ini cerita LGBT
↩ sorry for typoYg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠
.
.
.
.Setelah seharian penuh mengikuti perkuliahan yang melelahkan, Dev merasa benar-benar kehabisan energi. Ketika jam kuliah akhirnya berakhir, Dev tidak bisa menolak ketika supir yang diutus oleh pamannya, Jason, datang untuk menjemputnya. Tanpa banyak bicara, Dev masuk ke dalam mobil dan duduk dengan patuh, berbeda dari biasanya yang penuh pemberontakan.
Ia hanya punya satu keinginan di benaknya: segera pulang dan beristirahat di kasur Jason yang empuk dan nyaman.
Perjalanan pulang terasa panjang meskipun hanya memakan beberapa menit. Dev menyandarkan kepalanya di jendela mobil, memandang kosong ke luar, pikirannya sudah membayangkan kasur yang hangat dan bantal yang nyaman. Ketika mereka tiba di mansion Jason, Dev segera turun dan berjalan dengan langkah lunglai menuju kamar Jason.
Kamar itu masih kosong, tanda bahwa Jason masih sibuk dengan urusan kerjanya entah di mana. Dev tidak memedulikan itu. Tanpa mengganti pakaian atau membersihkan tubuhnya, Dev langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur Jason. Bantal yang biasa dipakai pamannya masih menyimpan aroma khas Jason—harum yang menenangkan.
Dev merasa begitu nyaman, dan aroma itu membuatnya semakin tenggelam dalam rasa kantuk yang begitu kuat. Dalam hitungan detik, rasa lelah yang menumpuk sepanjang hari menghilang, tergantikan oleh kehangatan dan ketenangan yang didapat dari aroma bantal itu. Tanpa sadar, Dev tertidur lelap, membiarkan semua kepenatan hari itu hilang bersama mimpinya.
Jason, yang akan pulang nanti malam, mungkin akan tersenyum melihat keponakannya tertidur di kamarnya, mengetahui bahwa meskipun Dev kadang terlihat keras kepala dan penuh energi, pada akhirnya, tempat yang paling nyaman bagi Dev adalah di dekatnya.
.
.
.Jam menunjukkan pukul 7 malam ketika Jason akhirnya tiba di mansionnya yang sepi. Asisten rumah tangga sudah pulang sejak jam 5 sore, meninggalkan rumah dalam ketenangan yang hanya dijaga oleh bodyguard yang bekerja selama 24 jam. Jason, setelah seharian bekerja keras, langsung bertanya kepada salah satu pengawalnya mengenai keberadaan Dev.
Pengawal itu memberi tahu bahwa sejak sore, Dev sudah berada di kamar Jason dan tidak keluar sama sekali. Jason tersenyum, sudah bisa menebak bahwa keponakannya, yang ia sayangi seperti kekasihnya sendiri, pasti kelelahan setelah seharian menjalani perkuliahan.
Dalam benaknya, Jason sudah mulai melihat potensi besar dalam diri Dev, terutama setelah mengamati bagaimana anak itu menyelesaikan tugas-tugas kuliah tentang proyek-proyek yang diberikan oleh dosennya. Meski terkesan berlebihan, Jason sudah merencanakan untuk menjadikan Dev penerusnya. Bagaimanapun, ketika seseorang sudah jatuh cinta dan sayang, apa pun bisa terjadi—sengaja bikin readers iri .
Setelah menyuruh pengawal itu pergi, Jason segera menuju kamarnya. Di sana, ia melihat Dev tidur pulas sambil memeluk bantal yang biasa Jason gunakan. Wajah Dev terlihat begitu damai, membuat Jason tersenyum hangat.
Namun, Jason sadar bahwa sejak sore Dev belum makan malam, dan itu membuatnya khawatir. Dengan lembut, ia membangunkan Dev, menepuk pelan pipi keponakannya dan sesekali memainkan jari-jarinya di wajah Dev dengan gemas.
"Dev, bangun, baby... Kamu belum makan malam dan berganti pakaian," Jason berkata lembut sambil terus mencoba membangunkan Dev yang tampak terganggu.
Dev mengerjapkan matanya perlahan, disertai dengan menguap lebar yang membuat Jason menggeleng pelan, menutup mulut Dev dengan lembut. “Ayo, makan malam dulu,” katanya.
Dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur, Dev bergumam, “Paman… udah pulang…?”
Jason mengangguk lembut, mengusap pipi Dev dengan sayang, merapikan rambutnya yang berantakan. Setelah membangunkan Dev sepenuhnya, Jason menyuruhnya untuk cuci muka dan berganti pakaian. Dev menurut tanpa banyak kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hire a Host 🔞 ( On Going )
Non-FictionBagaimana jadinya jika Dev menjadi seorang pelacur oleh pamannya karena sebuah insiden yang tak terduga. Gay BxB MxB