part 5. Dua Tahun Berlalu

1K 96 0
                                    

Hari terus berganti, menit berganti menit, jam berganti jam, waktu terus berjalan. Tak terasa 2 tahun sudah berlalu. Meninggalkan kenangan lama yang masih terus berputar dimemori otak

Seorang gadis bersurai cokelat dengan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya, berjalan dengan santai sambil menyeret kopernya

Bandara Soekarno-hatta saat ini sangat ramai dari hari-hari biasa dikarenakan hari ini adalah hari minggu.

Gadis tersebut menatap sekeliling Bandara mencoba mencari sesuatu. Akhirnya matanya menangkap 2 orang paruh baya yang juga menatap kearahnya sambil melambaikan tangannya

Gadis tersebut tersenyum sambil menyeret kopernya menuju kearah 2 orang paruh baya itu

"Om Geo, Tante Ana" sapa gadis tersebut ketika telah sampai dan berdiri didepan dua orang tersebut

"Elsa, apa kabar?" tanya Ana sambil memeluk Elsa, sudah lama ia tidak bertemu dengan gadis itu

"Baik Tante" balas Elsa sambil melepas pelukan singkatnya dengan Ana, dan beralih memeluk  Geo

"Kalian apa kabar?" tanya Elsa sambil melepas pelukan nya dengan Geo

"Baik kok El, cuman Tante kamu yang lagi kurang baik" jawab Geo sambil melirik kearah Istrinya

"Pa" protes Ana

"Gak baik kenapa Om? Tante Ana sakit?" tanya Elsa sambil menatap kearah Ana dengan raut

"Enggak El, bukan itu. Tante kamu kurang baik karena terus mikirin kamu, dia kangen banget sama kamu" terang Geo

"Elsa juga kangen sama kalian" ucap Elsa sambil tersenyum. Tiba-tiba Elsa menundukkan kepalanya ketika cairan bening keluar dari matanya

"Kamu yang sabar ya, El. Ayah dan Bunda kamu udah tenang disana" ucap Goe sambil menepuk pelan bahu Elsa

"Iya Nak, jangan sedih lagi. Mereka bakal sedih kalau liat kamu juga sedih" tambah Ana

"El udah ikhlasin Bunda sama Ayah kok, Tan. Mungkin ini udah takdir dari tuhan. El juga sadar kalau El gak boleh terlarut dalam kesedihan" ucap Elsa sambil tersenyum walaupun itu sangat sulit. Ana langsung memeluk gadis itu dengan sayang. Ia tahu bahwa Elsa gadis yang rapuh ia hanya mencoba kuat agar tidak terlihat lemah

1 minggu yang lalu, adalah hari kematian Zahra dan Rahman. Waktu itu Rahman dan zahra memiliki pekerjaan diluar kota hingga mengharuskan mereka untuk pergi dan meninggalkan Elsa. Kecelakaan pesawat yang mereka alami membuat mereka Meninggal dan itu membuat jiwa Elsa sempat terguncang.

Mendengar kabar kematian Zahra dan Rahman, Geo dan Ana sempat merasaa Shock. Ia tidak menyangka bahwa sahabat mereka akan meinggal secepat ini. Setelah mengetahui hal itu, mereka berdua memutuskan untuk ke Bandung. Di Bandung mereka melihat Elsa yang sedang terpuruk, hingga mereka berdua sepakat untuk mengangakat Elsa sebagai anaknya. Karena paksaan dari Geo dan Ana akhirnya Elsa mau untuk ditinggal bersama mereka. Karena mengurusi surat pindah sekolah lama Elsa Geo dan Ana terlebih dulu ke Jakarta dan hari ini dimana Elsa akan pindah ke Jakarta dan tinggal bersama Geo dan Ana

Setelah cukup jauh antara Bandara dan Rumah Geo dan Ana. Mereka akhirnya sampai. Tapi, rasanya ada yang aneh menurut Elsa tentang rumah Geo dan Ana

"Tan, El kayak ngerasa ada yang aneh deh dengan rumah ini" ucap Elsa memperhatikan rumah yang bernuansa Eropa itu

"Aneh kenapa?" tanya Ana

"Ini bukan rumah Tante dan Om kan? Ya, walaupun aku kerumah Tante dan Om 2 tahun kemarin tapi aku masih inget bentuknya. Kayak beda gitu" ucap Elsa lagi

"Ini memang bukan rumah kami Nak" jawab Geo

"Terus ini rumah siapa?" tanya Elsa lagi

"Ini rumah baru kita, Tante pingin dengan sekarang kamu tinggal sama Tante dan Om. Semuanya harus baru, kita mulai lembaran baru" ucap Ana sambil mengelus surai

¥¥¥¥

Cuaca yang mendung dan dingin, ditambah suasana yang mencengkam tidak membuat seorang laki-laki bangun dari posisi jongkok nya. Ia pun kembali menatap sendu kearah batu nisan yang bertuliskan Dinda Adisti. Ya, dia dia Alfa Laki-laki yang sedari tadi terus menatap kearah baru nisan Dinda

"Udah 2 tahun kamu ninggalin aku Dinda, apa kamu gak kasihan sama aku yang terus nunggu kamu. Rasanya aku ingin melepas kamu, tapi aku gak bisa. Gak ada cewek lain yang bisa gantiin posisi kamu" ucap Alfa. Alfa pun menaburkan bunga mawar kearah makam Dinda karena ia tahu bahwa Dinda sangat menyukai bunga Mawar

"Aku tahu kamu suka sama bunga Mawar, mangkanya aku mampir dulu tadi di Toko bunga sebelum ke makam kamu. Kamu tahu, aku sangat rindu sama kamu Dinda. aku  pingin kita kayak dulu lagi" ucap Alfa dengan raut wajah sedihnya

"Aku sekarang udah kelas 12, gak nyangka kan udah 2 tahun kamu ninggalin aku. Kamu ingat janji kita dulu sewaktu kamu ada. Ketika kita udah lulus sekolah masing-masing kita akan menikah. Tapi, itu cuman khayalan dan gak akan pernah terwujud" ucap Alfa sambil menundukkan kepala. Setetes air mata nya jatuh tanpa ada yang memerintah. Ia masih ingat bagaimana ia membuat janji dengan Dinda sebelum Dinda meninggal

Seseorang menepuk bahunya pelan, Alfa pun mendongakan kepalanya dan mendapati Willy yang sedang tersenyum kearahnya

"Lo nangis?" tanya Willy sambil berjongkok disamping Alfa. Alfa hanya diam enggan untuk membuka suara

"Cengeng banget" goda Willy

"Ngapain sih lo kesini, pergi sana" usir Alfa

"Ye, kok lo sewot sih" ucap Willy sambil mengangkat bahunya acuh

Kemudian matanya pun beralih kepada batu nisan Dinda. Iapun tersenyum ketika mengingat sudah 2 tahun lamanya Dinda meninggalkan mereka

"Din, semenjak lo pergi Alfa itu jadi sensi banget. Dia itu sekarang udah gak bisa diajak bercanda, hobinya marah-marah mulu" curhat Willy sambil melirik kearah Alfa sekilas. Alfa hanya menatapnya tajam

"Mau kemana Al?" tanya Willy ketika Alfa beranjak dari posisi jongkok nya

"Pulang, lo ganggu" jawab Alfa singkat

"Tunggu in gue ya. Gue mau curhat dulu sama Dinfa" ucap Willy, tapi Alfa terus berjalan tanpa menjawab ucapan Willy

Willy pun bergeser posisi nya sedikit kearah batu nisan Dinda

"Lo lihat sendiri Din, sekarang cowok lo itu udah balik ke sifat semulanya. Semenjak lo pergi, dia itu tambah dingin, cuek dan gak pernah peduli sama orang" ucap Willy sedih, mengingat kelakuan sahabatnya itu setelah Dinda pergi

"Gue dan yang lain gak tau harus berbuat apa. Dia hanya nurut sama lo, orang yang dicintainya. Tapi, apa? Lo udah pergi, pergi ninggalin dia untuk selamanya" ucap Willy sendu

"Kita hanya bisa ngirim doa ke lo, agar lo disana selalu bahagia, karena hanya itu yang bisa kami lakukan sebagai sahabat lo"

"Kalau tuhan berkehendak, gue pingin lo kembali ada Din. Gue pingin lo hidup lagi, bukan hanya gue, tapi yang lain juga pingin lo ada lagi" ucap Wiily sambil tersenyum kearah batu Nisan Dinda

"Udah ya, nanti kelamaan curhat sama lo, gue nanti ditinggalin Alfa lagi. Gue pergi, sampai ketemu. Gue bakal main lagi kok kesini" ucap Willy sambil bangun dari posisi jongkoknya

Willy pun memegang batu Nisan Dinda sekilas dan

"Gue pingin ada Reinkarnasi dari lo Din, agar Alfa kembali kayak dulu"

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang