Chapter 16

793 83 3
                                    

Matahari sudah berada di ufuk barat dan saatnya murid-murid mengumpulkan kayu bakar untuk tenda dan kelompok masing-masing.

Bagaimana keadaan (Name)? Apa dia masih tidak memiliki kelompok? Iya, dia membangun tenda sendiri untuk ia tinggali sendiri. Beberapa guru juga sempat menyuruh (Name) mencari kelompok. Tapi (Name) menolak halus sampai ia tak menggubris lagi apa kata guru tentang kelompok atau sebagainya.

Di tengah kelompok-kelompok yang sedang sibuk di hutan, (Name) lebih baik berjalan mengendap ke tenda Halilintar. Ia tau jika Halilintar tidak sedang pergi ke dalam hutan. Ia hanya sedang berada di dekat tendanya bersama teman setendanya yang juga tidak sedang pergi ke dalam hutan.

(Name) tersenyum sumringah saat mendapati kekasihnya sedang duduk dan bermain handphone. Ia pun langsung menculik Halilintar. Tanpa suara, tak ada yang sadar jika Halilintar menghilang dari situ.

Halilintar? Ia tidak berontak, teriak, atau apapun. Ia tau jika yang menculiknya dan menariknya menuju tempat sepi adalah (Name).

Mereka tiba di tempat sepi. (Name) tau ia sudah menemukan tempat yang tepat untuk dirinya dan Halilintar menghabiskan waktu dikala mereka masih merahasiakan hubungan mereka.

Halilintar tersenyum tipis memperhatikan (Name) dari atas sampai bawah. (Name) mengenakan celana panjang dengan hoodie yang menutupi kepalanya.

Tanpa aba-aba, (Name) langsung menghambur ke dalam pelukan Halilintar dan memeluknya begitu erat. Sejujurnya gadis ini merindukan si laki-laki. Seharian mereka sibuk merahasiakan hubungan.

"Kangeeeennn tau, ga enak juga main rahasia-rahasiaan begini." ucap (Name) tanpa melepas pelukannya

"Ya ini kan kesepakatan kita, tapi sampai kapan?" Halilintar

"Bingung nih." (Name) mendongak sambil cengengesan

"Jangan gitu dong, nanti aku tambah cinta." Halilintar merasa gemas dengan gadis yang berada di pelukannya.

Kecil. Imut. Meskipun sedikit barbar. Ia tetap menyukai gadisnya.

"Ahh bisa aja." tawa (Name) langsung memecah

"Kok kamu sekecil ini ya?" mereka pun memutuskan untuk duduk bersampingan

"Kamu yang kegedean kali," (Name)

"Ah enggak. Ukuran segini terbilang normal untuk laki-laki." Halilintar

"Emm iya sih." (Name) terus menempel-nempel pada Halilintar

(Name) terlihat manja, tidak seperti biasanya saat masih berteman dengan Halilintar. Lagipula, (Name) juga tak pernah manja pada orang tuanya.

(Author: bucin teroosss
(Name): iri bilang thor)

"Kenapa ya rasanya pengen meluk dan ga pengen lepas-lepas," ucap (Name) yang merasa resah sendiri dengan perasaannya

Maklumlah belum lama jadian soalnya. Jadi masih banyak manis-manisnya.

"Ya udah." Halilintar

"Kamu gak cari kayu bakar?" Halilintar

"Buat apa? Aku cukup pakai jaket dan dipeluk kamu ea." (Name)

Halilintar dibuat geleng-geleng kepala "Buat api unggun,"

"Enggak. Aku cuma sendiri di tenda." (Name)

"Segitu gak ada temannya kamu?" Halilintar menatap kasihan gadis di sampingnya

"Iya." jawab (Name) cengo

"Tapi gapapa, aku udah biasa dan aku kan punya teman setan." (Name)

Halilintar dibuat geleng-geleng kepala pt.2 lalu ia mengacak rambut (Name). Ia biarkan saja rambutnya berantakan.

True Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang