Chapter 3

1K 122 2
                                    

"Kenapa lo lemes begitu?" Blaze

"Gimana ga lemes,"

"Tuyul-tuyul gw udah pergi dari rumah!" (Name)

"Tuyul? Buat apa lo pelihara tuyul?" Blaze

"Otak ayam, yang gw maksud sepupu kecil gw itu. Kemarin orang tua mereka yang dari luar negeri pulang, terus tadi pagi balik lagi sambil bawa mereka." ujar (Name)

"Loh bukannya biasanya lo tertekan kalau mereka masih tinggal di sini?"

"Biasanya juga mereka bakal rewel kalau lo mau sekolah, terpaksa jadi nolep karena mereka bertiga." Blaze

"Ya memang begitu, tapi tanpa mereka rumah sepi. Cuma ada satu pembantu yang setia nemenin," (Name)

"Mak bapak lo kemana?" Blaze

"Mereka ke luar negeri juga, tapi ga bareng dengan ortunya mereka," (Name)

"Oooh." Blaze

"Biar ga sepi, gw aja yang ramein rumah lo." Blaze

"Enak aja mulut lo ngomong, rumah gw angker." (Name)

"Yang punya juga angker," Blaze

"Mulut lo! Sini gw botakin kepala lo," (Name)

"Ahahaha! Anj bercanda, ga usah baperan!" Blaze

Sementara itu, BoEl yang lainnya hanya menyimak.

Semenjak Halilintar mengundang (Name) ke rumahnya, (Name) jadi lebih akrab. Namun hanya lebih akrab dengan Taufan dan Blaze, tidak dengan yang lain. Tiap (Name) ke rumah mereka, yang nyambut palingan Taufan atau Blaze.

"(Name)! Nanti ke rumah lagi yak, kita main ps!" Taufan tiba tiba menyela

"Ha? Waktu ini kan udah main," (Name)

"Alah main lagi lah, gw ada ps yang baru." Taufan

"Hmm ya deh-" (Name)

"Ahay nanti pulsek langsung ke rumah yak, jangan lupa bawa jajanan." sahut Blaze

"Cuih gw tamunya." (Name)

"Ahahahak bercanda! Blaze kan memang suka bercanda," Blaze

"Hmm ya sudahlah, gw ke kelas dulu ya. Dadah semua," (Name) segera pergi dari kantin menuju kelasnya

Selama perjalanan menuju kelas, ia hanya sekedar bermain handphone. Tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang lewat dengan cepat di sampingnya, namun tak ada apapun.

"Hei? Tunjukkan wujudmu." ucap (Name)

(Name) menoleh ke sekitarnya untuk memastikan. Di sekitar situ memang tak ada siapapun.

Jlep!

(Name) tiba-tiba kehilangan kesadarannya, namun ia tak pingsan. Ia pun linglung dan segera berpegangan di tembok. Warna mata (Name) yang awalnya (e/c) telah berubah menjadi warna lain yang tampak polos. Sepertinya ia kerasukan lagi.

True Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang