalik tubuhnya sehingga memunggungi jendela tersebut dan melanjutkan tidurnya.

"Bangun." suara berat dan dingin terdengar membuat Dev segera membuka matanya.

"Hngg... Akh! Aduh aduh duh..." ringisnya saat merasakan sakit yang luar biasa pada bagian tubuh bawahnya. "Sial, ini sakit sekali..." ringisnya sambil mengelus pinggangnya yang terasa nyeri.

Pria yang terus menatap Dev tak merespon keluhan Dev. Setelah cukup lama memandang Dev yang tak kunjung bergerak dari ranjang, Ia pun segera menghampiri Dev dan menggendong Dev dengan bridal.

"Aaaaaa sialan!!" pekik Dev terkejut, membuat pria di hadapannya menatap tajam Dev tak suka. Ia melemparkan Dev kedalam bathup yang berisi air hangat membuat Dev lagi-lagi mengeluarkan kata-kata kasarnya.

"Cepat bersihkan tubuhmu dan turun kebawah." ujarnya dengan dingin dan keluar kamar mandi begitu saja. Dev hanya dapat mendelik tak suka kearah si pria yang sudah memperkosanya begitu kasar.

"Hahh sial, ini dimana.. papa pasti nyariin aku. Habislah aku.." gumamnya dan menikmati air hangat yang mengenai tubuhnya sehingga membuatnya rileks.

Kurang lebih satu jam Ia menyelesaikan mandinya dan berpakaian dengan pakaian yang sama namun sudah bersih, Ia pun segera keluar dari kamar mewah itu dan beranjak turun seperti yang diperintahkan.

"Ah ponselku!" pekiknya dan kembali memasuki kamarnya dan mencari ponselnya yang tak kunjung Ia temukan. "Ah.. dimana ponselkuuu..." tangisnya tiba-tiba begitu sedih.

Helaan nafas terdengar dari arah pintu yang bukan lain adalah si pria itu. "Kenapa lama sekali?! Saya bilang langsung turunkan!!" marahnya tanpa belas kasih.

"Yaaak handphoneku mana sialan!!!!" Teriak Dev dan menyerbu si pria dengan memukuli dadanya. Si pria dengan kesal hanya mendorong kening Dev dan memasang wajah tak senang. "Entah." jawabnya dengan begitu dingin membuat Dev sangat kesal.

"Haahhh... pinjam telpon, aku harus telpon orang tuaku!!" ucapnya kesal membuat si pria mengangkat alisnya bingung.

'Hah, bocah ini masih ada orangtua?' batinnya.

"Silahkan ada di bawah." ujar si pria dan kembali turun meninggalkan Dev yang sedang mengikutinya di belakang.

Setelah menemukan telepon rumah, Dev yang menghapal nomer papanya pun segera menghubunginya.

Tuut

Halo

"Papa? Ini aku!!" ujar Dev tiba-tiba dan mendengar suara tangis papanya disebrang sana. "Papa maaf, aku lupa kabarin papa. Hp ku hilang, aku- aku baik baik aja papa jangan khawatir ya.."

Anak nakal! Kamu dimana sekarang???

Terdengar nada marah papanya disebrang sana, membuat Dev meneguk ludahnya kasar. "Aku di rumah teman pa.."

Alamatnya dimana?!

"A-aku gak tau pa.. Aku pulang sekarangg, pokoknya papa jangan khawatir!!" Dev dengan terburu-buru mematikan teleponnya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung. "Siall... gimana iniiii..." keluhnya.

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang