35. Belum terungkap 1

98 11 2
                                    

Cafe Starlight

Elsa mengedarkan pandangan nya ketika masuk ke dalam cafe, mencari seseorang yang tidak kelihatan batang hidung nya. Elsa pun melihat seseorang yang melambaikan tangan nya sambil tersenyum kearah nya.

Elsa pun dengan cepat menghampiri orang itu. Setelah sampai, Elsa langsung duduk menghadap orang itu dan meminum Jus Alpukat miliknya.

"Lama banget, udah 2 jam gue nunggu lo" ucap Dito dengan santai

"Fadlan Al Dito, gak usah ngadi-ngadi deh" balas Elsa sambil menekankan kata ngadi-ngadi

"Lahhhh, emang bener kok" ucap Dito tak mau kalah

"Semerdeka lo aja deh" ucap Elsa dengan kesal. "Emang sih cowok itu selalu benar dan gak mau kalah" sambung Elsa sambil bersedekap tangan

"Gak salah? bukan nya cewek yang selalu benar dan gak mau kalah" balas Dito dengan nada meremehkan

"Lo! mau gue potong leher lo" ancam Elsa sambil menunjuk Dito menggunakan jari telunjuk nya

"Tuh kan, emang gak pernah mau kalah" cibir Dito

"Ouhhh, atau mau gue cincang-cincang aja badan lo setelah itu gue kasih ke ikan piranha?" tanya Elsa yang mempraktekkan gaya orang yang sedang mencincang daging di atas meja cafe

"Dasar psikopat" ucap Dito sambil mendengus kesal

"Jadi, ngapain lo ngajak gue ketemuan di sini?" tanya Elsa to the point

"Enggak ada apa-apa kok. Cuman mau ketemu lo doang" jawab Dito tanpa dosa

"Setan lo, ya. Gue relain pulang sekolah buat nemuin lo, dikira ada berita penting ternyata cuma mau ketemu gue doang. Nyesel gue kesini" ucap Elsa sambil mendengus kesal

Dito tertawa mendengar respon dari Elsa. Tidak ingin membuat Elsa bertambah kesal, ia pun langsung mengeluarkan surat dari saku nya dan memberikan nya kepada Elsa

"Apa tuh?" tanya Elsa sambil mengambil surat yang diberikan oleh Dito

"Itu surat dan lo harus baca" jawab Dito sambil menyeruput es jeruk nya

UNTUK ELSA ANAKKU

Elsa, apa kamu baik-baik saja? Bunda menulis surat ini karena ntah mengapa ada sesuata yang janggal. Bunda merasa bahwa kami di dunia ini tidak lama lagi. Awalnya Ayah kamu di perintahkan untuk berangkat ke Singapore karena pekerjaan bisnis.

Bunda berniat untuk tidak ikut. Tapi Bunda tidak tega melihat Ayahmu pergi sendiri tanpa ada menemani. 3 hari sebelum kami berangkat ke singapore. Rumah kita diteror, banyak batu yang dil lempar dari luar hingga jendela pecah berai. Pada saat itu kamu tidak dirumah nak, kamu sedang menginap dirumah teman mu.

Perasaan Bunda semakin tidak tenang ketika kami akan berangkat ke Bandara, Bunda hanya mengingatkan kepada mu, Elsa. Jaga diri kamu baik-baik, berhati-hatilah kepada siapa pun apalagi orang terdekat kamu.

Elsa menaruh surat itu di atas meja. Air mata turun deras di wajah cantik nya, tanpa berniat untuk berhenti. Elsa mengepalkan tangan nya kuat, mencoba menahan emosi yang kian memuncak.

"Lo dapat surat ini dari mana, Dito?" tanya Elsa dengan tatapan kosong

"Lo gak perlu tau Elsa, gak penting" jawab Dito dengan cepat

"Lo bilang itu gak penting? Itu penting buat gue, Dito!" bentak Elsa sambil menggebrak meja yang ada di depan nya.

Banyak pasang mata menoleh kearah meja yang di tempati mereka. Elsa dan Dito tidak menghiraukan tatapan bingung dan tanya para pengunjung kearah nya.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang