8. hah

3.3K 66 1
                                    

⚠ ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

Yg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠

.
.
.
.

Dev menguap lebar, badannya terasa sakit apalagi bagian bawahnya. Namun Ia harus memaksa dirinya bangun karena perutnya yg keroncongan. "Ughh.. lapar.. tapi pantatku nyeri.. dasar paman mesum sialan!" Umpat Dev lagi.

Namun Ia terkejut saat mendengar deheman dari arah pintu. Yang ternyata itu adalah Jason. "Terus terus aja mengumpat. Saya habisin lagi itu pantat kamu." Ucapnya sambil melangkah masuk dan membawa nampan berisi makanan.

Dev mengembungkan pipinya sebal sambil berdecih. "Ya kan salah paman! Kenapa perkosa aku sampai segila itu!!" teriak Dev, Ia lupa bahwa dirinya sedang berada dirumah, dan dimana pintu kamarnya yang terbuka lebar.

"Kecilin suaramu, nanti papamu dengar." bisik Jason namun begitu terlambat.

"....apa maksudnya?" tanya Carl yang tiba di depan pintu kamar karena berniat untuk melihat kedekatan Jason dan Devian, namun siapa sangka telinganya malah mendengar hal yang tak seharusnya Ia dengar.

"Ah- papa... itu.. mm.." Dev sangat panik dan bingung harus menjawab apa, Ia melihat kearah Jason dengan wajah datarnya namun masih tidak bisa menyembunyikan ekspresi gugupnya.

"Apa maksudnya kak???" Teriak Carl didepan Jason dan menarik kaus yang dikenakan Jason.

Jason memejamkan matanya sebentar dan menatap Carl adiknya. "Maafkan saya. Saya sudah melecehkan anakmu, Carl." ujarnya tanpa beban.

Bugh!

Sebuah pukulan keras dengan telak mengenai pipi Jason.

"Brengsek!" Maki Papa yang baru pertama kali Devian dengar. Ia sangat takut dengan papanya saat ini.

"Papa... hentikan..." Ia juga merasa tak tega melihat Jason yang di hajar oleh papanya.

Carl mengepalkan tangannya dengan derai air mata yang mengalir deras di wajahnya. Ia tak menyangka bahwa kakaknya selama ini sudah mengenal Devian dan sering melakukan hubungan badan dengan anak semata wayangnya.

Jason juga hanya diam saja karena merasa bersalah. Ia kemudian melirik kearah Devian dan menatapnya sendu, seperti anak anjing, membuat Devian yang tadinya sedih malah menjadi ilfeel.

Ia perlahan turun dari ranjang dan menahan rasa sakit di bagian belakangnya. Ia memeluk papanya untuk menenangkannya.

"Papa... itu.. tanpa sengaja kok beneran.." ujar Devian masih mencoba membela Jason. "Ma-maafkan aku paa..." ujar Devian lagi dengan suara kecilnya.

Carl yang sangat emosi menghempas pelukan Devian membuat Devian jatuh menubruk ranjangnya sendiri dan memekik sakit.

Carl sempat menengokkan kepalanya khawatir dengan anaknya namun Ia tetap melanjutkan keluar dari kamarnya sambil berpesan "temui saya di ruang keluarga."

Terdengar helaan nafas Jason dan menggendong Devian yang terjatuh, Ia meletakkan Devian dengan hati-hati diatas ranjang miliknya. "Pamaaaan gimana iniiiii!!!!" Ujarnya ketakutan.

"Jangan khawatir ya, biar saya yg urus." Ujar Jason dengan santai. Dev melirik kearah pipi Jason yang sedikit memerah.

"Heung... pipi paman pasti sakit ya? Emang enak.. syukurin wleeee.." ledek Devian tanpa rasa iba sedikitpun membuat Jason sebal dan menjitak kepala Dev dengan kencang.

"Sakiittt lohhhh!!!!!" Teriaknya sambil meringis dan merengek.

.
.
.
.

Di ruang keluarga, dua orang dewasa tersebut hanya berdiam diri tanpa memulai percakapan. Keduanya mencoba meredakan rasa sedih dan amarah mereka.

"Jelaskan kak." ujar Carl dingin.

"Saya tidak tau kalau itu anakmu, saya bertemu dirinya di gay bar milikku." Jelasnya singkat.

"Gay? Bar? Milikmu?" Setiap kata menjadi pertanyaan untuk Carl.

"Sorry Carl, Yeah I'm Gay." jujur Jason tanpa malu membuat Carl begitu syok.

"Sial...." Ia mengusap wajahnya kasar dan memikirkan setiap perkataan Jason. "Lalu bagaimana dengan Devian? Kenapa kau menjebloskannya juga pada duniamu kak???!" Teriak Carl tiba-tiba ketika menyangkut anak semata wayangnya.

"Car—"

"..... aku gay pa...." ujar Devian dari arah tangga dan menghadap kepada kedua orang dewasa yang sedang berseteru itu. "Ma-aaf.. aku ... aku... menyembunyikan hal ini.. aku udah nakal ke papa. Aku udah..." Bibir Devian bergetar karena takut dengan ucapan jujurnya.

Ia tidak bisa melanjutkan ucapan yang ada di pikirannya yaitu 'ingin melakukan sex dengan papa.' bisa langsung mati dia.

"Maafkan papa nak yang egois harus merawat dirimu seorang diri tanpa kasih sayang seorang ibu. Maafkan papa nak." Isak Carl dan menangis di tempatnya.

Dev segera menghampiri Carl dan memeluk papanya yang menangis. "Maafin Dev paa..."

Setelah menangis, Carl terus mengulik-ulik kejadian awal mula mereka. Dev mau tak mau menjelaskan pada papanya saat dirinya mencari Gay Bar hingga dirinya dijadikan pekerja Host disana. Tentu saja papanya sangat marah dan menjewer Dev kadang mencubit tubuh anak itu, membuatnya terus meringis merasakan sakit.

Dan berakhir Jason yang kembali ke rumahnya dan tidak boleh menghubungi Devian. Membuat Devian sangat senang tentunya. Namun hukuman untuk Devian adalah ponsel dan kunci motor miliknya di sita oleh papanya, uang jajannya pun juga di kurangi 50% dari biasanya membuat anak itu menangis tak terima. Namun keputusan papanya sudah bulat dan tidak bisa di ganggu gugat.

.
.

.

Jangan lupa vote+coment

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang