6. Hah

4.2K 81 2
                                    

⚠ ini cerita LGBT
↩ sorry for typo

Yg udah read bantu vote sama komentya dong, biar ke up ceritanya 😠

.
.
.
.

Dev melongo pasrah saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, lagi lagi Ia gagal untuk keluar dari rumah sialan ini.

"Hahhh..." Ia menghela nafasnya begitu panjang sambil menatap kearah luar jendela.

"Kenapa?" Tanya Jason tiba-tiba muncul, terlihat rambutnya masih basah karena setelah 'memandikan' Dev dirinya pun juga mandi.

Dev memicingkan matanya tak suka saat melihat Jason. "Cih, sana jauh-jauh dasar pedofil." Desis Dev sebal.

Jason begitu marah saat dirinya dikatain sebagai pedofil, Ia meletakkan handuk basah yang habis mengeringi rambutnya, dan berjalan menghampiri Dev yang kembali memandang jendela.

"AKHHH SAKITTT!!" Teriak Dev tiba-tiba saat merasakan sakit di kedua bongkahan pantatnya yang diremas kuat oleh tangan Jason.

"Masih belum belajar ya mulutnya hm? Masih kurang hukumannya hm???" Jason semakin kuat meremas kedua pantat Dev dari luar celananya.

"Enggaaa enggaaa .. maaafff aaakh!!!" Ringis Dev begitu kesakitan sambil tangannya meraih tangan Jason untuk melepaskannya.

Setelah cukup puas memberi pelajaran kepada Dev, Jason pun melepaskan cengkramannya dan menjauhkan tangannya dari pantat Dev.

Kaki Dev tiba-tiba melemas dan Ia memerosotkan kakinya hingga bersimpuh dilantai sambil memegang kedua pantatnya yang terasa nyeri. "Sakitnya..." rengeknya.

Tiba-tiba Ia menjadi semakin merindukan ayah kandungnya. "Pamann biarkan aku pulang, aku kangen papaaaa.." tangisnya tiba-tiba pecah.

Jason mengurut keningnya yang sakit mendengar suara tangis Dev. "Yasudah ayo pulang."

Ia pun segera berpakaian dan mengambil kunci mobilnya. Dev segera menghapus air matanya dan menyeka ingusnya di handuk Jason.

Ia juga segera berlari keluar mengikuti Jason. "Akhirnya bisa pulang." batinnya dengan senang.

.
.
.
.
.

"Dimana?" Tanya Jason basa-basi, sebenernya Ia sudah tau dimana rumah Devian. Namun Ia sengaja bertanya agar tidak di curigai.

"Nanti paman tinggal ikutin jalan besar aja, terus kalau ada McD paman belok yaa ke drive thru" ujar Devian.

Jason mengerutkan keningnya mendengar penuturan Devian. "Gak mau.!"

Merasa di tolak membuat Dev mengerucutkan bibirnya. "Ish anggap saja sebagai pertemuan terakhir loh! Masa pelit begituuu!!!" Rengek Devian.

Jason mendiamkan rengekan Devian. Apa dia bilang? Pertemuan terakhir. Mana mungkin? Dia gak tahu kalau ini adalah sebagai awal mula hubungan mereka akan berjalan.

"Pamaaan itu McD nyaaa belok kiri yaaaa!!" Tunjuk Devian Heboh. Ia sangat tidak sabar untuk memakan es krim itu. "Eh eh eh... pamannn????" rengek Dev dimana mobil Jason melaju terus dan belok di gang di sebelah McD itu.

"Belok kiri kan?" Ledek Jason dengan seringainya. Dev menatap tajam Jason dengan wajah sebalnya. Ia memukul dashboard dan membuang pandangannya kearah luar jendela.

Ia kemudian tersadar sebentar lagi Ia akan tiba di rumahnya, Ia menghentikan mobil Jason dan berhenti cukup jauh dari rumahmya. Agar Jason tak bisa mampir ke rumahnya.

"Udaah stop di sini aja pamaan!!" Kaget Dev membuat Jason berhenti mendadak dan memarahi bocah itu. Dev hanya cengengesan saja saat dimarahi oleh Jason, toh dia berpikir tidak akan bertemu lagi.

Hire a Host 🔞 ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang