10. Hah

1.2K 36 2
                                    

⚠ ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

Yg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠

.
.
.
.

Ting.

Jason, seorang pemilik bar sukses, sedang menikmati malamnya dengan beristirahat di rumah. Di tengah malam yang tenang, ia mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Dengan setengah mata terbuka, ia meraih ponselnya dan melihat sebuah email masuk. Email tersebut adalah laporan harian dari bar miliknya, yang biasanya hanya menjadi formalitas rutin setiap malam. Namun, kali ini ada sesuatu yang berbeda.

Ketika Jason membuka email itu, ia mendapati jumlah pendapatan harian yang jauh lebih besar dari biasanya. Pendapatan yang biasanya berkisar antara 200-300 juta rupiah tiba-tiba melonjak hingga mencapai 600 juta rupiah dalam sehari. Matanya langsung terbuka lebar, dan rasa penasaran serta kekhawatiran mengalir dalam pikirannya.

Namun, saat melihat jam yang menunjukkan waktu masih sangat malam, Jason memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya untuk saat ini. Dengan tenang, ia kembali mematikan ponselnya dan memutuskan untuk menambah porsi tidurnya. Ia tahu bahwa ia akan punya waktu untuk memeriksa dan mencari tahu apa yang terjadi besok pagi ketika bertanya pada staffnya.

Meskipun Jason penasaran, ia memilih untuk menjaga ketenangan dan mengatur waktu dengan baik. Besok pagi, ia akan menelusuri lebih lanjut dan mencari tahu apa yang menyebabkan lonjakan pendapatan tersebut. Sementara itu, malam ini ia tetap berusaha untuk mendapatkan istirahat yang cukup, agar bisa mengambil keputusan dengan kepala yang jernih esok hari.

.
.
.

Jason, yang masih penasaran dengan lonjakan pendapatan di bar miliknya, terbangun lebih pagi dari biasanya. Pukul 6.30 pagi, Jason tak bisa menahan diri untuk menghubungi manajer barnya, meskipun tahu kemungkinan besar manajernya masih terlelap.

"Halo?"  Suara serak dan mengantuk terdengar dari seberang.

"Ya." Jawaban Jason singkat dan tegas, langsung membuat manajer sadar akan situasi ini.

"Oh ya ya, bos. Ada apa ya pagi-pagi menelpon? Tidak biasanya..." Manajer merasa terkejut dengan panggilan yang tidak terduga ini.

"Saya hanya ingin bertanya, penjualan apa yang menarik banyak minat customer?" Nada suara Jason serius, langsung ke inti masalah.

Di sebrang sana si manager berusaha mengingat kejadian semalam "Jualan? Hmm... AH! Maksud bos si Host itu?"

"Host?"

"Ya bos, kemarin ada bocah yang mengaku sebagai staff tetap di bar kita, padahal namanya tidak ada di daftar. Tapi setelah saya cek lebih lanjut, ternyata dia pernah bekerja sekali di sini, lalu menghilang. Kemarin dia di-hire oleh tiga bos yang berbeda dan melakukan... you know lah..." Manajer menjelaskan dengan nada ragu-ragu, membuat Jason semakin cemas.

Kening jason berkerut, dengan firasat buruk. "Siapa?"

"Namanya? Kalau tidak salah, nicknamenya Dev—tuuutt tutt tuttt—"

Jason terkejut sekaligus marah mendengar nama itu. Ia langsung mematikan telepon dengan kasar dan menggenggam ponselnya erat-erat.

"Dev" adalah keponakan nakalnya, dan Jason tahu betul apa yang dimaksud oleh manajernya. Dev, tanpa sepengetahuan Jason, telah menggunakan barnya untuk menjual tubuhnya demi kepuasan seksualnya.

Perasaan marah dan kecewa bercampur dalam diri Jason, karena ia merasa dikhianati oleh orang yang seharusnya hanya miliknya. Memang sudah gila dirinya, namun jika Ia sudah berkata miliknya maka akan menjadi miliknya walaupun mereka sedarah.

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang