Part 3. Wajah Dinda

1.2K 100 4
                                    

Proses pemakaman Dinda, sudah selesai. Para kerabat dan teman-teman Dinda pun sudah banyak yang berpergian meninggalkan pemakaman. Yang tersisa hanya sahabat dekat Dinda dan Alfa beserta orang tua Dinda. Orang tua Alfa pun ikut dalam proses pemakaman, karena ada urusan penting mereka memutuskan untuk pulang terlebih dahulu

"Al, Om sama Tante pulang dulu ya. Kamu mau pulang?" tanya Geo ketika melihat Alfa yang masih memeluk batu nisan Dinda. Sepertinya ia sangat terpuruk

"Yasudah kami duluan" ucap Geo. "Kalian jagain Alfa, dia pasti yang terpuruk" ucap Geo lagi kepada teman-teman Anaknya dan Alfa

"Iya Om" jawab mereka serempak

Setelah Geo dan Ana pergi, keadaan menjadi hening. Alfa pun masih setia memeluk batu nisan Dinda

"Udahlah Bro, ikhlasin Dinda" ucap Rangga sahabatnya Alfa

"Iya, biarin Dinda tenang dialam barunya" tambah Willy sahabat Alfa

"Kalau lo terpuruk terus seperti ini, Dinda bakal sedih" ucap Asep sahabat Alfa

"Kalian cuman bisa ngomong aja, kalian gak tau gimana rasanya ditinggal sama orang yang kita cintai" ucap Alfa sinis

"Kita tau lo sangat mencintai Dinda, tapi gak kayak gini caranya. Kalau lo cinta sama Dinda lo tunjukin sama Dinda bahwa lo ikhlas Dinda pergi walaupun itu berat" ucap
Willy panjang

"Apa yang dibilang Kak Willy itu bener Kak, Kak Alfa harus ikhlas. Bukan kakak aja yang sedih atas kepergian Dinda, tapi kita juga. Kita juga sedih kak" ucap Hana sahabat Dinda

Hana tidak berbohong dengan ucapannya, ia sangat sedih ketika tahu dan mendapatkan kabar bahwa sahabatnya meninggal.

"Coba lo ikhlasin Dinda" ucap Rangga lagi

"Apa dengan gue ngeikhlasin Dinda, itu tandanya gue harus ngelupain Dinda?" tanya Alfa sambil melihat kearah teman-temannya meminta jawaban

"Kakak gak perlu ngelupain Dinda, kita tahu kakak sangat mencintai Dinda" ucap Diva sahabat Dinda

"Gue coba" ucap Alfa mantap. Baik sahabat Alfa dan Dinda meresa senang mendengar Alfa mau menuruti saran mereka.

¥¥¥

Hari ini Geo dan Ana akan mengurus surat kematian Dinda yang ada dirumah sakit tempat Dinda meninggal. Tapi, pertemuan tidak sengaja membuatnya tidak sengaja bertemu dengan sahabat lamanya

¥¥¥

Saat ini Rahman dan Zahra akan menuju ke kantin Rumah Sakit, untuk mengisi perut mereka. Sekaligus memikirkan wajah siapa yang akan mereka pakai untuk anaknya

Ditengah perjalanan Rahman dan Zahra bertemu dengan dengan dua orang yang sangat mereka kenal. Dia dalah Geo dan Ana

"Geo, Ana" panggil Rahman

Yang di panggil pun langsung menoleh keasal suara, Geo dan Ana pun dibuat terkejut dengan pertemuan tidak sengaja diantara mereka. Geo, Ana, Rahman Dan Zahra mereka adalah sahabat lama sewaktu SMA dulu

"Rahman, Zahra" ucap Geo sambil mendekat kearah keduanya

"Apa kabar?" tanya Geo sambil memeluk Rahman. Begitupulah dengan Ana, Ana pun juga langsung memeluk Zahra sebagai awal pertemuan mereka setelah beberapa tahun tidak berjumpa

"Baik, kabar kita baik. Ya kan Ra" ucap Rahman sambil menatap kearah istrinya sekilas

"Iya, kabar kita baik. Kabar kalian gimana?" tanya Zahra

"Kita juga baik" jawab Ana

"Kalian kok ada disini juga?" tanya Rahman

"Sepertinya tempat ini tidak cocok untuk pertemuan kita" ucap Geo tanpa menjawab pertanyaan Rahman

"Gimana kalau kita ngobrol di kantin Rumah Sakit aja, soalnya kita juga mau kesana" saran Zahra

"Boleh, kebetulan kita juga belum makan, ya kan Na?" tanya Geo kepada Istrinya. Ana hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

