⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰
"April, apa yang kau lakukan?"
Mendengar namanya dipanggil, April menoleh dan menatap pada Martin yang bediri di tangga. Pria tua itu terbelalak melihat cucu tertuanya tergeletak di lantai dengan pisau yang menancap di lehernya.
April bersuara, "Aku pikir kau benar-benar tidak bisa menaiki tangga, ternyata kau berbohong.
"Hailey!" Kakek Martin akan menghampiri tubuh Hailey, tapi seseorang menusuknya dari belakang.
Kakek Martin menoleh, ternyata Bernard. Tukang kebun keluarga Golvench itu menusuk perut dan pinggang Kakek Martin berkali-kali.
Darah segar merembes keluar dari kemejanya.
Bernard membawa Kakek Martin ke dalam ruangan yang 'terabaikan' yang waktu itu pernah dimasuki oleh April.
Bernard mempunyai kunci untuk membuka pintu berwarna merah bata itu. Sehingga mereka bisa masuk ke dalam.
"Marlyne," gumam Kakek Martin.
April menoleh pada Kakek Martin.
"Marlyne," ucap Kakek Martin lagi.
April tersenyum lebar. "Rupanya kau mengetahuinya. Sejak kapan?"
"Bagaimana bisa?" tanya Kakek Martin dengan suara bergetar. Ia melihat pada Bernard dan April bergantian. "Bagaimana bisa kalian melakukan ini?"
"Kau menginginkan kematian untukku dan aku mengabulkannya. Sekarang aku terlahir kembali dan menginginkan kematian bagi seluruh keluarga Golvench dan menyisakan aku seorang sebagai satu-satunya putri Golvench. Kebetulan aku lahir dengan darah Golvench juga di kehidupan ini," kata April dengan suara yang berbeda seperti wanita dewasa.
"Kau kutukan, tidak seharusnya kau lahir dan hidup di kehidupan sebelumnya," ucap Kakek Martin.
"Di masa lalu aku terlahir sebagai orang yang baik, tapi sekarang aku dilahirkan untuk menjadi jahat. Jadi, jangan salahkan aku," kata April.
Kakek Martin tidak menjawab. Ia memegangi perutnya yang terluka parah.
April menatap Kakek Martin lalu bergumam, "Aku tersiksa dengan apa yang aku alami dan juga kalian semua...."
💠 Flashback On 💠
Keluarga Golvench adalah keluarga yang sangat kaya dan juga sangat berpengaruh di masa lalu.
Tuan Golvench memiliki empat orang anak, yaitu Marlyne (10), Maurice berusia (9), Marine (8), dan Martin (7).
Awalnya Tuan dan juga Nyonya Golvench sangat mencintai dan menyayangi anak-anak mereka.
Namun, suatu hari Marlyne __putri tertua keluarga Golvench__ tiba-tiba tidak bisa melihat dengan jelas. Tuan Golvench memanggil dokter untuk mengobatinya.
Namun, semakin hari indera penglihatan Marlyne semakin memburuk dan pada akhirnya ia menjadi gadis buta.
Tentu saja hal tersebut membuat keluarga Golvench merasa terpukul sekaligus malu. Di zaman itu, gadis buta dianggap sebagai kecacatan dan aib bagi keluarga. Mereka dianggap sebagai pembawa sial.
Kebutaan yang tiba-tiba juga dianggap sebagai kutukan.
Marlyne dilarang makan bersama di meja makan, dilarang keluar dari kamar apalagi jika sampai bertemu dengan tamu yang datang.
Tuan Golvench khawatir jika ada tamu yang melihat putrinya buta, maka mereka akan menyebarkannya pada semua orang di kota itu.
Meski pun begitu, Marlyne masih diperbolehkan main sendirian di halaman belakang. Para pelayan sering menjadikannya bahan gosip, bahkan meski di depan Marlyne sekali pun. Karena Marlyne tidak bisa melihat, mereka merasa bebas membicarakannya. Mereka menganggap jika Marlyne tidak akan tahu siapa saja yang membicarakannya.
Yang lebih menyakitkannya lagi bagi Marlyne, Tuan dan Nyonya Golvench mengatakan pada semua orang kalau putri tertua mereka sudah tewas, karena penyakit yang dideritanya.
"Iya, kematian Marlyne adalah pukulan terbesar bagi keluargaku. Satu-satunya putriku sekarang hanyalah Marine," kata Tuan Golvench.
Marlyne mendengar itu saat dirinya bersembunyi di kamar dekat ruang tamu. Ia benar-benar merasa sedih.
Yang tahu Marlyne masih hidup hanya pelayan di mansion Golvench. Itu pun mereka diancam untuk tutup mulut oleh Tuan dan Nyonya Golvench. Karena kalau mereka buka mulut tentang Marlyne, maka mereka akan mendapatkan akibatnya.
Tentu saja tidak ada yang ingin berurusan dengan keluarga Golvench.
Saat Marlyne sedang duduk sendirian, Maurice, Marine, dan Martin suka mengganggunya. Padahal waktu adik-adiknya masih kecil, Marlyne selalu menjaga mereka dengan baik. Tapi, ketika Marlyne menjadi gadis buta dan diabaikan oleh orang tua mereka, ketiga anak kecil itu berpikir jika Marlyne memang pantas dikucilkan dan diganggu.
"Kakak buta."
"Kakak tidak berguna."
"Kakak Marlyne punya mata, tapi tidak bisa melihat."
Marlyne yang kesal pun menggerakkan tangannya mengusir mereka, tapi tidak sengaja tangannya memukul kepala Marine. Karena Marlyne tidak bisa melihat di mana mereka berada.
Marine menangis sambil memegangi kepalanya.
Marlyne meminta maaf pada Marine. Padahal mereka bertiga lebih jahat dan lebih menyebalkan padanya selama ini. Tapi, sebagai seorang kakak yang berhati lembut, Marlyne merasa sedih mendengar Marine menangis. Itulah sebabnya ia meminta maaf pada Marine.
Maurice dan Martin mengadukan perbuatan Marlyne pada orang tua mereka.
Tuan Golvench marah dan mengunci Marlyne di ruangan yang ditemukan April di masa depan, yang mana pada waktu itu mansion Golvench memang dicat dengan warna putih dan semua pintunya berwarna merah bata.
Ruangan itu berukuran lebih kecil ketimbang ruangan-ruangan lainnya di mansion tersebut. Hanya ada kasur kecil di lantai. Kamar mandi ada di samping ruangan tersebut yang dikhususkan untuknya. Pelayan bertugas membawa makanan ke ruangan Marlyne setiap jam makan.
Marlyne merasa sedih, karena ia dikucilkan oleh keluarganya sendiri, padahal ia juga tidak menginginkan itu terjadi padanya. Ia tidak ingin menjadi gadis buta. Justru karena kekurangannya itu, seharusnya Tuan dan Nyonya Golvench lebih memperhatikannya ketimbang anak-anaknya yang lain.
Sampai dewasa Marlyne tetap berada di dalam ruangan itu. Jadi, Martin berbohong pada April dengan mengatakan bahwa Marlyne tewas sejak kecil.
Meski tumbuh tanpa perhatian dan pengawasan orang tua, Marlyne tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Kedua manik matanya yang berwarna abu-abu pudar terlihat sangat menyejukkan ketika dipandang. Apalagi Marlyne memiliki tatapan yang sayu dan indah.
Sejak beberapa tahun terakhir, ruangan di mansion Golvench beberapa kali berganti warna dan dicat dengan warna baru setiap satu tahun sekali, kecuali ruangan yang ditempati Marlyne.
Suatu hari saat Marlyne keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar mandi, seorang pelayan pria memperhatikannya. Ia terpesona dengan kecantikan Marlyne.
Tampaknya pelayan pria itu adalah pelayan baru yang bekerja di mansion keluarga Golvench, jadi ia tidak tahu dengan Marlyne.
Tak lama kemudian, Marlyne keluar dari kamar mandi. Pria itu mengira jika Marlyne adalah seorang pelayan. Ia menghampiri Marlyne.
"Halo?" sapa pria itu.
Langkah Marlyne terhenti. Ia menoleh ke sumber suara, tetapi matanya tidak fokus ke objek di depannya, yaitu si pelayan pria.
Pelayan pria tidak mengetahui kalau Marlyne itu buta. Ia melambaikan tangannya di depan wajah Marlyne.
Tapi, mata Marlyne tidak bergerak sama sekali.
"Siapa kau?" tanya Marlyne.
"Oh? Aku pelayan baru di rumah ini. Namaku Bernard."
⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰
19.13 | 1 Januari 2022
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
General Fiction⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰ April, dia gadis kecil berusia 6 tahun yang sangat cantik. Mata sayu yang indah dengan pupil berwarna hijau kebiruan, hidung kecil yang mancung, bibir mungil merah merekah. Wajah imutnya dibingkai dengan rambut berombak berwar...