20. hah

602 25 0
                                    

ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

Yg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠

.
.
.
.

Sejak Dev tenggelam dalam kesibukan dunia perkuliahannya, Jason mulai merasa diabaikan. Sudah lebih dari sebulan ini, Jason merasakan adanya jarak antara mereka, terutama saat Dev lebih sering menghabiskan waktu dengan tugas-tugas kuliah dibandingkan dengan dirinya.

Suatu sore, Jason melihat Dev sedang bersantai di ruang keluarga, menikmati film kesukaannya dengan tawa yang lepas, sementara snack yang ia makan berserakan di sekitarnya. Dev terlihat begitu asyik, seolah lupa akan kehadiran Jason di mansionnya sendiri.

Merasa tersisih, Jason pun mendekati Dev tanpa suara dan memeluk pinggangnya dari samping, lalu berbaring di atas pahanya. Wajah Jason menghadap perut Dev, mencoba mencari kehangatan dan perhatian yang selama ini terasa hilang.

Dev, yang kaget pada awalnya, segera menyadari bahwa Jason hanya menginginkan perhatian. Meski masih ada sisa keletihan dari tugas-tugas kuliah yang gila, ia memutuskan untuk tidak melawan.

Dev membiarkan Jason melakukan apa pun yang ia inginkan. Dalam hati, Dev menyadari bahwa ia telah menyueki Jason akhir-akhir ini karena tekanan kuliah. Ia juga ingat betapa Jason telah banyak membantunya mengerjakan tugas-tugas yang sulit. Saat Jason membantu, ia tampak begitu berwibawa dan tahu jawabannya untuk setiap pertanyaan Dev, seperti seorang CEO yang menguasai bidangnya. Dev merasa takjub, sekaligus sedikit bersalah karena telah mengabaikan sosok yang begitu berharga ini.

Tanpa sadar, tangan Dev mulai mengusap-usap rambut Jason, namun ia lupa bahwa tangannya masih penuh dengan rempahan dan bubuk snack yang baru saja ia makan. Rambut Jason pun menjadi kotor, tercemar oleh sisa-sisa snack. Jason yang menyadari hal itu tidak marah, malah merasa gemas.

Dengan spontan, Jason menggigit perut Dev dan juga selangkangannya dengan lembut. "Aaaaaaaauw bodoohhh!" Dev menjerit kaget saat Jason menggigitnya dengan gemas, membuatnya menjambak rambut Jason dengan gerakan spontan.

Setelah mendapatkan perhatian kecil dari Dev saat mereka duduk di ruang keluarga, Jason merasa ada kesempatan untuk mendekat lebih dalam. Kehangatan yang terasa di antara mereka mulai membangkitkan perasaan yang selama ini terpendam. Jason, dengan sikap yang lebih lembut dan menggoda, mulai mendekati Dev dengan cara yang lebih sensual.

Jason merayap lebih dekat, tangannya mulai membelai perlahan sepanjang pinggang Dev. Sentuhan ini, meskipun lembut, membawa sensasi yang berbeda pada Dev. Jason menatap mata Dev dengan tatapan yang intens, seolah meminta izin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dev, yang pada awalnya terkejut, merasa bingung tetapi juga tidak bisa mengabaikan daya tarik yang ia rasakan.

Jason dengan pelan menundukkan wajahnya dan mengecup lembut bibir Dev. Dev sempat terdiam sejenak, merasakan getaran di dalam dadanya. Namun, ketika Jason kembali mencium bibirnya dengan lebih dalam, Dev merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang ia rasa tidak bisa ia tolak.

“Dev…” Jason berbisik pelan di antara ciumannya, memberikan jeda sejenak untuk memastikan bahwa Dev tidak keberatan. Dev menatap Jason, dan tanpa berkata-kata, ia membalas ciuman tersebut, memberi tahu Jason bahwa ia menerimanya.

Jason tersenyum kecil di antara ciuman mereka, mengetahui bahwa Dev telah menerimanya. Ia melanjutkan ciumannya, kini dengan lebih berani dan penuh gairah. Tangan Jason mulai menjelajah, menyentuh kulit Dev yang hangat. Dev yang biasanya kaku, perlahan mulai rileks, membiarkan dirinya terbawa oleh perasaan yang selama ini mungkin ia abaikan.

Mereka berdua terhanyut dalam momen itu, melupakan segala kesibukan dan tekanan dari dunia luar. Jason semakin intens dalam menunjukkan rasa sayangnya, membelai Dev dengan penuh perhatian dan kelembutan. Dev, yang awalnya masih ragu, mulai merasakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam kehangatan yang diberikan oleh Jason.

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang