Part 31

89 9 0
                                    

⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰

Emma terkejut melihat ada seseorang yang mengomentari postingan gambar buatan April.

~Itu adalah negara A setelah pemberontakan bersenjata tahun 1958. Apakah diperbolehkan memposting foto bersejarah ini yang bahkan tidak ada di mesin pencarian?~

Emma mencari negara A di tahun 58 di mesin pencarian, tapi tidak ada foto atau artikel yang membahasnya. Justru yang muncul adalah pemberitahuan jika keyword yang Emma masukan adalah termasuk keyword terlarang.

Akun yang berkomentar itu mengirimkan foto negara A terbaru di kolom komentar.

~Ini adalah negara A sekarang.~

Fotonya tidak jauh berbeda dengan yang digambar April. Hanya saja mobil-mobil dan kendaraan-kendaraan lainnya yang mengisi jalanan terlihat modern dan lebih beragam.

Ternyata orang yang mengirimkan komentar adalah seseorang dari negara A yang tahu tentang konflik di negara A pada masa itu.

Tidak ingin mendapatkan masalah, Emma segera menghapus gambar buatan April dari akun media sosialnya itu.

Sementara itu, April sering melihat dan memperhatikan ibunya yang sedang bereksperimen. Bahkan terkadang April ikut ke laboratorium ibunya di rumah sakit dan melihat apa yang dilakukan ibunya selama bekerja.

Ternyata April mampu menghapal dan meniru apa yang dilakukan oleh ibunya. Ia juga sering membuat eksperimen sendiri. Gadis kecil itu menghapal nama-nama dari cairan-cairan kimia dan juga obat-obatan di laboratorium ibunya.

April menggunakan hewan-hewan seperti katak atau tikus untuk objek percobaannya. Tak jarang hewan-hewan malang itu tewas karena percobaan yang dilakukan April.

Namun, April tidak pernah menyerah. Ia tetap berusaha menjadi sepintar ibunya.

Suatu hari Kakek Maurice datang ke rumah dan bertemu dengan April sejak 5 tahun terakhir di hari kelahiran gadis kecil itu.

Kakek Maurice sangat menyukai alam liar. Ia memiliki gubuk di tengah hutan dan suka berburu menggunakan senjata-senjata miliknya.

Dalam waktu yang singkat, April menjadi dekat dengan kakeknya itu, karena April tertarik dengan pengetahuan kakeknya mengenai senjata dan hewan-hewan yang diburunya.

Di gubuk tengah hutan, Kakek Maurice memperkenalkan April dengan senjata-senjata yang dimilikinya.

"Ini adalah sumpit. Senjata ini senjata biasa yang biasa digunakan untuk menangkap ikan. Yang ini tombak, biasanya orang-orang dulu yang menggunakan ini. Lalu yang ini panah biasa. Yang ini busur silang, kecepatannya dan juga efeknya sangat berbahaya. Yang ini senapan angin. Aku biasa memakai senapan angin untuk berburu atau senapan laras panjang ini."

"Aku suka yang ini," ucap April sambil menunjuk busur silang.

"Kenapa? Karena bentuknya keren?" tanya Kakek Maurice.

"Karena busur silang sangat cepat tepat sasaran, tapi membunuh dalam waktu yang lama," jawab April.

Kakek Maurice mengernyit mendengar jawaban April.

April mendongkak menatap kakeknya. "Dengan menggunakan senapan, seseorang bisa mati hanya karena sekali tembak. Dengan busur silang, orang itu masih hidup dan merasakan kesakitan."

Kakek Maurice mengedikkan bahunya. "Tapi, kita berburu hewan, bukan manusia."

April mendecih sambil tersenyum.

"Hailey lebih menyukai senapan angin. Dia bahkan memohon padaku agar aku memberikan satu buah senapan angin milikku untuknya. Karena dia manis dan memiliki bakat berburu, aku pun memberikannya," kata Kakek Maurice.

"Hailey? Siapa Hailey?" tanya April.

"Cucu tertuanya Kakek Martin, adikku," jawab Kakek Maurice.

Ingatan April langsung tertuju pada bayi di foto album yang pernah ditunjukkan oleh ibunya.

"Anaknya Paman John dan Bibi Paulina?" tanya April.