¥¥¥

"Udah hampir 10 Tahun ya, kita gak ketemu" ucap Zahra membuka suara

"Iya" jawab Geo sambil tersenyum

"Oh iya, gimana keadaan Dinda. Pasti dia sekarang sudah menjadi gadis yang Cantik" ucap Zahra. Seketika Ana meneteskan air matanya mendengar Zahra menyebutkan nama Anaknya yang sudah meninggal "DINDA"

"Kok kamu nangis Na, perkataan aku ada yang salah?" tanya Zahra sambil mendekat kearah Ana dan langsung memeluknya

"Dinda, Ra. Hikkss hikss" ucap Ana sambil membalas memeluk Zahra, ia butuh teman sebagai tempat cerita

"Dinda kenapa?" tanya Rahman kini membuka suara. Geo menundukkan kepalanya enggan rasanya menjawab pertanyaan Rahman bahwa Dinda telah meninggal

"Dinda... Ia sudah meninggal" jawab Geo lirih

"Kamu yang sabar ya Na, ini pasti memang berat buat kamu. Kamu harus ikhlas" support Zahra

Ana pun melepaskan pelukannya nya dari Zahra, sambil menghapus airmatanya. Dan tersenyum kearah Zahra

"Gimana keadaan Elsa, putri kalian?" tanya Ana. Gilirin dirinya yang bertanya

"Saat ini Elsa dirawat rumah sakit ini. Sudah hampir 8 bulan" jawab Rahman

"Emang dia sakit apa? Kok sampai lama gitu?" tanya Geo

"8 bulan yang lalu Elsa mengalami kecelakaan mobil hingga koma. Waktu itu kita masih dibandung, karena alat medis yang digunakan disana kurang berkembang. Jadi, kita pindah ke sini buat perawatan Elsa. Dan kemarin Elsa dinyatakan meninggal, karena detak Jantungnya tiba-tiba hilang. Ntah muzizat dari Allah detak Jantung Elsa kembali ada dan dia sekarang dinyatakan sudah lewat dari masa komanya" jawab Rahman panjang lebar

"Jadi, kalian udah lama pindah ke Jakarta?" tanya Geo

"Iya, dan mungkin setelah Elsa sembuh kami akan pindah lagi ke Bandung" jawab Rahman

"Tapi, sebelum kami pindah lagi ke Bandung. Elsa terlebih dahulu mendapatkan wajah barunya" ucap Zahra dengan raut wajah sedih

"Emang kenapa dengan wajah Elsa, Ra?" tanya Ana

"Kecelakaan waktu itu membuat wajah nya rusak dan harus segera dijalankan operasi plastik. Kami berniat ingin memakai wajahnya kembali untuk operasi ini, tapi Dokter menyarankan agar memakai wajah baru untuk operasi Elsa. Kita bingung harus pakai wajah siapa untuk Elsa" jawab Zahra sambil menundukkan kepalanya

"Pakai wajah Dinda"

¥¥¥

Hari ini tepatnya operasi wajah yang akan dijalankan oleh Elsa, keadaan Elsa pun sudah kian membaik walaupun ia belum sadarkan diri. Ssbenernya Zahra dan Rahman tidak mau jika harus memakai wajah Dinda untuk Elsa anak dari kedua sahabatnya itu karena menurutnya itu akan mengingatkan Geo dan Ana tentang Dinda. Tapi, mereka memaksa untuk menggantikan wajah Elsa dengan Dinda karena menurutnya itu akan membuat mereka melupakan Dinda yang telah meninggal dan menggantikan nya dengan sosok yang baru "Elsa".

Beberapa jam di Ruang Operasi membuat keempatnya cemas dengan kondisi Elsa

"Yang tenang Ra, Elsa pasti bakal sembuh" ucap Ana memberikan semangat kepada sahabatnya

"Makasih ya Na, Geo. Kalian benar-benar baik, kalian mau memberikan wajah Dinda buat Elsa" ucap Zahra sambil tersenyum

"Sama-sama Ra, aku malah seneng kok ngelakuinnya karena dengan Elsa mengganti wajahnya dengan Dinda, aku bakal terus inget dengan Dinda. Anakku. Aku juga gak bakal ngebiarin Elsa sedih dengan wajahnya yang telah rusak" ucap Ana

"Iya, kita juga bakal anggap Elsa seperti anak kita sendiri" tambah Geo

"Makasih ya Geo, Ana" ucap Rahman

Dokter keluar sambil melepaskan maskernya dan masih terbalut dengan seragam khas Operasi. Iapun tersenyum kearah 4 paru baya itu.

"Gimana Dok, anak saya?" tanya Zahra

"Syukur, Operasi wajahnya berjalan dengan lancar. Kita tunggu Elsanya sadar baru kita bisa membuka perban wajahnya" ucap Dokter tersebut

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang