⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰
Panah melesat dan menancap di lengan Hailey hingga membuat gadis itu tersungkur.
April tersenyum penuh kemenangan mengetahui buruannya terkena panah. Ia tidak bisa melihat Hailey, karena terhalang pagar lantai dua.
Bernard sudah sampai duluan di lantai dua sayap kanan dan bersiap dengan kapak besarnya untuk membunuh Hailey.
Namun, pria tua itu mengernyit, karena tidak melihat Hailey di sana. Rupanya gadis itu sudah pergi. Mungkin ia bertiarap atau merangkak agar tidak terkena tembakan April.
Namun, tetesan darah di lantai menunjukkan jejak ke mana ia pergi. Bernard mengikuti jejak itu yang menetes di tangga menuju ke lantai tiga.
"Dia menaiki tangga menuju ke lantai tiga, Nona," kata Bernard pada April yang sudah tiba di lantai dua.
April pun mengikuti Bernard di belakangnya.
Sesampainya di lantai tiga, mereka terkejut, karena tetesan darah itu ada di mana-mana. Hailey sengaja menyebarkan tetesan darahnya ke mana-mana agar membuat Bernard dan April kebingungan.
April tersenyum lebar. "Dia benar-benar cerdas. Menyenangkan bisa bermain-main seperti ini. Rasanya jantungku berdegup kencang saking senangnya."
"Lebih baik kita berpencar, Nona," kata Bernard.
"Kau yakin? Bagaimana jika dia sengaja ingin kita berpencar?" tanya April.
"Jika kita pergi ke arah yang sama, kemungkinan besar Nona Hailey kabur lebih besar. Selain itu, dia terluka. Jadi, aku pikir dia tidak akan bisa kabur terlalu jauh," ucap Bernard.
Akhirnya April menyetujui strategi Bernard. Kedua orang itu pergi ke arah berlawanan. Mereka mengikuti jejak darah, karena pasti salah satu jejak ada yang benar-benar menuju ke tempat persembunyian Hailey.
April dan Bernard membuka satu per satu ruangan di lantai tiga. Mereka memeriksanya ke dalam.
Saat Bernard membuka salah satu pintu, ia terkejut melihat Hailey berdiri di sana dengan senapan angin di tangannya yang ditodongkan ke arah Bernard. Panah busur silang masih menancap di lengan Hailey dan dari lukanya itu masih mengeluarkan darah segar.
"Nona Hailey di sini rupanya," ucap Bernard sambil tersenyum dan mengangkat kedua tangannya tanpa melepaskan kapaknya. "Kau tidak bisa menggunakan benda itu, kan? Kau hanya menggertak."
"Aku tidak akan menanyakan alasanmu mengkhianati keluarga Golvench untuk psikopat kecil itu," kata Hailey sambil menarik pelatuknya.
Dor!
April menghentikan langkahnya mendengar suara tembakan. Ia segera pergi ke sumber suara.
Dor!
Dor!
Kapak besar itu jatuh ke lantai disusul tubuh Bernard yang tersungkur dengan luka tembakan di kedua pahanya dan juga lengannya.
Pria tua itu masih hidup, karena peluru yang ditembakkan Hailey tidak mengenai bagian vitalnya.
Saat Hailey membidik dada Bernard dan akan menembaknya, tiba-tiba sebuah panah melesat ke arah Hailey, tapi beruntung tidak mengenainya dan menancap di ambang pintu. Hailey segera masuk ke dalam ruangan dan menutup pintunya.
"Bernard!" April mengguncangkan tubuh Bernard yang tergeletak di lantai.
"Aku baik-baik saja," kata Bernard.
April melihat pintu ruangan yang dibuka dari dalam. Ia tidak sebodoh itu untuk memakan umpan. Jadi, April memilih tetap diam di tempat.
Hailey tetap berdiri di belakang pintu ruangan sambil mencabut anak panah yang menancap di lengannya. Hailey mengigit bagian bawah bibirnya agar tidak mengeluarkan suara kesakitan dari mulutnya.
April berdiri di depan pintu dengan menodongkan busur silang ke ruangan yang pintunya terbuka itu.
Sesuatu muncul dari balik pintu. April menembaknya dengan busur panah. Ternyata itu kemeja Hailey yang dilemparkan untuk mengalihkan perhatian April.
Saat April lengah, Hailey yang mengenakan tanktop itu tiba-tiba keluar dari balik pintu lalu ia menghantam kepala April dengan pangkal senapan anginnya. Hailey juga menendang busur panah itu hingga terlempar jauh.
Dalam kesempatan itu, Hailey segera berlari, tapi Bernard meraih kaki Hailey membuat gadis itu tersungkur jatuh. Ia menodongkan senapan anginnya pada Bernard dan langsung menembak tangan pria tua itu yang mencengkeram kakinya.
Bernard berteriak kesakitan dengan darah yang mengalir dari telapak tangannya.
Hailey berhasil melepaskan diri dari Bernard. Ia akan menembak April yang berdiri di depannya. Gadis kecil menatap Hailey dengan tatapan manisnya yang penuh dengan kepolosan. Ditambah lagi darah yang mengalir dari dahinya karena pukulan Hailey tadi.
Namun, Hailey tidak peduli. Ia menarik pelatuknya. April segera berjongkok dan tembakan Hailey pun meleset.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan kedua, Hailey segera berlari kabur dan menuruni tangga menuju lantai dua. Ia mengambil telepon rumah tanpa kabel lalu segera menelepon nomor darurat sambil terus berlari.
April mendapatkan busur silangnya kembali. Ia mengelap darah yang mengalir dari dahinya lalu membidik Hailey dari lantai tiga dan bidikannya tepat mengenai pinggang Hailey. Gadis itu tersungkur jatuh sebelum panggilannya terhubung.
Telepon itu terlempar ke lantai.
April bergegas menuruni tangga menuju lantai dua.
Hailey meringis sambil memegangi pinggangnya yang terus mengeluarkan darah. Ia beringsut untuk menggapai telepon rumah di depannya itu.
Kali ini Hailey tidak bisa kabur lagi. April telah tiba di lantai dua. Gadis kecil itu kembali menembak Hailey. Panah selanjutnya mengenai dada Hailey.
April juga menembak telepon rumah di lantai dengan panah busur silang.
"Sayang sekali waktu bersenang-senang telah habis. Waktunya kau mati." April mengeluarkan pisaunya.
"Apa kau benar-benar anak kecil? Kenapa kau bisa memegang busur silang dan menembak orang?" tanya Hailey.
April menatap Hailey. "Kau salah jika berpikir kalau semua anak kecil itu polos dan menggemaskan. Mungkin aku memang menggemaskan, tapi aku tidak sepolos itu."
"Bukan hanya memegang busur silang dan menembak orang dengan busur silang ini. Aku juga bisa membunuh satu keluarga besar sekaligus dalam waktu satu minggu tanpa dicurigai oleh polisi," sambung April.
Mendengar itu, Hailey benar-benar tidak percaya. Ia tidak mengira April adalah seseorang yang bertanggung jawab atas kematian keluarga besarnya selama ini.
"Tidak hanya satu keluarga besar, tapi satu mansion aku bunuh semua," koreksi April.
"A-apa? Orang tuaku... Paman, Bibi, Marsha." Air mata Hailey mulai menggenang.
"Iya, Natasha, David, dan juga Sarah. Mereka semua sudah mati."
Hailey terbelalak. Ia beringsut mendekat pada April. "Kau membunuh mereka?!"
April mundur menjauhi Hailey lalu ia mengeluarkan pisau. "Karena aku senang bermain kejar-kejaran denganmu selama beberapa menit terakhir, aku akan memberikan hak spesial padamu. Aku akan membunuhmu dengan lebih cepat."
April menusuk leher Hailey dengan pisau dan memperdalam tusukannya. Darah segar mengalir dari luka di leher Hailey membasahi tanktop-nya.
Hailey pun tersungkur ke lantai dan sekarat.
"April, apa yang kau lakukan?"
Mendengar namanya dipanggil, April menoleh dan menatap pada Martin yang bediri di tangga. Pria tua itu terbelalak melihat cucu tertuanya tergeletak di lantai dengan pisau yang menancap di lehernya.
⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰
18.07 | 1 Januari 2022
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
General Fiction⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰ April, dia gadis kecil berusia 6 tahun yang sangat cantik. Mata sayu yang indah dengan pupil berwarna hijau kebiruan, hidung kecil yang mancung, bibir mungil merah merekah. Wajah imutnya dibingkai dengan rambut berombak berwar...