Kakek Maurice mengangguk.

Setelah memperkenalkan senjatanya pada April, Kakek Maurice mengajak April berburu di dekat gubuk.

Maurice mengajarkan April menggunkan busur silang. Mereka berburu burung atau tupai yang lewat.

April dengan cepat mampu menguasai busur silang. Ia lumayan sering menembak tepat sasaran. Terkadang April meleset, karen tangannya yang kecil gemetar memegang busur silang yang cukup berat baginya.

"Wah, kau sangat berbakat dalam memburu rupanya," ucap Kakek Maurice yang bangga pada cucunya.

Saat Kakek Maurice tidur, April mengambil senapan angin dan mencoba mendengarkan kecepatan keluarnya peluru dari senjata tersebut saat pelatuknya ditarik.

"Lumayan cepat, tergantung angin di dalamnya," gumam April.

Suatu hari, Kakek Maurice kembali mengajak April ke tengah hutan untuk berburu. Saat itu usia April sudah berusia 6 tahun. Kemampuannya berburu dengan busur silang semakin bagus.

April berhasil menembak dua ekor rusa dan satu ekor babi.

Setelah selesai berburu, April bersama kakeknya kembali ke gubuk.

"Aku mau tidur," kata Kakek Maurice sambil merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.

Sementara April sedang memakan daging babi buruannya.

Hari itu turun salju dengan lebat. April berdiri di depan jendela dan melihat ada beberapa ekor serigala di depan gubuknya. Sepertinya mereka mencium bau darah hewan buruan Kakek Maurice dan April yang menetes di sepanjang jalan yang tertutup salju.

April melihat senapan angin Kakek Maurice di meja lalu pandangannya tertuju pada sisa daging babi di piring.

April naik ke atap gubuk. Ia melemparkan daging babi sisa itu ke belakang gubuk. Para serigala yang mencium bau daging segera berlarian ke belakang gubuk lalu berebut.

Setelah itu, April kembali turun dan mengambil busur silangnya. Gadis kecil itu nekat keluar dari gubuk, padahal ia tahu ada kawanan serigala di belakang gubuk.

April berjalan ke samping gubuk sambil menodongkan busur silangnya. Salah satu serigala muncul.

Dengan busur silang tersebut, April memanahnya dua kali membuat serigala itu terkapar, tidak mati.

Kawanan serigala di belakang gubuk sudah menghabiskan sisa daging babi yang tadi dilemparkan April. Mereka berlari ke samping gubuk dan melihat April berdiri di sana.

"Kakek! Ada serigala!!!!" teriak April.

Kakek Maurice terbangun mendengar suara teriakan kencang April. Ia mengambil senapan anginnya lalu keluar dari gubuk dan berpapasan dengan April yang berlari masuk ke dalam gubung.

Kakek Maurice menodongkan senapan anginnya. Namun, saat ia menarik pelatuknya, tidak terjadi apa-apa. Ternyata tidak ada peluru di senapan anginnya.

"Oh, tidak." Kakek Maurice melawan mereka menggunakan senapan yang dijadikan tongkat pemukul.

"Aaarrgghhh!" Kakek Maurice berteriak kesakitan saat ada serigala yang menggigit lengannya.

Kakek Maurice berlari ke gubuk dan menarik knop pintu, tapi terkunci dari dalam. Ia menggedor pintunya. "April! Buka pintunya, April!!"

April berdiri di depan jendela melihat kakeknya diserang serigala kelaparan. April menatapnya dengan tatapan dingin. Tidak ada ketakutan dan rasa kasihan sama sekali dari tatapan sayu gadis kecil itu.

"April!!"

Di depan mata April, Maurice tewas diserang dan dimakan serigala.

Penduduk sekitar yang sedang berburu terkejut saat menemukan mayat Maurice yang mengenaskan di depan pintu gubuk yang terbuka lebar.

Mereka mengecek ke dalam dan mendapati gadis kecil yang tak lain adalah April sedang bersembunyi di dalam cerobong asap. Mereka pun segera menelepon polisi.

Hansen dan Mia merasa sedih dan terpukul dengan kematian Maurice.

⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰

07.40 | 1 Januari 2022
By Ucu Irna Marhamah

APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang