Part 2. kesedihan

1.3K 108 2
                                    

Dirumah sakit yang sama namun berbeda ruang, saat ini kondisi pasien yang ditangani oleh Dokter kemarin bertambah buruk dari sebelumnya

"Dok, saya mohon jangan cabut alat medis dari tubuh anak saya" ucap Wanita yang bernama Zahra sambil menangis

"Tapi_-_

Ucapan Dokter tersebut terhenti ketika melihat seorang suster yang keluar dari ruang ICU dengan raut wajah khawatir

"Dok, detak jantung pasien melemah" ucap Dokter tersebut

"Dok, selamatkan Elsa, anak saya" ucap laki-laki yang bernama Farhan. Dokter tersebut menganggukkan kepalanya

Dokteryang menangani gadis itu pun langsung memasuki ruang ICU. Bunyi alat detak jantung yang biasa digunakan pasien ketika sedang kritis memecah keheningan yang ada diruangan itu.

Dokter pun sedikit terkejut ketika merasakan detak jantung pasien sangat melemah

"Siapkan alat Defribilator" ucap dokter yang masih memeriksa keadaan pasien

Dokter pun langsung mengambil alat terseebut sambil menempelkan nya ke dada pasien, hingga tiga kali. Hingga alat Elektrokardiogram (Alat detak jantung) pasien berbunyi ketika detak jantungnya sudah hilang. Dokter tersebut menghela nafasnya ketika gagal menyelamatkan nyawa pasiennya yang sudah 8 bulan ini ia rawat

¥¥¥

Alfa pun mendorong pintu ruang UGD pelan, ia melihat seorang gadis yang amat dicintainya terkulai lemas diatas brankar. Langkahnya pun gontai sambil mendekat kearah Dinda

"Din" panggil Alfa lirih

"Alfa"

"Kamu yang kuat ya, aku yakin kamu pasti bakal sembuh. Kita pasti sama-sama lagi" ucap Alfa sambil menggenggam tangan Dinda

Dengan tenaga yang tersisa, Dinda pun langsung melepas oksigen yang melekat di dihidung dan mulutnya

"Jangan dilepas Din, nanti kamu susah nafas" ingat Alfa

"Aku...cuma..mauu bilang sa sama kamu, jagaa...diri..ka kamuu baikk-baikk jikaa..akuu udah gak ada" ucap Dinda pelan, rasanya mengucapkan kalimat itu pun terasa sulit

"Kamu gak boleh ngomong kayak gitu, aku gak suka" ucap Alfa lagi

"Jaga...dirii kamuuu baik-baik" ucap Dinda lagi

"Jangan tinggalin aku Din" lirih Alfa

"Walaupun...akuu pergii, mungkin akuu bakal kembalii lagii. Kamu tenang aja" ucap Dinda. Dinda pun menarik nafasnya kembali dan mengucapkan

"Aku gak mau kamu pergi, kamu satu-satunya gadis yang sangat cintai" ucap Alfa sambil menangis

"Tolong Alfa, jangannn mengham..bat kepergian akuuu. Akuu sedihh, tolong tersenyum ketika disaat nafass terakhir aku" ucap Dinda pelan. Iapun tersenyum sambil mencoba menghapus air mata yang keluar dari mata Alfa

"Aku bakal tersenyum buat gadis yang aku cintai" ucap Alfa sambil tersenyum kearah Dinda. Dinda pun kembali ternyum ketika Alfa menuruti keinginan nya

"Jangan nangis dan jangan buat aku kecewa ketika aku pergi, I Love You" ucap Dinda, setelah mengatakan itu, mata Dinda pun terpejam dan tangan yang ada digengaman Alfa jatuh tak berdaya

"Dindaaaa" teriak Alfa histeris

Setelah menutup mata, terlintas angin putih yang keluar dari tubuh Dinda. Angin itu seakan melayang mengikuti arah tujuan, hingga menembus pintu yang ada diruang UGD, mengikuti alur, angin tersebut masuk kedalam ruang ICU tepatnya ruang pasien yang baru saja meninggal. Angin tersebut sekita menerobos masuk kedalam tubuh gadis yang telah meninggal tersebut. Angin yang dipastikan adalah jiwa dari Dinda

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang